Yg lebih tragis lagi, jika terjadi pelaporkan dan penyerahan data seismic seolah-olah dua potong (padahal sepotong) tetapi yg diklaim utk cost recovery dua potong. Krn tidakterbukaan info data tersebut jg maka pada waktu tak tlalu jauh diakuisisi lg ditempat yg sama sepotong seisimik yg sbenarnya sudah ada dan pada suatu saat nanti bisa jd diklaimkan jg utk cost recovery. Saran sy sj utk smua stakeholder agar lebih teliti lagi membaca laporan akuisisi dan processing data.
Salam, a-b (3323) thx&rgd, a-b -----Original Message----- From: "Sigit" <si...@epintl.com> Date: Tue, 18 Oct 2011 09:30:44 To: <iagi-net@iagi.or.id>; IAGI<iagi-net@iagi.or.id>; Forum HAGI<fo...@hagi.or.id>; <migas_indone...@yahoogroups.com>; <geologi...@googlegroups.com> Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id> Subject: RE: [iagi-net-l] Penyerahan data ke Pusdatin Rovicky, Saya tergelitik dengan tulisan anda berikut: "Yang lebih lutju lagi sering juga dijumpai diantara pekerja nasional yang mempertahankan (berargumentasi) bahwa pengunduran penyerahan ini memiliki arti bisnis" Ini menurut saya masalah nasionalisme yang perlu digalakkan lagi diantara pekerja nasional. Kapan lagi kita mau melindungi kekayaan/interest bangsa. Dari jaman dulu kita pekerja nasional disuruh2 "ngakali" cost recovery, tapi begitu masalah data disembunyi-sembunyiin. Vietnam (dalam tanda kutip) perlu kita contoh masalah spirit orang lokal yang saling share data/informasi demi memperkaya pengetahuan, demi kemajuan perusahaan minyak yang lain, demi mempertinggi chance of success. Di Vietnam tidak ada yang namanya tight hole, malam ini sumur di DST, besok pagi hampir seluruh Vietnam sudah tahu hasilnya dan dari reservoir mana. Apakah hal ini munyurutkan investor untuk masuk Vietnam, ternyata tidak...apakah operator ada yang complain? ternyata tidak kedengeran. Hal ini juga dibiarkan terjadi oleh regulator, Petro-Vietnam dalam hal ini. Karena memang impact-nya positive untuk bangsa. Just a little thought. Sigit ________________________________ From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Tue 10/18/2011 9:04 AM To: IAGI; Forum HAGI; migas_indone...@yahoogroups.com; geologi...@googlegroups.com Subject: [iagi-net-l] Penyerahan data ke Pusdatin Selama ini kita sering mengeluh dengan ketiadaan dan susahnya akses data di PND sebagai perusahaan yang mengeola data migas. Namun setelah beberapa kali saya ke PND (Patra Nusa Data) dan menanyakan (mencari) data-data sumur, seismic, report serta hasil kajian lain yang telah dilakukan oleh operator (perusahaan) yg jelas sudah dibiayai oleh negara (Cost Recovery), maupun yang menjadi hak negara karena aturan kontrak PSC, ternyata masih banyak yang belum diserahkan ke negara. Ini sangat ironis sekali, perusahaan ingin mendapatkan data dan informasi dengan mudah dan murah untuk sebuah data yang sudah terbuka sesuai aturan 4 6 8 tahun, namun perusahaan-perusahaan itu sendiri juga yang sering "bermain" dengan keengganan menyerahkan data yang merupakan hak negara yang dapat dipakai untuk usaha eksplorasi yang berkelanjutan. Yang lebih lutju lagi sering juga dijumpai diantara pekerja nasional yang mempertahankan (berargumentasi) bahwa pengunduran penyerahan ini memiliki arti bisnis. Yang tentusaja ini sangat merugikan negaranya, yang pada akhirnya ya dirinya sendiri. Modus menyembunyikan kunci. Beberapa perusahaan juga mencoba dengan "mengakali" dalam soal penyerahan data ini. Ada satu volume 3D seismic yang dipotong sehingga seolah-olah perusahaan itu sudah menyerahkan data memenuhi kewajibannya. Namun sebenarnya masih ada data yang disembunyikan. Dan justru di daerah itulah kunci informasi untuk menunjang kegiatan eksplorasi daerah sebelahnya yg dikelola perusahaan lain. Beberapa laporan penelitian (riset/studi) yang dilakukan tidak berhubungan langsung dengan data dasar sumur ataupun seismic, seringkali merupakan laporan yang tidak (belum) diserahkan. Misalnya laporan biostratigrafi yang menggunakan beberapa sumur sebagai acuannya, sehingga seolah-olah tidak berasosiasi dengan data sumur dan penyerahannya tersembunyi karena tidak berhubungan dengan data dasar (sumur-seismic). Post processing seismic (inversi, AVO dsb) yang tentusaja sudah dibiayai oleh negara (Cost recovery) juga banyak yang tidak (belum) diserahkan ke negara. Informasi keberadaan riset baru, studi-studi lanjutan, penelitian khusus (stratigrafi, sedimentologi dan tectonic regional), dan juga adanya kegiatan post processing seismic ini tentunya yang mengetahui adalah BPMIGAS, karena secara operasional dibawah pengawasannya. Hanya saja penyerahan ini merupakan tugas bersama dengan PUSDATIN, atau menjadi point utama tugas PUSDATIN. Sayangnya PUSDATIN tidak secara langsung membawahi kontraktor (KPS). Apa kerugian negaranya ? Ya tentusaja menjadikan riset serta usaha eksplorasi terhambat. Bahkan banyak yang menggunakan problem data ini sebagai "alasan" untuk mengundurkan proyek yang sudah disepakati. Enforcement Setelah beberapa kali kita mengungkap ketiadaan atau kesulitan akses data sebagai penghambat dijalankannya komitmen pasti serta proyek-proyek (riset) eksplorasi, mestinya sekarang kita memulai dengan "enforcement" mengumpulkan data-data yang memang sudah seharusnya ada di PUSDATIN. Perlu diinventaris ulang dimanakah data-data yang seharusnya milik negara dan boleh diakses dengan ketentuan 4-6-8 tahun itu. Tentunya ini akan berguna supaya tidak ada usaha akuisisi data yang berulang akibat ketidak tahuan keberadaan sebuah survey akuisisi data. Bagaimana dengan data selain migas (Nonmigas) Saya tidak tahu apakah untuk nonmigas juga ada kewajiban perusahaan tambang untuk menyarahkan data-data survey, riset serta penelitiannya ke negara ? Bagaimana aturannya ? Nah siapakah (lembaga) yang mampu melakukan "enforcement" ke perusahaan-perusahaan ini untuk menyerahkan hak negara ? Salam Rovicky Dwi Putrohari "Don't ask fairness to your competitor, the don't !" (adopted from Green Lantern movie) -- This message has been scanned for viruses and dangerous content by MailScanner <http://www.mailscanner.info/> , and is believed to be clean. -- This message has been scanned for viruses and dangerous content by MailScanner, and is believed to be clean.