mas Helmi , bukannya batuan yg sudah menjadi batuan metamorf sifat kimianya sudah berubah tidak seperti batuan asalnya. Apakah batuan metamorf yg berasal dari shale masih bisa swelling ? kalau pipa terjepit bisa jadi batuannya rontok karena adanya fracture dan juga gaya tarik/tekan sehingga kesetimbangan berubah .Setuju bahwa perlu mudeng yg handal di setiap pemboran apa saja. On Jul 9, 2013 4:33 AM, "Rahmawan Helmi" <rahmawanhe...@gmail.com> wrote:
> <https://www.facebook.com/rahmawan.helmi> > Rekahan . . dan . . . .uap . . . . > Itulah kata kunci . . . di geotermal, merupakan target kita > Kebetulan saat ini sedang lagi di bor di Lainea Sulawesi Tenggara. > Kedalama terakhir 240m, litologi sabak - metasedimen. Sering kali terjadi > "jepit" pada rod. Memang di lapangan metamorf kita harus waspada terhadap > swelling, sehingga diperlukan "mud engineer" yang handal. Mengingat > periode 1 kita sudah putus pipa 3 X, dan gagal "fishing" 2 X. > > Planing-nya Pak Sukhyar (kepala Badan Geologi), LNA-3 harus mencapai 500m > (dalam waktu sebulan), setelah itu baru dilanjut periode 3 di Kaendi yaitu > LNA-4. > > Salam Go Green Energy > Helmi > 3541 > > > . > > > Pada 8 Juli 2013 14.18, Anggoro Dradjat <adradjat....@gmail.com> menulis: > >> Dear Pak Rovicky, >> >> Tulisan bapak tentang gempa kaitannya dengan reaktivasi patahan lama dan >> rekahan baru yang terjadi secara tektonik makro juga terjadi dalam sekala >> mikro semisal pada proses shale fracturing. >> >> Saya ingin mendapatkan gambaran apa perbedaan antara gempa tektonik macro >> dan gempa mikro pada fracturing. >> >> Kalau dalam sekala mikro pada fracturing fractured reservoir maka akan >> didapat reaktivasi rekahan lama yang diakibatkan oleh sears failure ataupun >> rekahan baru yang disebabkan oleh gaya tensile. >> >> Pada fracturing non fractured reservoir tujuannya adalah membuat rekahan >> baru dengan merekahkan bidang-bidang yang sejajar dengan dengan SHmax. >> >> Kalau pada konvensional reservoir maka rekahan yang terbentuk adalah >> vertikal karena sifat mekanika vertikal lebih lemah dari yang horizontal. >> >> Gempa mikro yang terjadi pada proses shale fracturing sengaja direkam >> agar dapat digunakan untuk memonitor rekahan-rekahan yang terbentuk. >> >> Pada proses perekahan maka reaktifasi rekahan lama (sears failure) akan >> dapat memberikan permeabiltas yang lebih baik disebabkan rekahan ini lebih >> bersifat permanent karena selain merekah juga disertai pergeseran. >> >> Rekahan jenis kedua yang terjadi pada shale reservoir yaitu tensile >> crack, rekahan ini terbentuk dengan arah SH max; permeabilitas dari rekahan >> tidak stabil dan akan berkurang dengan berkurangnya tekanan pori akibat >> dari berkurangnya tekanan pori. >> >> Kalau sumur horizontal gas shale didisain tegak lurus SHmax maka kita >> akan mendapatkan rekahan baru dalam arah SHmax dan dengan tekanan effective >> pada rekahan baru sebesar SHmin- Tekanan pori. >> >> Ketika sumur gas shale diproduksikan maka dengan berkurangnya tekanan >> pori maka tekakan effective terhadap rekahan akan semakin besar dan >> berakibat pada penurunan permeabilitas. >> >> Pada proses fracturing maka dibuat rekaman gempa-gempa mikro untuk >> mengamati proses terbentuknya rekahan, kalau terbentuk gempa mikro yang >> tidak inline dengan SH max maka dan searah dengan rekahan lama maka dapat >> diinterpretasikan sebagai shear failure. >> >> Sama dengan Pak Rovicky saya ingin tahu juga pada gempa tektonik macro, >> apakah gempanya menyebabkan rekahan baru atau reaktivasi rekahan yang lama. >> >> >> >