Untuk diketahui bahwa memang di banyak situs megalithic sering diketemukan alat 
music dari batu, yang konon katanya benar2 bisa bunyi kalau dipukul
Bahkan secara petrologi dikenal batuan yang bernama "phonolith", kalau dipukul 
bunyi
RPK
  ----- Original Message ----- 
  From: Rovicky Dwi Putrohari 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Monday, February 13, 2012 7:17 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?


  Terimakasih Mas David, ... Ilmu baru.

  Saya bisa menerima argumen serta cara berpikir hal ini. Jadi kalau di Situs 
Megalitik di Gunung Padang yg konon ditemukan "alat musik" apakah 
diinterpretasikan sebagai alat jaman megalitik ataukah itu peninggalan jaman 
yang lebih moderen ?
  Memang logika manusia yang menggunakan peninggalan jaman dulu sering kita 
jumlai. Misalnya Borobudur yang hingga saat ini masih dipergunakan sebagai 
tempat pemujaan. Tentunya bila ada sendok tercecer di Borobudur tidak 
diinterpretasikan bahwa jaman dinasty Syailendra sudah makan dengan sendok 
garpu kan ?

  Namun berbeda dengan diketahuinya pelurusan Borobudur-Pawon-Mendut saat ini. 
Barangkali memang mereka saat membangunnya sudah menggunakan "ilmu kanuragan" 
(kesaktian) sehingga mampu membuat pelurusan ini. Atau bisa jadi kebetulan saja 
(cmiiw)



  Salam
  RDP


  2012/2/12 David <david_ontos...@yahoo.com>

    Dear Pak Rovicky dan Bapak / ibu yth



    Sewaktu mahasiswa dulu pernah melakukan project bersama dengan tim dari 
Geologi, Geografi dan Arkeologi UGM untuk situs pra sejarah gua-gua di Gunung 
Kidul / Pegunungan Selatan. Dari situ, saya mencoba memahami arkeologi dimana 
sederhananya dibagi tiga : arkeologi pra sejarah, arkeologi sejarah dan 
arkeologi modern. Untuk arkeologi pra sejarah, karena tidak ada rekaman 
tertulis (rekaman tertulis adalah batasan mutlak antara pra sejarah  dan 
sejarah), maka hanya ada dua peninggalan : artefak (art = hasil cipta, rasa dan 
karya manusia), dan ekofak (pola keruangan situs : geologi, geografi, 
arsitektur, paleoantropologi, dll. 



    Karena tidak ada bukti tertulis dan rekaman ada dua macam tersebut, yang 
bisa di tarik untuk penanggalan hanya dua : artefak (benda - nya) dan ekofak 
(pola susunan material dan suasana yang "menutupinya"). Untuk penelitian yang 
menghadirkan dua macam temuan arkeologi prasejarah berupa megalitik dan logam 
pada satu situs yang berdekatan atau satu situs yang sama, ada salah satu 
contohnya yakni di situs megalitik di Stone henge, Inggris (menurut versi 
National Geographic 2011). Nature-nya masyarakat indigenous Inggris pada jaman 
Stone henge adalah budaya megalitik. Hadirnya teknologi logam (melalui temuan 
logam pada situs yang sama dengan StoneHenge) diyakini datang belakangan 
melalui pendatang dari daratan eropa (kemungkinan dari Prancis) dengan cara 
pertukaran budaya dan mengubah budaya asli a'la masyarakat primitif feodal - 
centris di Inggris menjadi sistem multi kerajaan dengan unsur - unsur logam 
yang kuat (sampai sekarang). 



    Jadi penanggalan yang dilakukan pada peneiltian arkeologi, pada umumnya 
tidak hanya pada material yang terkubur (penanggalan unsur karbon umumnya untuk 
 tulang belulang), tapi juga pada material yang mengubur dan pola hubungan 
super posisi hingga pola interupsi budaya nya. Mana yang hadir duluan, dan mana 
yang "interupt" belakangan.


    Begitu kira - kira...



    Salam


    David 02






----------------------------------------------------------------------------
    From: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
    To: IAGI <iagi-net@iagi.or.id>; "geologi...@googlegroups.com" 
<geologi...@googlegroups.com> 
    Sent: Sunday, February 12, 2012 10:46 PM
    Subject: [iagi-net-l] Dating situs arkeologi, bagaimana kaidahnya ?



    Saya tertarik tentang bagaimana melakukan dating atauentarikhan sebuah 
situs arkeologi ? Apakah sama dengan petarikhan batuan ?
    Kalau ditempat sebuah situs megalitik diketemukan artefak yg meripakan 
peninggalan jaman perunggu, apakah ditarikh sebagai peninggalan megalitik atau 
peninggalan jaman perunggu ?

    Karena bisa menjadi salah tafsir apabila saya menganggap situs ini 
peninggalan megalitik yang memiliki tehnologi tinggi di jamannya. Ataukah 
memang hatus begitu cara penarikan kesimpulan atau interpretasinya ?

    Salam
    Rdp

    -- 
    "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"







  -- 
  "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"

Kirim email ke