Nana,

Peminatnya banyak ada baiknya di posting saja disini (discan).
 Pertanyaan pertanyaan ini akan menarik kalau dibahas dengan santai.

 Misalnya Apakah benar asal muasal manusia dari hanya Adam dan Hawa? Atau orang 
Yahudi pada saat dan jaman itu menyederhanakan konsep karena pada saat itu 
pengetahuan manusia terbatas.

Kalau melihat menyebarnya manusia purba di berbagai belahan dunia apa betul 
hanya ada satu pasang Adam dan Hawa? Dan hanya ada di tempat orang Yahudi 
bermukim?

Kenapa kebudayaan Mesir dan Asia timur yang  lebih tua  tidak mengatakan Adam 
dan Hawa sebagai asal muasal manusia ciptaan Tuhan yang pertama?.

Kalau mentok diskusinya yah sudah, harus kita terima secara dogmatis, sebab 
kemampuan manusia sangat terbatas.

Terima kasih Nana 

Salam

Yanto Salim
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: ukat.suka...@eniindonesia.co.id
Date: Wed, 10 Mar 2010 08:58:50 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Cc: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah
Pak Nana,

Kalau boleh, saya minta copy nya Pak.

 Terimakasih sebelumnya atas kebaikan Pak Nana.

Salam,
us





"Nana Djumhana" <n.djumh...@petrochina.co.id>
03/10/2010 08:25 AM
Please respond to iagi-net

 
        To:     <iagi-net@iagi.or.id>
        cc: 
        Subject:        Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan 
Hunian Prasejarah


Pak Ukat,

Saya pernah menulis hal ini dan dimuat dalam majalah Panji Masyarakat  No. 

760 halaman 38-41, yang terbit pada awal Juli 1993. Judul tulisan tersebut 

: "Benarkah Adam manusia Pertama (Kajian Asal Manusia berdasar Al-Quran 
dan 
Ilmu Pengetahuan)". Sayang tidak punya digitalnya, tapi kalau hard 
copy-nya 
masih ada.

Wasalam,
Nana

----- Original Message ----- 
From: <ukat.suka...@eniindonesia.co.id>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Cc: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Wednesday, March 10, 2010 7:57 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian 
Prasejarah


> Sebetulnya Mas dari dulu saya cari2 jawabannya, dari Buku2 Islam dan
> Injil, tapi belum dapat, Kapan Nabi Adam mulai hidup?
>
> Sesudah Nabi Adam, lalu kapan Nabi Nuh hidup? Waktu Nabi Nuh ini, Air 
Laut
> naik sangat  tinggi dan menggenangi Kontinen yang sudah lama terjemur.
>
> Sea Level dari Haq, pada umur Kapur, naik paling tinggi, para ahli 
menduga
> ini  pada waktu umur Nabi Nuh. Tapi rasanya manusia muncul lebih muda 
dari
> umur Kapur.
>
> Lalu ada lagi Manusia purba? Kalau dia purba, apakah dia lebih tua dari
> Nabi Adam? atau apakah Nabi Adam pun  termasuk....punten... purba juga?
>
> Salam,
> us
>
>
>
>
>
>
>
> anoms...@gmail.com
> 03/10/2010 07:08 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
>        To:     iagi-net@iagi.or.id
>        cc:
>        Subject:        Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan 

> Hunian Prasejarah
>
>
> Harusnya ada jawabannya pak, dengan menyelaraskan agama dan sains. Ini 
yg
> harus hati2
>
> Sent from Warnet deket rumah
>
> -----Original Message-----
> From: ukat.suka...@eniindonesia.co.id
> Date: Wed, 10 Mar 2010 06:59:22
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Cc: <iagi-net@iagi.or.id>
> Subject: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian
> Prasejarah
> Mana yah yang lebih tua, manusia purba atau Nabi Adam?
>
> Salam,
> us
>
>
>
>
>
>
> Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
> 03/10/2010 04:05 AM
> Please respond to iagi-net
>
>
>        To:     iagi-net@iagi.or.id
>        cc:
>        Subject:        Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan
> Hunian Prasejarah
>
>
> Pak Oki,
>
> Terima kasih infonya; yang di Ayamaru jelas ada dan telah menjadi daerah
> penelitian paleoantropologist Juliette Pasveer yang publikasinya saya
> kutip (jurnal Modern Quaternary Research in SE Asia No. 17). Yang di 
Onin
> seperti yang Pak Oki sebutkan adalah sesuai dugaan saya sebab 
batugamping
> Kais sama-sama terangkat di wilayah itu sehingga wajar sekali menjadi 
gua
> kars yang pernah dihuni manusia purba, apalagi lokasinya di pantai yang
> sering menjadi area pertama migrasi manusia. Dua wilayah lain yang mesti
> dicurigai adalah gamping Kais di Misool (yang membentuk "geantiklin"
> Misool-Onin) dan Lengguru Belt. Info dari Pak Oki akan saya teruskan ke
> teman-teman saya para paleoantropologist.
>
> salam,
> Awang
>
> --- Pada Sel, 9/3/10, oki musakti <geo_musa...@yahoo.com> menulis:
>
>
> Dari: oki musakti <geo_musa...@yahoo.com>
> Judul: Re: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian 
Prasejarah
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Tanggal: Selasa, 9 Maret, 2010, 11:01 PM
>
>
> Pak Awang,
> Waktu saya ikut naik rig di sumur Ubadari 2 (Jaman merumput di Arco 
dulu),
>
> pernah diceletuki oleh John Salo yang jadi ops geo (atau oleh co-man 
ya?)
> diajak untuk jalan-jalan ke pantai.
> Katanya dekat-dekat situ ada gua prehistoric cave yang ada jejak-jejak
> manusia purba.
>
> Kemungkinan lokasi yang yang beliau maksud adal di dataran karst Onin,
> disebelah selatan sumur dan bukannya di Ayamaru.
>
> Sayang, sampai ahir waktu saya di rig, tidak dapat kesempatan untuk 
kabur
> ke gua tersebut.
>
> Salam
> Oki
>
>
>
> --- On Tue, 9/3/10, Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com> wrote:
>
> From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
> Subject: [iagi-net-l] Plato Gamping Ayamaru, Papua dan Hunian Prasejarah
> To: "Eksplorasi BPMIGAS" <eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>, "Geo 
Unpad"
>
> <geo_un...@yahoogroups.com>, "IAGI" <iagi-net@iagi.or.id>, "Forum HAGI"
> <fo...@hagi.or.id>
> Received: Tuesday, 9 March, 2010, 3:41 PM
>
> Bekas-bekas hunian manusia prasejarah (purba) yang punya industri 
perkakas
>
> batu ditemukan di banyak tempat di Jawa, terutama di Pegunungan Sewu,
> Pacitan. Begitu banyaknya artefak berupa perkakas batu pernah ditemukan 
di
>
> sini, sehingga menghasilkan istilah-istilah tertentu seperti kebudayaan
> Pacitanian atau industri Kali Baksoko. Kali Baksoko adalah sebuah kali 
di
> wilayah ini tempat ditemukannya banyak artefak.
>
> Itu di Jawa, tempat paling banyak ditemukannya artefak perkakas batu.
> Kelihatannya saat bermigrasi dulu, para penghuni pertama negeri kita
> memilih Jawa sebagai pangkalan terakhirnya. Pemikiran ini disebabkan
> begitu banyaknya artefak ditemukan di Jawa, juga penemuan fosil-fosil
> tulang hominid atau manusia purba. Meskipun demikian, terdapat bukti 
bahwa
>
> beberapa generasi manusia purba ini kemudian dari Jawa bermigrasi ke 
timur
>
> ke Nusa Tenggara bahkan sampai Australia.
>
> Bagaimana dengan penemuan-penemuan arkeologi di pulau paling timur
> Indonesia : Papua, jarang sekali terdengar berita-berita tentang itu.
> Padahal, bila situs-situs hunian manusia purba banyak terdapat di
> topografi kars berupa gua-gua batugamping, seperti di Gua Pawon,
> Padalarang dan banyak sekali situs-situs arkeologi di gua-gua di
> Pegunungan Sewu, Pacitan; maka Papua dari segi tutupan batuan
> batugampingnya adalah kawasan yang paling luas di Indonesia (lihat
> publikasi Sukamto, 2000 tentang geologi regional Indonesia).
>
> Mengapa jarang terdengar penemuan arkeologi di Papua ? Ada dua 
kemungkinan
>
> : (1) manusia purba memang sedikit sekali bermigrasi ke Papua dan (2)
> penelitian arkeologi jarang sekali dilakukan di Papua. Saya yakin alasan
> nomor dualah yang paling mungkin sebagai penyebabnya. Mengapa ? Di Papua
> Nugini (Papua New Guinea, PNG)) dilaporkan penemuan beberapa situs 
hunian
> manusia purba, terutama di kawasan pantai utaranya. Ini artinya bahwa
> Papua (Indonesia) mestinya pernah dilewati manusia purba ini dalam
> migrasinya dan bisa saja sebagian dari mereka pernah menetap di gua-gua
> Papua yang banyak terdapat.
>
> Penelitian-peneltian arkeologi untuk Papua, baik dilakukan oleh 
ahli-ahli
> nasional maupun dari mancanegara terbilang sangat sedikit bila
> dibandingkan penelitian-penelitian sejenis di area Indonesia Barat dan
> terutama Jawa. Misalnya, buku bagus, terbaru dan komprehensif tentang
> prasejarah Indonesia yang ditulis oleh ahli arkeologi terkenal Peter
> Bellwood (2000) ?diterjemahkan oleh PT Gramedia, hanya sedikit membahas
> prasejarah Papua; memang Belwood mengkhsuskan dirinya meneliti arkeologi
> Asia Tenggara dan terutama wilayah Indo-Malaya.
>
> Sebenarnya, aspek prasejarah Papua bisa sangat menarik sebab beberapa
> situs arkeologi telah ditemukan sampai ketinggian 4000 meter, yaitu di
> gua-gua gamping yang terdapat di Pegunungan Tengah Papua (Central Ranges
> of Papua) seperti dilaporkan oleh Hope dan Hope (1976 ? Man on Mt. Jaya,
> AA Balkema-Rotterdam). Tahun 1971-1973, Ekspedisi Australia-Indonesia
> untuk Gletsyer Carstenz di ketinggian 4000 meter pada tempat bernama
> Mapala Rockshelter menemukan tulang-tulang, artefak batu, abu dan
> cangkang-cangkang kerang. Saat ditera, artefak tersebut menghasilkan 
umur
> 5440 tahun yang lalu (tyl). Hope dan Hope (1976) berdasarkan analisis
> palinologi di Ijomba Bog, masih di kawasan Pegunungan Tengah,  juga
> menyimpulkan bahwa pada 10.500 tyl, ada manusia purba di kawasan ini 
yang
> membuka hutan dengan membakarnya. Pembukaan hutan yang lebih tua dengan
> cara membakarnya juga ditemukan di Lembah Baliem yang sisa-sisanya
> menunjukkan umur 32.000 tyl (Haberle et al.,
> 1991 ? Biomass burning in Indonesia and PNG ?fossil record, jurnal
> Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology 171).
>
> Situs arkeologi tertua di pulau Papua (termasuk PNG) masih dipegang oleh
> sebuah gua di pantai utara PNG di Semenanjung Huon dengan 
artefak-artefak
> yang ditemukannya berumur 40.000 tyl (Groube et al. 1986 -40,000 year
> human occupation site-PNG, Nature 324).
>
> Sekarang kita lihat kawasan Papua paling barat yang sering disebut 
sebagai
>
> Kepala Burung. Penelitian terbaru dari ahli arkeologi Juliette Pasveer
> (2004 ?The Djief hunters : 26,000 years of rainforest exploitation on 
the
> Bird's Head of Papua, Modern Quaternary Research in SE Asia 17) 
menemukan
> hunian manusia purba berumur Plistosen-awal Holosen di kawasan kars
> batugamping Kais di Ayamaru.
>
> Kawasan topografi kars Ayamaru terbentuk sejak Pliosen setelah Sesar
> Sorong secara aktif mulai memengaruhi Cekungan Salawati pada 
Mio-Pliosen.
> Sesar besar ini telah menjungkirbalikkan Cekungan Salawati sedemikian 
rupa
>
> sehingga deposenter cekungan ini pindah dari sebelumnya di sebelah 
selatan
>
> menjadi di sebelah utara sampai barat (Satyana, 2001, Dynamic Response 
of
> the Salawati Basin, Eastern Indonesia to the Sorong Fault Tectonism :
> Example of Inter-Plate Deformation : Proceedings PIT IAGI ke- 30, p.
> 288-291). Akibat pembalikan ini, maka secara isostatik bagian selatan
> (Misool) dan bagian timur (Ayamaru) cekungan terangkat, menyingkapkan
> batugamping Kais. Lalu kemudian, singkapan batugamping Kais di Misool 
dan
> Ayamaru mengalami pelapukan dan erosi menghasilkan kawasan topografi 
kars
> seperti terlihat sekarang. Pada Plistosen Atas manusia purba mulai
> bermigrasi ke Papua melalui dua jalan, dari sebelah barat (Halmahera)
> (Belwood et al., 1998) atau dari
> sebelah selatan (Australia dan Aru) (Pasveer, 2007).
>
> Plato Ayamaru, yang membentuk topografi kars (foto udaranya bisa dicek 
di
> google), terletak di bagian tengah Kepala Burung. Plato ini terangkat
> sampai saat ini ketinggiannya sekitar 350 meter di atas muka laut. Di
> dalam Plato Ayamaru terdapat tiga buah danau dangkal yang saling
> berhubungan. Satu danau terbentuk pada mid-Holosen, dua yang lain lebih
> tua lagi. Saat ini, penyebaran penduduk Ayamaru terkonsentrasi di 
sekitar
> ketiga danau ini.
>
> Situs arkeologi di Plato Ayamaru ditemukan di dua gua yang berkembang 
tak
> jauh dari ketiga danau itu. Kedua gua itu adalah Gua Kria dan Gua Toe 
yang
>
> terpisah sejauh 12 km.
>
> Gua Kria mempunyai sedimen setebal dua meter dengan stratigrafi yang tak
> terganggu deformasi. Pasveer (2004) membagi sedimen ini menjadi lima
> satuan hunian (occupation unit). Setiap satuan sedimen mengandung
> artefak-artefak berupa perkakas terbuat dari tulang dan batu, sisa-sisa
> hewan (terutama walabi hutan, di samping cangkang-cangkang moluska).
> Lapisan-lapisan itu dibedakan berdasarkan kuantitas artefak yang
> ditemukan. Umur lapisan-lapisan dari terbawah sampai teratas adalah
> sekitar 8000-1840 tyl. Di lapisan teratas sedikit ditemukan artefak dan
> sisa hewan, tetapi ditemukan bekas-bekas manusia yang dikubur. Tidak ada
> tanda-tanda bahwa penduduk Ayamaru masih menggunakan gua tersebut 
sebagai
> kuburan.
>
> Gua Toe berisi sedimen setebal 140 cm yang oleh Pasveer (2004) dibagi
> menjadi dua satuan. Stratigrafi sedimen agak kompleks karena lantai gua
> miring dan terdapat bekas nendatan (slump) atau runtuhan. Satuan sedimen
> bawah berumur  paling tua 26.000 tyl (Plistosen) mengandung perkakas 
batu
> dan sisa hewan yang lebih memfosil dibandingkan satuan sedimen atas.
> Satuan sedimen atas yang umur paling mudanya sampai 3000 tyl mengangdung
> lebih banyak perkakas batu dan sisa-sisa hewan. Berdasarkan studi
> paleontologi dan zoologi, hewan Plistosen penghuni Gua Toe mestinya
> sejenis hewan yang saat ini hidup di ketinggian 1000 meter. Lalu mengapa
> mereka ditemukan di ketinggian yang jauh lebih rendah seperti Ayamaru (+
> 350 meter) ?
>
> Unit berumur Plistosen di Gua Toe ternyata menceritakan beberapa kisah
> menarik tentang perubahan iklim setelah the Last Glacial Maximum. 
Periode
> Last Glacial Maximum ini terjadi sekitar 26.000 tyl. Selama periode ini
> temperatur menurun drastis. Hewan-hewan yang biasa hidup di ketinggian
> +1000 m melakukan penyesuaian dengan cara menuruni lereng mencari tempat
> yang relatif lebih hangat, maka mereka turun sampai wilayah Ayamaru 
(+350
> m). Zone-zone vegetasi yang biasa ditemukan di kawasan lereng-puncak pun
> turun sampai kaki pegunungan. Temperatur menghangat kembali sekitar
> 12.000-10.000 tyl dan telah menyerupai kondisi sekarang.
>
> Demikian sedikit kisah prasejarah manusia purba di Papua dan Kepala 
Burung
>
> yang jumlah penelitiannya masih sangat langka. Ditunjukkan pula 
bagaimana
> geologi dan paleoklimatologi dapat membantu analisis kawasan hunian
> manusia prasejarah bersama spesies-spesies fauna dan flora yang sezaman.
>
> Hanya dua gua di Plato Ayamaru yang baru diselidiki prasejarahnya, 
padahal
>
> begitu banyak gua yang terbentuk di plato kars gamping ini. Kita pun 
sama
> sekali belum melihat kars topografi batugamping Kais di Pulau Misool dan
> Semenanjung Onin yang pada Mio-Pliosen kedua wilayah ini sama-sama
> terangkat sebagai kompensasi isostatik saat bagian utara Cekungan 
Salawati
>
> makin tenggelam.
>
> Masih banyak sekali yang tersembunyi yang belum diketahui orang tentang
> Papua. Papua adalah paradise untuk penelitian, seperti kata Edward O.
> Wilson, ahli biologi terkenal,
>
> "Papua has lasted into the twenty-first century as largely a blank space
> on the map, and we will do well to treasure it for that."
>
> Papua : sebuah tantangan !
>
> Salam,
> Awang
>
>
>      Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi
> Anda? Buat Pingbox terbaru Anda sekarang! 
> http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
>
>
>
>
>
>      Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan 
untuk
>
> Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka
> browser. Dapatkan IE8 di sini!
> http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
>
>
>
>
> 


--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan diri....!!!!!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 
2010
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event 
shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to 
direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with 
the use of any information posted on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------




Kirim email ke