Ikut nimbrung Abah, pak Ong, Masalah “Pentingnya Eksplorasi” dalam subjek diatas, mungkin kita musti melongok apa yang sedang terjadi dinegara-negara lain, seperti Mexico yang sedang melakukan reformasi industri migas, baik di upstream, mid-stream dan downstream. Konon produksinya turun, yang dulu mencapai 3.7 juta menjadi tinggal 2.5 juta bopd. Meskipun produksinya masih memenuhi kebutuhan dalam negeri dan masih export minyak ke US, tapi pemerintah Mexico merasa perlu melakukan reformasi dengan perubahan konstitusi yang telah disahkan akhir tahun lalu. Pemerintah Mexico saat inipun sadar hasilnya hanya akan dinikmati oleh pemerintah masa mendatang atau partai lain. Selama ini mereka menganut service contract,… kontrak jasa, berupa cost + fee yang tidak menarik bagi investor, tapi dalam format baru, akan ada PSC, joint venture dengan Pemex, dan investor bisa membukukan cadangan dll.
Contoh lain adalah Colombia yang melakukan reformasi kebijakan fiscal dan peraturan migas tahun 2003 yang merupakan insentif bagi investor. Hasilnya bisa dilihat sekarang, produksi minyaknya naik secara signifikan, hampir 2 kali lipat. Bagaimana dengan Indonesia? Puncak produksi minyak terjadi di tahun 1977 dan 1996 yang berbanding lurus dengan banyaknya jumlah sumur yang dibor, meningkat jumlah penemuan sekaligus naiknya produksi sehingga mencapai puncak. Saat ini penemuan lapangan baru, jarang dan kecil2, karena kegiatan ekplorasi menurun. Penemuan lapangan skala besar terakhir tahun 1992 (lapangan Banyu Urip Cepu). Kalau kita kembali kecontoh Mexico, apa yang terjadi di Indonesia malah sebaliknya,… yang sedang hangat untuk kontrak baru adalah pilihan lain selain PSC dengan memberlakukan service contract. Selain itu masalah POD ring-fencing atau cost recovery per lapangan, tidak lagi per PSC. Apa dampaknya terhadap eksplorasi? Kemungkinan besar perusahaan minyak menjadi enggan melakukan eksplorasi, karena resiko explorasi tidak lagi bisa dicost recovery. Kalaupun bisa dicost recovery, jangka waktu yang panjang antara penemuan dengan komersialisasi bisa membuat perusahaan minyak goyah. Beberapa contoh jangka waktu lama antara lain Tangguh, Donggi-Senoro, Natuna D-Alpha bahkan sudah sekitar 30an tahun sejak penemuan. Dengan demikian, perusahaan hanya akan memproduksi apa yang sudah ditemukan saja, tanpa usaha explorasi. Soal lain adalah masalah tidak adanya depresiasi yang dipercepat. Perusahaan tentunya tidak akan meninggalkan sunk cost yang tinggi pada akhir kontrak karena tidak ada jaminan PSC bisa diperpanjang/ diperbaharui. Artinya tidak akan ada investasi baru pada 5 tahun sebelum masa kontrak berakhir. Jadi, pentingkah eksplorasi? Mungkin saja tidak karena hal2 diatas membuat kegiatan eksplorasi tidak menarik, ie. Kontrak jasa, POD ring fencing, jangka waktu lama untuk komersialisasi, depresiasi tidak bisa dipercepat. Apalagi dengan issue2 lain seperti pajak bumi dan bangunan (pbb) blok explorasi, banyaknya perizinan, kurangnya data2 subsurface dll. Adakah solusi? Seorang kawan bijak mengatakan “look at history”. Bayangkan pada tahun 1967-1968, Indonesia saat itu masih kacau, tidak aman, politik bergejolak, tidak ada infrastruktur,… tapi berhasil mengundang investor untuk masuk dan bereksplorasi. Diantaranya menemukan Arun dan Badak yang menjadi cikal bakal industry LNG di Indonesia. Bontang bahkan menjadi proyek LNG tercepat didunia yang selesai dalam 5 tahun. Duniapun kagum dengan Indonesia dan banyak yang datang belajar cara mengelola industri migas. Konon saat itu “everything was simple” managemen Pertamina memiliki wewenang untuk mengambil keputusan2 penting secara cepat. Mungkin saja dengan look at history, cara2 dan filosofi yang dianut pada pionir industry migas dimasa lalu bisa dijadikan refleksi kita untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi dan masalah2 yang dihadapi IDD, Masela, Tangguh 3 bisa cepat terselesaikan, sehingga Indonesia tidak perlu impor LNG,.. Wallahu a’lam bi shawab. Selamat berakhir pekan. Salam, Bambang From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of yrs_nki - yrs_...@yahoo.com Sent: Thursday, December 04, 2014 12:48 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Pentingnya Eksplorasi --> was: Harga Minyak menyentuh level US$60 Kalau dulu berfikir spt yg disampaikam pal Ong adalah berfikir secara holistik. Dulu sering diajarkan oleh lemhanas.Apa pemikiran ini sekarang maasih dianut ? Sent from Samsung Mobile -------- Original message -------- From: "yrs_nki - yrs_...@yahoo.com" Date:04/12/2014 12:03 (GMT+07:00) To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Pentingnya Eksplorasi --> was: Harga Minyak menyentuh level US$60 Informasi yg sangat komprehensif pak Ong.teroma kasih.persoalam diatas hanya dapat dilihat..dipelajari oleh fihak yang dapat melihat persoaln oni secara menyeluruh. Ambil contoh harga gas yang dilpatpk oleh skk migas rendah. Ya krn menurit pod yang disepakati tentunya memberikan gvt ontake yg optimal dan juga untk k3s nya.Dengan demikian skk migas sudah.melaksanak.an.tugasnyal dengan.baik.Dan memang kenyataan yg menyakitkan adalah ego sektoral baik antar kementerian.daerah maupun ego2 lainnya..bukan merupakan.lahann dimana pemikiran yang diketengahkan.olh pak Ong dpt berkembamg dan mendapatkan dukunganndari.para pemegang kebijakan. Apakah saya terlalu pesimis ? Sent from Samsung Mobile -------- Original message -------- From: Ong Han Ling Date:04/12/2014 11:19 (GMT+07:00) To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net] Pentingnya Eksplorasi --> was: Harga Minyak menyentuh level US$60 Pak Daru, Menurut saya tidak hanya eksplorasi yang perlu digiatkan tetapi kita juga harus minta supaya harga yang diberikan kepada pelaku eksplorasi wajar. Dll. Harga yang wajar akan mengiatkan eksplorasi jang sifatnya jangka panjang (grassroot exploration) tetapi juga akan mempunai efek jangka pendek dengan dikembangkan lapangan brownfield. Sebagai contoh saya ambil LNG yang didatangkan dari Bontang untuk PLN Muara Karang. Harga LNG kalau diekspor ke Taiwan dapat harga $17/mmbtu. Kita jual ke PLN dengan harga domestik $11/mmbtu. Perbedaan harga $6/mmbtu adalah harga subsdidi terselubung. Harga angkut LNG ke Jakarta dengan kapal pendingin minus 160 derajat, $1-2/mmbtu. Sampai Tanjung Priok dijadikan kembali ke gas (regassing volume naik 600X) dengan harga $2/mmbtu. Pemasukan LNG dilewatkan PT Regassing Nusantara, perusahaan swasta yang pasti ingin untung, $2-3/mmbtu. Biaya operasi PLN $1-2/mmbtu. Supaya tidak bayar tanah yang mahal, Regasing dilakukan di offshore.Ini juga subsidi terselubung supaya tidak bayar sewa ($0.50/mmbtu). Kita harus mengihitung keekonmian sebenarnya dengan menjumblahkan semua ongkos tsb. diatas. Jatuhnya lebih dari $22+/mmbtu. Dalam majalah Soc. of Petr. Eng. Java section, edisi Jan/Febr. 2014. saya menulis: "LNG for power generation is a luxury that Indonesia can't afford". Padahal Kalau K3S punya gas dan dijual ke PLN di Jawa dan Sumatra Selatan, Pemerintah mematok harga $5.80/mmbtu. Pemerintah tidak rela memberi "keuntungan" lebih kepada K3S. Seandainya K3S diberi harga $22/mmbtu atau setengahnya saja, maka K3S akan giat mencari gas di Jawa maupun di Sumatra Selatan. Mereka akan pasang pipa ke Power Plant di Jawa. Di Jawa dan SumSel masih banyak stranded gas yang bisa dimanfaatkan asal harga cocok. Juga CBM yang memerlukan harga lebih tinggi dibandingkan dengan associated gas, yang sekarang sedang mandek, akan digiatkan. Menurut Jakarta Post minggu yang lalu, Pertamina telah menandatangani import LNG dari US dan Mozambik untuk tahun 2019/2020. Padahal projek IDD Chevron, Masela, dan Wiryagar Train3 sudah 3 tahun jalan ditempat. Kusunya untuk IDD Chevron dapat memanfaatkan langsung LNG Bontang yang kapasitasnya sekarang hanya terpakai sekitar 60%; suatu penghamburan. Ke-3 proyek tsb. memberikan investasi $40+ billion. Ini yang harus dikejar semua orang, termasuk IAGI, jika belum terlambat. Ini akan memberikan pekerjaan banyak orang karena untuk development pun masih perlu tambahan seismik yang banyak sekali, tambahan appraisal dan exploration drilling, belajar robotic pertama di Chevron IDD, offshore mapping, geotechnical, dsb. Sebagai pembanding, BKPM untuk mencari investor asing sebesar $300,000 pun harus mengemis dan pasang advertensi dimana-mana dan memberikan fasilitas2 kemudahan. Demikian juga dengan Geothermal. Memang harga sudah dinaikkan dalam kurun waktu 10 tahun terakir ini, yang tadinya hanya 3 cent/ kwh, sudah menjadi 9 sen dan sekarang 12 sen/kwh. Tapi untuk Geothermal harga ini masih terlalu rendah, hingga eksplorasi ogah-ogahan. Demikian juga dengan bio-fuels. Diluar negeri biofuel bisa maju karena bersaing dengan harga minyak yang telah dikenakan pajak sampai 300%+. Di Indonesia biofuel harus bertanding dengan harga minyak yang disubsidi. Bahwa Pemerintah berani memberi harga tinggi untuk import dibandingkan produk dalam negari sudah berjalan lama sekali. Tahun 2000, IPA complain , mengapa harga gas di Jawa hanya dihargai sepertiga harga import diesel? Pemerintah sering mengambil jalan pintasnya. Umpama mendatangkan LNG dari Bontang yang tersedia, padahal sudah diperuntukkkan untuk eksport, daripada melakukan eksplorasi yang lama dan susah. Pemerintah memberi harga rendah kepada produk dalam negeri dan lebih senang import yang mahal. Mereka meragukan kemampuan geologist Indonesia. Tapi apakah ada kemungkinan bahwa Pemerintah betul? IAGI perlu membuktikannya. Maaf kalau dalam tulisan ini ada yang tidak berkenan. Salam, HL Ong -----Original Message----- From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of S. (Daru) Prihatmoko Sent: Monday, December 1, 2014 5:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net] Pentingnya Eksplorasi --> was: Harga Minyak menyentuh level US$60 Pak Ong dkk netterŠ (subject saya ganti agar relevan) Terima kasih usulannya. Pentingnya eksplorasi (baik di migas maupun minerba) sebenarnya sudah dan selalu kita suarakan, bahkan sejak jaman ADB jadi Ketum-pun (awal 2000-an) seingat saya lagu ini sudah selalu didengungkan ke berbagai penjuru (saya ingat ini krn bbrp kali ikut rapat dengar pendapat dengan DPR, yg membawa isu ini). Penyampaiannyapun dengan berbagai cara, baik via siaran press (seingat saya bbrp waktu lalu IAGI/ MGEI pernah bikin), melalui seminar/ workshop, atau menyuarakannya langsung ke pejabat yg berkompeten. Bahkan saat ketemu Menteri ESDM bulan lalu, hal inipun (eksplorasi berkelanjutan) saya sampaikan dengan gamblang. Memang sudah seharusnya kita tidak boleh berhenti untuk selalu menyuarakan ini - tapi adakah cara yg jitu yg langsung kena sasaran? Mohon masukannyaŠ. Tentang Pertamina sendiri, rasanya kita belum mendengar bahwa dari 4 Direktur tsb tidak ada yg mengurusi eksplorasi (atau sudah ada kabar ya?). Saya yakin bahwa rekan-rekan di Pertamina pasti akan/ sudah memberi masukan juga akan pentingnya eksplorasi ini - atau adakah usulan ³spesifik" yg bisa kita sampaikan? Salam, Daru On 12/2/14, 2:05 AM, "Ong Han Ling" <hl...@geoservices.co.id<mailto:hl...@geoservices.co.id>> wrote: > >Apakah tidak sebaiknya IAGI memberikan masukan dan pendapatnya kepada ESDM >dalam hal-hal yang berhubungan dengan eksplorasi. > >HL Ong > >-----Original Message----- >From: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id> >[mailto:iagi-net@iagi.or.id]<mailto:[mailto:iagi-net@iagi.or.id]> On Behalf Of >lia...@indo.net.id<mailto:lia...@indo.net.id> >Sent: Sunday, November 30, 2014 4:36 AM >To: iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id> >Subject: Re: [iagi-net] Harga Minyak menyentuh level US$60 > >Tapi kalau sampai direktur E&P sampai tidak ada ... Ini Luar >> Biasa Ngawur . >> >> salam > >========================= > > >Kalau dg Ngawur jadi luar biasa ............... > >Mungkin karena problemnya di hilir maka hilir yg perlu >diperkuat oleh orang orang hilir , biar kuat harus disemen >makanya Dirutnya dari Pabrik Semen >ISM > > > > > >> Dengan Hormat >> >> Yang saya baca memang baru ada 3 direktur dan belum ada >> penjelasan tentang Directur E&P . >> >> Dwi Sutjipto masih belum menjawab akan perlu tidaknya ada >> tambahan direksi atau tidak >> >> Tapi kalau sampai direktur E&P sampai tidak ada ... Ini Luar >> Biasa Ngawur . >> >> salam >> >> >> >> >> >> On Wed, Jan 28, 2015 at 8:56 PM, R.P.Koesoemadinata >> <koeso...@melsa.net.id<mailto:koeso...@melsa.net.id>> wrote: >> >>> Para netters belum ada yang berikan komentar mengenai >>> Direksi Pertamina >>> baru? >>> Kelihatannya Exploration & Production tidak lagi jadi >>> core-business Pertamina, cenderung menjadi perusahaan >>> perdagangan saja >>> Apakah demikian? >>> Wassalam' >>> RPK >>> >>> ----- Original Message ----- >>> *From:* Eko Prasetyo <strivea...@gmail.com<mailto:strivea...@gmail.com>> >>> *To:* iagi-net@iagi.or.id<mailto:iagi-net@iagi.or.id> >>> *Sent:* Friday, November 28, 2014 1:42 PM >>> *Subject:* Re: [iagi-net] Harga Minyak menyentuh level >>> US$60/barel. >>> >>> Entah lah, saya mencium ini bukan harga "asli" tapi sudah >>> harga "gorengan" On Nov 28, 2014 1:26 PM, "godang" >>> <god...@gmail.com<mailto:god...@gmail.com>> wrote: >>> >>>> >>>> OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Anjlok di Bawah US$ >>>> 70/Barel via @detikcom >>>> >http://finance.detik.com/read/2014/11/28/105802/2761864/1034/opec-tahan-pr >od >uksi-harga-minyak-anjlok-di-bawah-us-70barel>>> Powered by Telkomsel >BlackBerry® >>> >>> >>> ---------------------------------------------------- >>> >>> ---------------------------------------------------- >>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >>> ---------------------------------------------------- >>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- >>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>> No. Rek: 123 0085005314 >>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>> No. Rekening: 255-1088580 >>> A/n: Shinta Damayanti >>> ---------------------------------------------------- >>> Subscribe: >>> iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id> >>> Unsubscribe: >>> iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id> >>> ---------------------------------------------------- >>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to >>> information posted on its mailing lists, whether posted by >>> IAGI or others. >>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, >>> including but not limited >>> to direct or indirect damages, or damages of any kind >>> whatsoever, resulting >>> from loss of use, data or profits, arising out of or in >>> connection with the use of >>> any information posted on IAGI mailing list. >>> ---------------------------------------------------- >>> >>> > >>> >>> ---------------------------------------------------- >>> >>> ---------------------------------------------------- >>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >>> ---------------------------------------------------- >>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- >>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>> No. Rek: 123 0085005314 >>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>> No. Rekening: 255-1088580 >>> A/n: Shinta Damayanti >>> ---------------------------------------------------- >>> Subscribe: >>> iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id> >>> Unsubscribe: >>> iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id> >>> ---------------------------------------------------- >>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to >>> information posted on its mailing lists, whether posted by >>> IAGI or others. >>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, >>> including but not limited >>> to direct or indirect damages, or damages of any kind >>> whatsoever, resulting >>> from loss of use, data or profits, arising out of or in >>> connection with the use of >>> any information posted on IAGI mailing list. >>> ---------------------------------------------------- >>> >>> >> >> ---------------------------------------------------- >> >> >> >> ---------------------------------------------------- >> >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >> >> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >> >> ---------------------------------------------------- >> >> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- >> (mahasiswa) >> >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >> >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >> >> No. Rek: 123 0085005314 >> >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >> >> Bank BCA KCP. Manara Mulia >> >> No. Rekening: 255-1088580 >> >> A/n: Shinta Damayanti >> >> ---------------------------------------------------- >> >> Subscribe: >> iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id> >> >> Unsubscribe: >> iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id> >> >> ---------------------------------------------------- >> >> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to >> information >> >> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or >> others. >> >> In no event shall IAGI or its members be liable for any, >> including but not limited >> >> to direct or indirect damages, or damages of any kind >> whatsoever, resulting >> >> from loss of use, data or profits, arising out of or in >> connection with the use of >> >> any information posted on IAGI mailing list. >> >> ---------------------------------------------------- > > > >___________________________________________________________ >indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id > > >---------------------------------------------------- > >---------------------------------------------------- >Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >---------------------------------------------------- >Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) >Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >No. Rek: 123 0085005314 >Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >Bank BCA KCP. Manara Mulia >No. Rekening: 255-1088580 >A/n: Shinta Damayanti >---------------------------------------------------- >Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id> >Unsubscribe: >iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id> >---------------------------------------------------- >DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information >posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. >In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not >limited >to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, >resulting >from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with >the >use of >any information posted on IAGI mailing list. >---------------------------------------------------- > >---------------------------------------------------- > >---------------------------------------------------- >Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact >---------------------------------------------------- >Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) >Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >No. Rek: 123 0085005314 >Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >Bank BCA KCP. Manara Mulia >No. Rekening: 255-1088580 >A/n: Shinta Damayanti >---------------------------------------------------- >Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id> >Unsubscribe: >iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id> >---------------------------------------------------- >DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information >posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. >In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but >not limited >to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, >resulting >from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with >the use of >any information posted on IAGI mailing list. >---------------------------------------------------- ---------------------------------------------------- ---------------------------------------------------- Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id> ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------- ---------------------------------------------------- ---------------------------------------------------- Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact ---------------------------------------------------- Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti ---------------------------------------------------- Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-subscr...@iagi.or.id> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id<mailto:iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id> ---------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ----------------------------------------------------