Rekan

Saya pernah posting di iagi millis  pada saat Pak Rudi ini diangkat , mengenai 
kemampuan WaMen yang satu ini yang kurang lebih berbunyi " rasanya beliau 
kurang mampu dibandingkan dengan Alm Mr W , al karena background ilmunya , 
semoga perkiraan saya salah" , begitu komentar saya waktu itu. 

 Ternyata berdasarkan tulisan dibawah ini kesangsian  saya tidak salah , Semoga 
 Allah SWT  memaafkan saya. 

Bukannya menyetujui dan meng - "amin" -i niat PTM supaya produksinya jadi nomor 
satu sebagai satu National Oil Enterprise , malahan "menentang" .



Dan.............salah satu alasannya adalah ....."memerlukan biaya yang tinggi" 
.....dan "teknologi ....". Heem rasa rendah diri salah satu ciri mantan warga 
negeri TERJAJAH.

Semoga ak Dahlan Iskan berpendapat lain .

Semoga pak Wamen  membaca e-mail saya ini.

si Abah 



________________________________
 From: Bandono Salim <bandon...@gmail.com>e
To: Iagi <iagi-net@iagi.or.id> 
Sent: Thursday, September 13, 2012 1:30 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina 
Cuma Nomor 3
 
Asal minyak laku, kan bisa beli alat produksi. Apakah hasil minyak dibanding 
alat produksi lebih mahal alatnya? Semua kan dpt dihitung.
Nyatanya prshaan asing dpt produksi besar kan?
Aku tidak faham bagaimana menghitungnya.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: <lia...@indo.net.id>
Date: Thu, 13 Sep 2012 13:11:26 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Subject: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma 
Nomor 3
Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3
Rista Rama Dhany - detikfinance
Kamis, 13/09/2012 12:52 WIB
Jakarta - Pemerintah mengharapkan PT Pertamina (Persero) bisa
lebih memaksimalkan ladang minyak yang dimilikinya saat ini.
Karena, 47% ladang minyak dan gas di Indonesia dikuasai
Pertamina, namun produksi migasnya hanya menduduki posisi nomor
3.
"Pertamina itu menguasai 47% ladang minyak di wilayah kerja
migas seluruh Indonesia. Tetapi produksinya malah masih nomor 3
dibanding perusahaan minyak yang lain di Indonesia," kata Rudi
di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/9/2012).
Menurut Rudi, Pertamina tidak perlu terlalu bernafsu untuk
menguasai lapangan-lapangan minyak dan gas milik perusahaan
asing yang kontraknya segera habis, seperti Blok Mahakam.
Dikatakan Rudi, Blok Mahakam saat ini dikuasai oleh perusahaan
asal Prancis Total Indonesie yang kontraknya akan habis 2018.
Pertamina memang mengincar lapangan migas ini.
"Maksimalkan ada yang dimiliki saat ini, tingkatkan
produksinya, tingkatkan SDM dan teknologinya," kata Rudi.
Memang, kata Rudi, secara nasionalisme, Pertamina perlu
didukung untuk menjadi perusahaan minyak milik negara. Namun
apabila Pertamina menguasai seluruh ladang minyak di Indonesia
dan menyuruh perusahaan asing pergi, Rudi menyangsikan
Pertamina mampu menggarap semuanya.
"Kita tetap perlu asing untuk memproduksi minyak di Indonesia.
Contoh misal mau menguasasi Blok Mahakam, apakah Pertamina
mampu memproduksi minyak dan gas sebesar yang dilakukan Total?
Sulit, karena memerlukan teknologi dan biaya yang tidak
sedikit, dan apakah Total mau beri data-data teknis di blok
tersebut yang puluhan tahun dikerjakannya? Tentu tidak. Artinya
akan mulai dari awal lagi," ujar Rudi.
Untuk itu, Rudi meminta kepada Pertamina untuk memaksimalkan
produksi yang ada tersebar di seluruh Indonesia. "Maksimalkan
apa yang ada dulu. Karena untuk produksi minyak saja saat ini
Pertamina EP hanya ada di urutan ketiga, di mana produksi migas
pada 2013 ditarget hanya sekitar 132,3 ribu barel setara minyak
per hari, kalah dibandingkan Total dan Chevron yang hanya
memiliki 2 wilayah kerja saja," tegas Rudi.
Seperti diketahui, untuk estimasi lifting migas di 2013, Total
E&P Indonesie dengan wilayah kerja Mahakam dan Tengah menjadi
produsen terbesar dengan produksi 382,2 ribu barel setara
minyak per hari. Lalu Chevron Pacific Indonesia di wilayah
kerja Rokan dan Siak dengan estimasi produksi migas 335 ribu
barel setara minyak per hari, dan Pertamina EP dengan wilayah
kerja seluruh Indonesia estimasi produksi migas sebesar 290,3
ribu barel setara minyak per hari.




___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id 



--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
--------------------------------------------------------------------------------
Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 
--------------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id 
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ 
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi 
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke