Pak Sudjatmiko dan Pak Danny:
Dalam ilmu budaya itu dibedakan antara pengertian Peradaban (Civilization) dan Budaya (Culture). Pengertian budaya/culture, seperti Budaya Pacitan, diartikan sebagai komunitas yang masih primitif, tetapi sudah melakukan cocok tanam selain berburu, dan para anggotanya belum terorganisir dalam bidang keahlian (petani, pedagang, pengrajin dsb), dan juga belum ada agama yang terorganisir. Keberadaan budaya ini ditafsirkan dari artefact-2 yang ditinggalkan, berupa alat pertanian/perburuan. Peradaban/civilization, seperti Peradaban Maya, merupakan komunitas yang lebih maju lagi dengan adanya sistim pemerintahan dengan hierarchy-nya, dan masyarakatnya yang terorganisier dalam perbagai keahlian, termasuk tentara, dan juga sudah ada agama atau pemujaan yang terorganisir, biasanya dalam bentuk kuil atau temple. Peradaban dapat dikenali bukan saja dari artefact saja tetapi juga dari adanya bangunan, candi (antara lain 'piramida', tatakota, istana jalan rumah penduduk dsb. Dengan diketemukan adanya aftefact, walaupun dari logam, belum tentu disitu ada Peradaban, walaupun dalam iklim tropis mungkin bangunan-bagunannya bisa saja terbentuk dari kayu. Dari tulisan Pak Danny, kelihatannya Neo-catastrophism ini sudah ditarik ke arah yang extreme, di mana setiap "unconformity" dianggap "catastrophy". Memang tidak semua catastrophy bersifat global, banyak juga yang bersifat lokal. Contoh the Spokane Megaflood di barat laut Amerika Serikat.

Karena saresehan ini berjudul:
MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL yang jadi topik adalah Peradaban, bukan sekedar budaya/culture, dan tentu dalam hubungan dengan bencana purba.

Tentu ini sudah masuk ranah arkeologi/sejarah, di mana saya kurang paham.
Seingat saya tidak ada peradaban kuno yang menghilang karena disebabkan suatu bencana: Kebudayaan Mesir, Kebudayaan Yunani Lama, Kebudayaan Romawi, Kebudayaan Aztec, Kebudayaan Inca, hampir semua menghilang atau ditinggalkan karena kalah perang atau ditaklukan oleh pihak lain. Kecuali mungkin Peradaban Maya dan Angkor Wat, yang mungkin menghilang disebabkan kekeringan yang luar biasa, atau perubahan iklim yang luar biasa yang bisa juga disebut bencana. Dilain pihak ada kota2 yang musnah dilanda bencana letusan gunung api seperti Pompeii (tidak memusnahkan peradaban Roma), dan katanya ada 2 kerajaan di Sumbawa yang hilang/musnah waktu Tambora meletus di tahun 1815.
Juga tentu juga kerajaan2 di Jawa banyak contoh.
Tapi ini nyaris dapat disebut hilangnya suatu peradaban, karena suatu kerajaan dapat saja musnah tetapi peradabannya dapat dilanjutkan oleh kerajaan lainnya. Tentu satu-satunya peradaban yang musnah karena tenggelam adalah Atlantis yang legendaris itu, dan inipun masih belum terbukti. Musnah dan berakhirnya suatu peradaban oleh bencana belum terrekam dalam sejarah dunia, juga suatu tsunami atau gempa yang telah menghapus kerajaan bahkan peradaban di muka bumi. Mungkin Pak Danny dan kawan2 akan menemukan ini di Indonesia. Silahkan, selamat meneliti!

Wassalam
RPK

----- Original Message ----- From: "Sujatmiko" <m...@cbn.net.id>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Cc: "Sadono Irana" <sadonoin...@hotmail.com>; "GUNARDI" <sf.guna...@ymail.com>; "Feni Kertikasyari" <kertikasy...@yahoo.com>; "Iman Santoso" <titansp...@ymail.com>; "mira buana" <sparkly_...@yahoo.com>
Sent: Sunday, February 05, 2012 11:25 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY


Yth. Pak Danny, Pak Koesoemadinata, dan rekan-rekan IAGI yang budiman,



Pencerahan dari Pak Danny dan Pak Koesoemadinata hari ini sangat luar biasa,
mengingatkan mang Okim akan masa-masa duduk di bangku kuliah sekitar 50
tahunan yang lalu . Mang Okim jadinya sangat bersyukur karena melontarkan
masalah Piramida Sadahurip ke ranah publik sehingga walaupun telah membikin
beberapa pihak terganggu tetapi akhirnya kita bisa mengerti tentang
persoalan yang sebenarnya. Sepengetahuan mang Okim, sejak awal,  pak Danny
memang tidak pernah menyatakan tentang adanya piramida di perut G. Sadahurip
ataupun di G. Lalakon, bahkan meragukannya. Yang menyatakan hal itu adalah
Tim Turangga Seta  dan Tim Bencana Katastropik Purba.



Sangat menarik Prinsip Neo-Catastrophism yang diuraikan oleh Pak
Koesoemadinata, yang dihubungkan dengan kegiatan eksplorasi yang sedang
gencar dilakukan oleh Pak Danny dan Pak Andang / Tim BKP. Yang menjadi
pertanyaan adalah mengapa yang diburu bangunan piramida budaya, sementara
menurut para ahli arkeologi, budaya piramida beneran, bukan punden berundak, tidak pernah tercatat di nusantara. Mang Okim sangat gembira atas pernyataan
Mang Stephen Oppenheimer bahwa di zaman prasejarah, Indonesia adalah pusat
peradaban dalam teknologi  pertanian, sehingga yang harus dicari adalah
peralatan-peralatan sederhana untuk pertanian, karena ini gampang ditemukan
dimana-mana .



Indonesia memang pusat peradaban



Nah, sehubungan dengan Indonesia sebagai pusat peradaban, keyakinan mang
Okim bukan  dalam  hal teknologi pembuatan piramida, melainkan dalam
industri peralatan batu khususnya  oleh  manusia paleolitik/ homo erectus.
Hal ini dibuktikan oleh von Konigswald yang dalam tempo singkat di tahun
1935, berhasil mengumpulkan lebih dari 3.000 peralatan batu paleolitik dari
lembah S.Baksoka di Pacitan ( dari zaman Pleistosen, Heekeren, 1957 ).
Berkat temuan tersebut, Pacitan Culture dengan peralatan batunya kemudian
muncul hampir di setiap buku Arkeologi di seluruh jagad.



Terobsesi oleh temuan von Konigwald,  alhamdulilah beberapa ribu peralatan
batu paleolitik dari daerah Ponorogo Jatim  berhasil dikumpulkan dan
diamankan, demikian juga beberapa ribu lainnya dari daerah Purbalingga
Jateng ( dalam buku Misteri Batu Klawing suntingan Dr. Tjipto dan mang Okim ). Di awal tahun 2012 ini, pusat industri peralatan batu prasejarah kembali
ditemukan di Jawa Barat, tipologinya tidak jauh berbeda dengan yang
ditemukan di Jatim dan Jateng ( publikasinya menyusul dalam waktu dekat ).
Mempertimbangkan teknik pembuatan dan jumlahnya yang begitu spektakuler,
mang Okim yakin bahwa pada saat itu Indonesia benar-benar merajai teknologi
industri peralatan batu di dunia.



Itulah rekan-rekan sekedar sharing dari mang Okim dengan harapan semoga
penyebab musnahnya peradaban para pembuat peralatan batu tersebut dapat juga dijadikan fokus penelitian bencana katastropik purba. Sejauh pengamatan mang
Okim, mereka adalah korban beneran dari bencana katastropik gunung api
purba. Karena banyaknya, peralatan batu ciptaan mereka seolah sesuatu yang
renewable karena selalu ditemukan di lembah-lembah sungai seusai hujan lebat atau banjir. Insyaallah kalau mau, Indonesia dapat memiliki museum peralatan
batu prasejarah / artefak terhebat dan terlengkap di dunia - - - sebagai
saksi bahwa di masa prasejarah / paleolitik, Indonesia merupakan negara
adidaya dalam hal teknologi industri peralatan batu.



Salam cinta geologi dan arkeologi,



Mang Okim



LAMPIRAN





P1110357-40.jpg

Gambar 1 : Salahb satu dari ribuan peralatan batu paleolitik

dari Ponorogo (kiri) dan Purbalingga (kanan).Penggaris 10 cm.



P1110353-40.jpg

Gambar 2 : Salah satu dari ribuan peralatan batu paleolitik

dari Purbalingga (kiri) dan Ponorogo (kanan).Penggaris 10 cm





-----Original Message-----
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: 05 Februari 2012 13:55
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY



Dari penjelasan Pak Danny, terkuak adanya pemunculan teori atau lebih yang
prinsip yang mendasar (fundamental prinsiple) baru yaitu kembalinya
Catastrophism Principle (atau dalam bahasa Indonesia disebut teori
Malapetaka) dalam ilmu geologi, dan sekarang diaplikasikan ke bidang
Archeologi, runtuhnya atau hilangnya suatu peradaban adalah disebabkan
karena adanya bencana, bencana lokal maupun bencana global.



Sebagaimana diketahui ilmu geologi modern dinyatakan setelah munculnya
Prinsip Uniformitarianism dari James Hutton yang melawan prinsip Malapetaka,
yang terutama meng-"invoke" adanya suatu  bencana global) untuk
perubahan-perubahan yang terjadi di muka bumi, khususnya kepunahan massal
yang pada waktu itu diketahui dari penelitian fossil, adanya urut-urutan
lapisan yang masing-masing mengandung susunan (assemblage) fossil tertentu
dibandingkan dengan urutan lapisan yang di atas maupun di bawahnya, yang
oleh Cuvier disebabkan terjadi malapetaka global setiap kalinya (kalau tidak
salah dinyatakan ada 13 kali bencana global). Prinsip ini secara telak
dikalahkan dengan prinsip uniformitarianism, di mana proses2 di bumi
berjalan seragam, kepunahan massal masih dapat diterangkan dengan evolusi
yang dipercepat (tentu sangat diperkuat dengan ajaran Darwin). Juga
gejala-gejala besar seperti Grand Canyon, Pegunungan Himalaya, dsb tidak
perlu dijelaskan dengan suatu event yang katastropik, cukup dengan proses-2 yang berlangsung sekarang yang sangat perlahan-perlahan tetapi berilah waktu
jutaan, bahkan ratusan juta tahun maka gejala geologi yang maha besar itu
akan terwujud. Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam
ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak.



Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak
bumi, tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan
unconformities, bahkan dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb.
Namun prinsip katastrophism mulai muncul kembali dengan hasil temuan Alvarez
ayah-anak (Alvarez Sr adalah nuclear physicist, Alvarez Jr. Geologist) di
tahun 80-an, yang menemukan adanya peningkatan kadar isotop Irridium yang
luar biasa pada batas Kapur-Tersier yang kemudian disebutnya KT-boundary
pada Gubio Shale di Itali. Gejala ini dijelaskan dengan adanya benturan
meteor di selatan Teluk Mexico, dan menjadi sangat populer untuk menjelaskan punahnya dinosaurus. Bukti-bukti untuk ini banyak ditemukan dalam bentuknya
jelaga, shocked quartz dan banyak lagi. Selain itu para ahli mulai mencari
kawah2 meteor lainnya yang banyak diketemukan. Punahnya fauna Paleozoic di
jelaskan pula dengan benturan asteroid, sehingga terjadi bencana jenis ini
harus diakui sebagai proses geologi yang lumrah.



Nah mulai lah kembali prinsip malapetaka ini atau disebut Neo-Catastrophism.
Selain benturan asteroid sekrang juga keberadaan supervolcanic eruption
mulai disadari yang dapat merubah iklim dunia dengan nuclear winternya" dan
kepunahan kehidupan massal, dan mulai dikenalnya konsep supervolcano yang
tidak berbentuk kerucut, seperti Toba Supervolcano, Yellowstone
Supervolcano. Juga keberadaan flood-basalt seperti Deccan Trap, Siberian
Trap, Columbia Plateau, sekarang ini ditafsirkan sebagai suatu letupan yang
dahsyat yang mengeluarkan abu dan gas-gas CO2 dan belerang dan menjadi
malapetaka untuk seluruh dunia.



Saluran televisi seperti National Geographic, Discover Channel, BBC
Knowledge, History sangat rajin enayangkan masalah malapetaka global ini.
Silahkan simak di Indovision atau Cable Vision. Namun 'mainstream" geology
kelihatannya belum terlalu terpengaruhi dengan fakta-fakta ini dan masih
mempertahankan Uniformitarianism. Paling tidak merevisinya dengan apa yang
disebut "Punctuated Uniformitarianism" (proses-proses geologi  berjalan
seperti biasa, tetapi diwarnai dengan terjadinya katastrofi pada waktu-waktu
tertentu). Apakah prinsip ini sekarang sudah diajarkan pada matakuliah
Geologi Dasar Gl 101 atau Geologi Sejarah, saya tidak tahu. Sebagaimana
dijelaskan di atas Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam
ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak.
Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak
bumi tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan
unconformities, bahkan dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb.



Saya baru sadar dari penjelasan Pak Danny Hilman, bahwa Prinsip
Neo-Catastrophism ini sekarang juga kelihatannya diterapkan dibidang
arkeologi, bahwa suatu peradaban itu berakhir oleh karena suatu bencana,
meskipun bencana yang bersifat lokal, seperti Peradaban Maya dengan
piramide-nya berakhir karena bencana perubahan iklim yang dahsyat, atau
peradaban Borobudur dengan letusan Merapi. Makanya research-nya Pak Andang
dan Pak Danny ini giat mencari bukti-bukti adanya peristiwa bencana purba,
seperti tsunami, gempa bumi, ledakan gunung api dan mencoba menghubungkan
dengan peradaban dalam bentuk piramide atau bangunan megalithik. Maka tidak
aneh kalau "bergabung" dengan team Katastrophic Purba dan keterkaitannya
dengan "piramid"



Mudah-mudahan hal pencerahan ini adalah sesuai dengan yang dimaksud Pak
Danny dan Pak Andang.



RPK





----- Original Message -----
From: "Danny Hilman Natawidjaja" <danny.hil...@gmail.com>

To: <iagi-net@iagi.or.id>

Sent: Saturday, February 04, 2012 9:33 PM

Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY





Mang Okim dan Rekan-rekan IAGI yang baik,



Perkenankan saya menguraikan ini dari sudut yang berbeda.



Kebetulan saya berkesempatan berdiskusi panjang lebar sampai 1 jam lebih
dengan Mang Stephen Oppenheimer itu waktu  tgl 2 Februari kemarin.  Saya
juga hadir ketika rombongan Pak Gumilar dan Mang Oppenheimer  bertemu dan
berbincang-bincang dengan Presiden SBY.



Oppenheimer adalah seorang dokter spesialisasi di bidang genetika. Obyek
utama dari riset beliau adalah DNA manusia dari berbagai pelosok >
Indonesia, Asia, Afrika, dll. Saya sangat kagum dengan kemampuan dari riset
DNA ini, meskipun terusterang belum mengerti sepenuhnya.  Yang jelas, dari
DNA manusia yang hidup di satu wilayah kita bisa merekonstruksi evolusi
perkembangan DNA tersebut sampai sampai puluhan ribu tahun ke belakang
dengan ketelitian yang mengagumkan (meskipun tentu saja tidak seakurat
radiometric dating untuk time histories-nya).  Nah berdasarkan riset DNA,
manusia Indonesia yang hidup sekarang dapat diketahui bahwa nenek moyang
nya sudah di Nusantara sejak 60.000 tahun lalu. Ini sangat menarik, karena
kemungkinannya adalah permulaan masa re-populasi manusia setelah Letusan
Katastropik Toba!



Dari meneliti DNA ini pula Openheimer dapat memetakan pergerakan populasi
manusia purba. Yang membuat saya "excited" adalah hasil pemetaan DNA yang
menunjukan adanya penyebaran populasi tiba-tiba dari manusia (human
dispersions) sebagai respon terhadap bencana banjir besar (kenaikan airlaut
yang sangat cepat atau tiba-tiba) sebanyak tiga kali yaitu dalam perioda
15.000 sampai dengan 8.000 tahun lalu (seperti yang pernah saya uraikan di
email ke Pak Koesoema).  Alhamdulillah, saya juga dapat Info baru dari
Oppenheimer bahwa diduga kuat terjadi banjir katastropik purba sekitar 8000
tahun lalu (6000 SM) ditandai oleh "human dispersal" tsb .  Jadi banjir
katastropik ini tidak hanya terjadi pada sekitar 14.800 tahun lalu dan
12.000-an tahun lalu saja seperti yang saya pahami sebelumnya.



Ngomong-ngomong soal penggenangan daratan Sunda sejak 20.000 s/d 8000 tahun
lalu itu, Openheimer bilang bahwa dia terpaksa ngomong bak geologist untuk
bukunya tsb, dan dengan rendah hati minta maaf kalau salah-salah katanya
(sambil tersenyum). Kemudian kita ngobrol tentang betapa indah permainya
"lembah" Laut Jawa pada waktu masa sebelum tergenang laut, yaitu sebuah
dataran padang rumput yang sangat luas dialiri oleh sungai yang sangat
besar yang berhulu ke Pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan sekarang, juga
dikelilingi oleh hutan tropis, dan gunung-gunung api... benar-benar Eden in
the East.



Ingat juga bahwa pada jaman dingin diantara 20.000 s/d 10.000 tahun lalu
iklim masih ekstrim - dan wilayah yang paling tidak ekstrim adaah di dekat
khatulistiwa (Saya dengarbaru-baru ini ada larangan ke beberapa Negara di
Eropa karena iklim di sana sangat ekstrim - banyak orang meninggal...). Saya bercanda bahwa:"kalau saya adalah bangsa yang paling adikuasa di Dunia waktu itu maka sudah dipastikan wilayah Indonesia khususnya lembah Laut Jawa yang
akan saya diami (kalau perlu saya taklukan dulu penduduk aslinya)" -
Oppenheimer tertawa, lalu bilang: "Benar, tentu saja; Saya yakin bahwa
manusia  Nusantara Purba mendiami wilayah dataran rendah tersebut sebelum
digenangi air".



Lalu teman di sebelah langsung nyeletuk iseng: " Jadi Pak Oppenheimer
percaya bahwa Atlantis itu di Indonesia".  Ini jawaban Oppenheimer: "Hmm,
saya selalu berusaha  menghindari nama itu (bukannya tidak percaya) karena
setiap saya bilang Atlantis orang-orang langsung memalingkan muka". Katanya
sambil mesem-mesem. Kemudian teman di sebelah saya nyeletuk lagi:" Sudah
dengar tentang Piramid Sadahurip? Apakah Pak Oppenheimer percaya Piramid itu ada"? (dalam hati saya: "waduhh konyol juga nih teman...kaya pertanyaan
wartawan aja J). Jawaban Oppenheimer, seperti yang saya duga: "Hmm, yeahh,
that's interesting, but forgive me that I always be skeptical to hear such
things until I know the facts".  Teman itu terlihat agak kecewa, tapi saya
bisikan :" Jawaban dia justru bagus, artinya dia peneliti beneran; kalau dia
bilang percaya saya malah akan kecewa".



Kemudian saya cerita bahwa kami  menemukan hard facts yang menakjubkan di
Gunung Padang - yang dikenal sebagai Situs Megalitikum. Saya cerita sedikit
dan Oppenheimer kelihatannya sangat tertarik, dia bilang ingin sekali
berdiskusi tentang masalah "scientific findings" detil di Gunung Padang. Dia
bilang kalau punya waktu ingin berkunjung ke sana.  Oppenheimer sebetulnya
berencana datang pada acara  tgl 7 Februari, tapi minta maaf tidak bisa
karena harus segera ke Bali untuk persiapan acara Seminar Kebudayaan di
Sanur yang diadakan oleh UI.



Kemudian Oppenheimer bilang bahwa tentu saja akan sangat mengagumkan
apabila kita dapat menemukan artefak berupa sebuah  Monumen/bangunan purba
yang megah, meskipun demikian dia tidak riset kearah sana karena terlalu
susah katanya (dalam hati saya:"tentu saja, ente kan dokter... ).  "Yang
saya cari adalah domestikasi/peralatan-peralatan sederhana untuk pertanian
dan peternakan karena ini gampang ditemukan dimana-mana.  Untuk bikin
monumen yang megah-megah  pasti butuh makan kan" Kata Oppenheimer sambil
senyum. Nah, hasil penelitian Oppenheimer ini dahsyat, diantaranya adalah
sbb:



1.Bahwa binatang ternak ayan, babi, dan kambing (kalo tidak salah) adalah
berasal dari Nusantara. Bangsa nusantara sudah berternak ini sejak sebelum
10.000 tahun lalu!  Oppenheimer menemukan bukti bahwa sekitar 8000 tahun
lalu hewan-hewan ternak ini sudah dibawa oleh para pelaut Nusantara  ke
Pulau Bismarck dan pulau-pulau lainnya di Pacific.  Kemudian juga tentunya
hewan-hewan ternak ini menyebar ke Asia juga.



2.Induk peradaban teknologi pertanian juga dari Nusantara (lebih  dari
10.000 tahun lalu).



3.Teknologi pelayaran di dunia ini asal-muasalnya juga dari Nusantara.
Menurut Oppenheimer, yang mendorong bangsa Nusantara "dipaksa" mengembangkan
teknologi pelayaran ini adalah peristiwa banjir besar dari 14.8000 sampai
8000 tahun lalu tersebut.



Nah, bagi saya konklusi Oppenheimer bahwa di Zaman Pra Sejarah Indonesia
adalah pusat peradaban dari teknologi  pertanian, perikanan, dan pelayaran
sudah lebih dari cukup.  Itu adalah basis utama untuk membangun peradaban
adijaya pada masa itu...apapun namanya...sebut sajalah Kerajaan Inohong
Sunda Purba...he he he. Masa Dokter Oppenheimer kita paksa juga untuk ngerti
masalah gunung dan piramida  (mending kalo ditemenin Cici
Piramida),lebih-lebih lagi disuruh nyilem ke dasar laut seperti candaannya
Pak Sby . Kasian dong bo, udah  tua lagi...tega amat... Ta Iya !



Catatan: Dalam acara temu-muka dengan RI-1, Pak SBY hanya tanya apakah dia
(Oppenheimer) ada niat untuk melanjutkan penelitian di Indonesia, dan kalo
iya kenapa engga ditelliti aja tuh Laut jawa yang dia duga sebagai pusat
peradaban purba-nya. Si Oppenheimer tentu saja kelabakan - klemar-klemer
dan jawabnya muter-muter ga jelas... Akhirnya Pak SBY ngomong sambil
nyengir:  "Don't worry, I know your background is a medical doctor".



Wassalam



DHN





From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id]

Sent: Saturday, February 04, 2012 4:11 PM

To: iagi-net@iagi.or.id

Subject: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY



Rekan-rekan IAGI yang budiman,>



Di tengah riuhnya berita dan diskusi tentang Piramida Gunung Sadahurip ,
kemaren dulu 2 Februari 2012 , Pak Stephen Oppenheimer, penulis buku Eden
in The East , diberitakan berkunjung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di
kantor beliau, didampingi Rektor UI Gumilar Rusliwa Sumantri. Mang Okim
membaca beritanya dari koran Pikiran Rakyat dan  Kompas Online. Berbeda
dengan berita yang santer ditiupkan selama ini bahwa Pak Stephen
Oppenheimer mendukung hipotesis piramida untuk G. Sadahurip di Garut,
ternyata  ketika didesak oleh wartawan tentang hal itu, beliau  menjawab
dengan enteng : Saya belum bisa memastikan apakah G.Sadahurip di Garut itu
piramida atau  bukan - - - Soalnya saya belum melihatnya secara langsung !



Beliau juga mengaku tidak pernah menemukan bukti bahwa kawasan Indonesia
pada zaman dahulu kala adalah Benua Atlantis yang hilang - - - - nah lho,
pada hal bukti  itulah yang sedang marak dicari oleh banyak orang, baik
lewat peralatan super canggih , penggalian, trenching, pemboran , dll,
ataupun  lewat wangsit  dari leluhur  - - - demi menggali kejayaan bangsa
kita di zaman baheula !



Hal lain yang membuat mang Okim bertanya-tanya adalah pernyataan Presiden
SBY yang disampaikan melalui Mendikbud M.Nuh yang ikut hadir dalam pertemua
tersebut  sbb : Presiden mengusulkan penelitian lanjutan tentang tesis
Benua Sunda yang terletak di Indonesia sebagai asal muasal bangsa-bangsa
lain di Asia. Jika terbukti, tesis Benua Sunda dapat membangkitkan semangat
bagi kebangkitan bangsa Indonesia pada khususnya dan Asia Tenggara pada
umumnya. Pertanyaan mang Okim : " Apakah karena nenek moyang kita di zaman
dahulu kala merupakan cikal bakal bangsa-bangsa lain di Asia, semangat kita
kemudian akan bangkit ? " Bukankah kita memiliki begitu banyak tinggalan
prasejarah yang hebat-hebat yang dibiarkan tak terurus seperti antara lain
500-800 an Menhir Megalitik di Nagari Mahat , Payakumbuh, yang setiap
Menhirnya merupakan tanda kubur dari tokoh nenek moyang terkemuka pada
zaman itu ?  Mengapa kita harus mencari piramida dalam perut gunung yang
oleh embahnya ahli gunung api dinyatakan sebagai gunung api purba ?
Barangkali kalau yang memberikan pernyataan tersebut bukan Prof. Riset Dr.
Sutikno Bronto atau Drs. Luitfi Yondri M.Hum. dan apalagi mang Okim, tetapi
Stephen Oppenheimer - - - mungkin ceritanya akan lain - - - ta' iya !



Semoga bermanfaat,



Salam cinta geologi ,



Mang Okim

__________ NOD32 5559 (20101024) Information __________



This message was checked by NOD32 antivirus system.

http://www.eset.com



PP-IAGI 2011-2014:

Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com

Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com


----------------------------------------------------------------------------
----

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.

Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman


abstrak 28 Februari 2012.


----------------------------------------------------------------------------
----

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id

To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the

email to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

---------------------------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event


shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to

direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with

the use of any information posted on IAGI mailing list.



__________ NOD32 5559 (20101024) Information __________



This message was checked by NOD32 antivirus system.

http://www.eset.com



PP-IAGI 2011-2014:

Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com

Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

----------------------------------------------------------------------------
----

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.

Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman
abstrak 28 Februari 2012.

----------------------------------------------------------------------------
----

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id

To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
email to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

---------------------------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.

---------------------------------------------------------------------






__________ NOD32 5559 (20101024) Information __________

This message was checked by NOD32 antivirus system.
http://www.eset.com



--------------------------------------------------------------------------------


--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------


--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman 
abstrak 28 Februari 2012.
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke