Pak Koesoema yth,

Terimakasih banyak tentang penggalian sejarah yang perlu dimengerti oleh
kami-kami yg muda (padahal aku sudah punya cucu). Pemahaman dengan melihat
sejarah termasuk "azbabun nuzul" asal muasal turunnya pasal 33, serta
perkembangan penafsirannya ini
Mohon ijin untuk dibagi ke kawan di jaringan lainnya.

RDP

--
"Kebanggaan sejati muncul dari kontribusi anda yang positip".

2015-06-10 12:19 GMT+07:00 R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id>:

> Inilah kita perlu menelusuri sejarah.
> UUD-45 itu kan disusun zaman Jepang oleh para cendekiawan yang pada waktu
> itu cenderung sosialists (bukan komunis) dan nasionalist. Kecenderungan ini
> bukan saja di Indonesia tetapi juga di Europa, bahkan di Amerika Serikat
> (a.l penulis Hemingway, yang ikut berjuang di Sepanyol dengan para sosialis
> melawan fasisme). Pancasila sendiri juga bersifat  sosialistis .
> Marhaenisme yang dianut bung Karno juga bersifat sosialistis yang anti
> kapitalisme dan anti komunisme.
> Maka setelah Indonesia merdeka terutama setelah pada tahun 1958 kita
> kembali ke UUD-45, maka banyak perusahaan asing khususnya semua perusahaan
> Belanda (termasuk perkebunanan,  bahkan pabrik roti dan toko2)
> dinasionalisasi apalagi dengan dalih Trikora dan terjadi exodus orang wna
> Belanda. Perusahaan Inggris (a.l. BPM Shell, walaupun sahamnya sebagaian
> saham Belanda) dan Amerika (Caltex, Stanvac) tidak ikut dinasionalisasi
> karena kepentingan politik untuk dukungan merebut Papua. Juga perusahaan
> tambang Timah di Bangka Belitung,  emas di Cikotok dan bauksit di Kijang
> dan batubara di Sawahlunto dan Bukit Asam semua dinasionalisasi menjadi PN
> Timah, PN Aneka Tambang, PN Batubara. Jadi pada zaman itu sudah terjadi
> nasionalisasi sumber alam Indonesia sesuai dengan pasal 33 UUD-45. Juga
> pada akhir PDII itu ada perusahaan gabungan BPM-pemerintah kolonial NIAM,
> juga dinasionalisasi menjadi PN Permindo yang kemudian jadi Pertamin. Jawa
> Barat Utara diambil alih dari BPM menjadi PN Permigan
> Nah dalam hal ini Ibnu Sutowo/tentara  mengusai daerah minyak Sumatra
> Utara, yang tidak sempat diambil kembali oleh BPM/Shell dan membentuk PN
> Permina. Disini sebetulnya kelihayan dia, dia sadar bahwa untuk explorasi
> dan produksi itu memerlukan SDM, modal dan teknologi yang jelas Indonesia
> tidak mempunyai (ahli teknik dan ahli geologi Indonesia saja yang ada pada
> waktu itu bisa dihitung dengan jari, termasuk saya). Pada tahun 60-an dia
> menemukan konsep yang didukung seorang jenderal dari Canada yang mempunyai
> perusahaan minyakbumi independent Asamera, yaitu production sharing
> contract. Dalam production sharing contract ini Kuasa Pertambangan tetap
> dipegang Permina, dan Asamera menjadi sekadar kontraktor untuk mencari dan
> memproduksikan minyak di suatu wilayah kerja (daerah operasi) dengan split
> 50-50 dan semua biaya ditanggung kontraktor, jika tidak berhasil kontraktor
> tidak dapat penggantian apa2. Jelas Asamera hanya bersifat kontraktor,
> tidak boleh invesitasi apa2, semua perlengkapan begitu sampai di Indonesia
> menjadi milik Permina, juga kontraktor tidak boleh menklaim cadangan yang
> diketemukan sebagai assetnya, 50% saja tidak. Hanya jika minyakbumi itu
> sudah sampai ke permukaan maka Permina akan membayar kontraktor dengan
> minyak (in natura) sesuai dengan splitnya. Semua tangki2, pipa dan
> instalasi produksi menjadi milik Permina. Kontraktor demikian yang dibayar
> dengan split sebetulnya sudah biasa pada umumnya dalam bidang enhanced
> recovery, dimana kontraktor minta dibayar dengan suatu split dari produksi.
> Dalam hal ini Asamera itu adalah kontraktor yang tidak jauh  berbeda dengan
> Schlumberger. Dan dengan demikian pula urusan pembebasan tanah, fasilitas
> kantor dsb diberikan Permina. Karena sifatnya kontraktor, maka boleh tidak
> berbadan hukum di luar Indonesia (tidak perlu PT). Ibnu Sutowo sudah lihat
> jauh kedepan dengan adanya konsep DMO, karena jelas harga minyakbumi di
> dalam negeri tidak bisa sama dengan harga minyak internasional, di mana
> contractor diwajibkan menjual hasil produksi minyaknya dengan harga yang
> jauh lebih rendah dari pasaran internasional (istilahnya sekarang
> mensubsidi pasaran dalam negeri)
> Nah itu situasinya masih sebelum G30S, Stanvac dan Caltex masih
> ditoleransi sebagai pemegang Kuasa Pertambangan. Maka muncul ekonomi yang
> disentralisir (adanya Badan Perancangan Negara, dengan proyek2
> industriliasi, al industri baja, industri pupusi dengan bantuan Uni Soviet)
> Nah sesudah G30S Pemerintahan Suharto sadar sangat memerlukan modal,
> karena Indonesia pada waktu itu tidak punya apa2 kecuali hutang ke Uni
> ?Soviet. Dalam soal migas konsep production sharing contract ini sangat
> dipuji karena sesuai dengan UUD-45, bahkan ditiru oleh negara lain, bahkan
> dilanjutkan oleh pemerintahan orde baru dengan menyerahkan seluruh KP migas
> kepada PN Permina dan PN Pertamin yang kemudian digabung menjadi Pertamina,
> dengan haknya untuk melakukan production sharing contracts dengan perusaan
> asing, sedangkan Shell pada waktu masih zaman bung Karno menjual seluruh
> assetnya (KP, isntalasi, kilang serta SPBU) di Indonesia  ke PN Permina dan
> sejak itu Permina memonopoli migas di Indonesia, sedangkan Caltex dan
> Stanvac masih ditolerir berlanjut.
> Di bidang pertambangan hal di atas tidak terjadi, dan pada zaman Orla
> tidak terjadi "investasi" asing dalam bidang ini. Pernah ada wacana supaya
> Baru pada pemerintah Orba Departemen Pertambangan membuat konsep Kontrak
> Karya (contract of works) untuk pertambangan yang saya tidak begitu faham
> isinya dan bedanya dengan sistim konsesi (5a Contract) sebelum perang dunia
> ke-2 (atau zaman kolonial), tetapi pada dasarnya adalah KP bisa didapatkan
> oleh pihak asing asal berdomisili di Indonesia. Dalam hal ini perusahaan
> harus memberikan royalti kepada pemerintah (sebaliknya dengan production
> contractor yang  dibayar oleh Permina). Maka kontrak karya itu diberlakukan
> untuk PT Caltex Pacific Indonesia dan PT Stanvac Indonesia sampai
> berakhirnya konsesi yang didapatkan sejak zaman Belanda, Maka dengan konsep
> kontrak karya ini maka diundang perusahaan pertambangan asing, seperti
> Inco, Freeport, Alcoa dan banyak lagi, dan sebagian berhasil seperti PT
> Inco, PT Freeport, PT Newmont dsb. Hal ini juga terjadi dalam bidang
> batubara. Di lain pihak Pertamina ditugaskan untuk menjamin persedian BBM
> dalam negeri, bukan sekedar mencari, memproduksikan dan memasarkan BBM saja,
> Nah di zaman Suharto inilah terjadi secara berangsur liberalisasi dalam
> sistim perekonomian kita menuju ke free market economy di mana investor
> sangat didambakan untuk datang (zaman Sukarno tidak ada istilah investor
> asing, yang ada istilah imperialist kapitalist yang perlu diganyang), Pada
> permulaannya sistim sosialisme ini masih dipegang teguh dengan diangkatnya
> Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo (ayahanda Prabowo) seorang sosialis
> (pernah ketua Partai Sosialis Indonesia yang kemudian dibubarkan Sukarno)
> dan lulusan Sekolah Tinggi Ekonomi di Rotterdam (seperti juga Kwik Kian
> Gie) sebagai menteri perekonomian, dimana pada waktu itu masa suburnya BUMN
> yang berbentuk PN (yang kemudian dianggap gagal karena dianggap merupakan
> sarang korupsi) dan masih adanya Perencanaan Ekonomi Terpusat yang disebut
> Bapenas. Kemudian mulailah perekonomian dikembangkan oleh yang disebut
> Berkeley Mafia yang sampai sekarang masih berlanjut.
> Juga dalam industri migas terjadi perubahan dalam konsep PSC ini secara
> pelahan2, berubahnya istilah contractor menjadi operator kemudian partner
> dan juga terms of contractnya, ada cost recovery (menurut Pak Ong sih dari
> zaman Ibnu Sutowo juga sudah ada), uplift dan macam2, sehingga lebih
> mendekati konsesi lagi.
> Tentu klimaksnya dari perubahan ini terjadi pada Reformasi dengan campur
> tanganya IMF, maka undang-undang Migas baru diganti, di mana Pertamina
> dijadikan PT dan bersifat PSC seperti perusahaan minyak asing lainnya
> dengan alasan regulator tidak bisa merangkap operator (padahal Pertamina
> itu tidak pernah jadi regulator tapi bouwheer bagi contractor), dan maka
> dibentuk BP Migas yang kemudian oleh MK dibubarkan tapi tetep bandel dan
> menjelma jadi SKK Migas
> Nah pada zaman Reformasi ini UUD-45 banyak diamandemen, tapi dari segi
> politik saja, bahkan sebetulnya sudah jauh berbeda dengan UUD-45 yang
> aseli, tetapi UUD-45 itu dianggap sakral, tidak ada seorang politisi atau
> negarawanpun yang berani merombaknya total menjadi konstitusi baru.
> Nah soal Pasal 33 itu yang tidak sempat dirobah, bahkan mungkin tidak
> perlu dirubah, tetapi penafsiran yang dilakukan MK-ini masih mengikuti jiwa
> dari UUD-45 sebagaimana dicetuskan para founding fathers ini yang
> didasarkan Pancasila yang mengandung unsur sosialisme, antara lain hal yang
> menyangkut hajat orang banyak. Masalahnya adalah soal istilah 'dikuasai
> negara', apakah bisa dikuasakan lagi pada orang lain selain BUMN?
> Sekarang ini NKRI sudah menganut freemarket economy atau liberal
> capitalism, di mana BUMN itu diharamkan dan harus diprivatisasi. Semua para
> ahli ekonomi kita sudah menganut liberal capitalism. Juga RRC sudah
> memadukan dengan komunisme menjadi State Capitalism/
> Itulah sedikit ulasan mengenai sejarah
> Wassalam
> RPK
>
>
> ----- Original Message ----- From: <lia...@indo.net.id>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Monday, June 08, 2015 6:56 PM
>
> Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang Perusahaan Asing
>
>
>
>> Mungkin kalau dulu MK belum ada dan UU yg dipakai masih UU yg
>> lama  , jamanya KK/PKP2B
>> Pertanyaanya  , ada 3 UU ttg SDA yaitu Migas , Minerba dan
>> Geothermal , Kalau  Migas Kok pakai BUMN atau BHMN ( jamanya BP
>> Migas ) atau Badan Usaha Khusus dg sistem Kontrak , Kalau
>> Minerba dan Geothermal  kok tdk pakai BUMN dan langsung dg
>> sistem IUP bukan Kontrak ,  padahal ketiganya  sama sama dg
>> dasar pasal 33 UUDpadahal dulu Geothermal dan Minerba juga pakai Kontrak
>> ( KOB ,
>> KK, PKP2B )
>>
>> ISM
>>
>>
>>  Jadi kalau begitu Undang2 Minerba sudah melanggar pengertian
>>> MK, karena  sudah banyak memberikan KP kepada antara PT
>>> Freeport, PT Newmont, dan  banyak2 PT2  swasta yang
>>> mengelola batubara, yang bukan BUMN
>>> RPK
>>> ----- Original Message -----
>>> From: <lia...@indo.net.id>
>>> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>>> Sent: Sunday, June 07, 2015 7:10 PM
>>> Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang
>>> Perusahaan Asing
>>>
>>>
>>>  Kalau Pengertian Dikuasai oleh Negara yg ada di Putusan MK
>>>> itu
>>>> memberikan mandat kepada Negara untuk membuat kebijakan ,
>>>> Tindakan pengurusan , pengaturan , pengelolaan dan
>>>> pengawasan
>>>> thd SDA tsb. Fungsi pengurusan  Negara tsb dg mengeluarkan
>>>> dan
>>>> mencabut perizinan, lisensi , dan konsesi , Fungsi
>>>> Pengaturan
>>>> dg kewenangan untuk membuat peraturan perundang undangan ,
>>>> sedangkan untuk Fungsi Pengelolaannya melalui mekanisme
>>>> keterlibtan langsung instrumen negara ( BUMN) untuk
>>>> mengelola
>>>> SDA tsb.
>>>> Jadi Negara bisa memberikan KP kepada Intrumen negara tsb
>>>> bukan
>>>> kepada yg " lain "  ( " BUMOL " Badan Usaha Milik Orang
>>>> Lain )
>>>> Bagimana Tupoksi Intrumen negara tsb yg diberi KP , itulah
>>>> yg
>>>> harus dirumuskan  di UU
>>>>
>>>>
>>>> ISM
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>>  Pengertian Kepemilikan, Penguasaan dan Pengelolaan
>>>>> Memiliki Rumah, rumah itu memang kepunyaannya, tetapi
>>>>> belum
>>>>> tentu  menguasanya. Bisa itu rumah itu oleh pemiliknya
>>>>> dikuasakan kepada orang lain  dengan syarat tertentu,
>>>>> untuk
>>>>> dijual, dikelola dsb. Kalau sudah dikuasakan  biasanya
>>>>> pemilik tidak turut campur lagi dengan pengelolaannya
>>>>> Contoh
>>>>> VB.  orang bisa memiliki rumah tapi VB-nya dikuasai orang
>>>>> lain, si pemilik tidak  bisa memakainya sendiri, bahkan
>>>>> juga
>>>>> tidak bisa menjualnya tanpa persetujuan  si penguasa VB.
>>>>> Dalam hal ini SDA dimiliki Negara tetapi bisa dikuasakan
>>>>> pada Pertamina  (zaman dulu misalnya), maka ada istilah
>>>>> Kuasa Pertambangan, dengan syarat  hasilnya untuk negara.
>>>>> Pertamina selalu pemegang Kuasa Pertambangan  bisa saja
>>>>> mengelolamya sendiri  tetapi selaku pemegang kuasa bisa
>>>>> saja
>>>>> mengontrakkan pengelolaannya  sebagaian ke kontraktor
>>>>> dengan
>>>>> bagi hasil PSC, JOB sbg. Itu zaman dulu,  sekarang mungkin
>>>>> yang memegang kuasa pertambangannya SKK Migas, atau juga
>>>>> mungkin juga langsung dikuasakan ke pemegang PSC, karena
>>>>> SKK
>>>>> Migas sekarang  berfungsi regulator, dan Pertamina
>>>>> sekarang
>>>>> statusnya sebagai
>>>>> kontraktor/operator, walaupun masih bisa mengontrakkan
>>>>> seluruh pekerjaannya  pada (sub) contractor, seperti KSO
>>>>> sekarang
>>>>> Yang disebut Kuasa Pertambangan zaman dulu sama dengan
>>>>> pemegang konnsesi Nah disitu bedanya
>>>>> Wassalam
>>>>> RPK
>>>>>
>>>>> ----- Original Message -----
>>>>> From: <lia...@indo.net.id>
>>>>> To: <iagi-net@iagi.or.id>
>>>>> Sent: Saturday, June 06, 2015 12:27 PM
>>>>> Subject: Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI Dipegang
>>>>> Perusahaan Asing
>>>>>
>>>>>
>>>>>  Mungkin perlu pendefinisian apa itu :
>>>>>>
>>>>>>> - Hak Penguasan
>>>>>>> - Hak Pengelolaan
>>>>>>> - Hak Pemilikan
>>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> =================>
>>>>>> Menguasai itu juga Memiliki dan Mengelola, Memiliki itu
>>>>>> belum
>>>>>> tnetu menguasai atau mengelola , Mengelola itu belum
>>>>>> tentu
>>>>>> memiliki apalagi menguasai,
>>>>>> Negara menguasai SDA artinya Negara juga memiliki dan
>>>>>> mengelola
>>>>>> SDA,
>>>>>> Pertanyaannya Apakah Kepemilikan atau Pengelolaanya dapat
>>>>>> di
>>>>>> serahkan ke pihak lain ? Kalau dapat bagaimana mekanisme
>>>>>> kontrolnya agar Negara Tetap dapat Menguasainya .
>>>>>>
>>>>>> ISM
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>  2015-06-06 9:12 GMT+07:00 <koeso...@melsa.net.id>:
>>>>>>>
>>>>>>>  Bukankah yg menguasai seluruh cadangan minyak Indonesia
>>>>>>>> itu
>>>>>>>> SKK Migas? Perusahaan asing kan cuman contractor (PSC)n
>>>>>>>> hanya dapat 15%, sedangkan untuk melakukan kegiatan, al
>>>>>>>> pemboran saja harus izin/persetujuan SKK Migas. Atau
>>>>>>>> ini
>>>>>>>> hanya di atas kertas saja.?
>>>>>>>>
>>>>>>>>
>>>>>>> Mungkin perlu pendefinisian apa itu :
>>>>>>> - Hak Penguasan
>>>>>>> - Hak Pengelolaan
>>>>>>> - Hak Pemilikan
>>>>>>> Kontraktor itu mendapatkan hak pengelolaan
>>>>>>> Negara itu yang punya hak penguasaan
>>>>>>> Rakyat yang memiliki
>>>>>>> just my 2c
>>>>>>>
>>>>>>> RDP
>>>>>>>
>>>>>>> Hehehe
>>>>>>>
>>>>>>>> Wass
>>>>>>>> RPK
>>>>>>>> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>>>>>>>>
>>>>>>>> ------------------------------
>>>>>>>> *From: * Ipong Kunwau <ipongkun...@gmail.com>
>>>>>>>> *Sender: * <iagi-net@iagi.or.id>
>>>>>>>> *Date: *Sat, 6 Jun 2015 08:23:25 +0700
>>>>>>>> *To: *<iagi-net@iagi.or.id>
>>>>>>>> *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
>>>>>>>> *Subject: *Re: [iagi-net] 90% Cadangan Minyak RI
>>>>>>>> Dipegang
>>>>>>>> Perusahaan Asing
>>>>>>>>
>>>>>>>> dan ini terjadi sudah sejak tahun 70-an.
>>>>>>>>
>>>>>>>> mungkin ada baiknya melihat sejarah masa lalu sejenak
>>>>>>>> ketika RI dijajah Belanda dimana NNGPM (shell dulu
>>>>>>>> kala)
>>>>>>>> merajai exploration efforts di nusantara yang kemudian
>>>>>>>> berangsur berkurang porsinya ketika menjelang dan pasca
>>>>>>>> kemerdekaan dimana perusahaan Amerika spt Phillips,
>>>>>>>> Sunoco,
>>>>>>>> Vico, Amoco mengambil alih kegiatan eksplorasi di
>>>>>>>> seluruh
>>>>>>>> Nusantara yang kemudian disusul oleh banyak lagi
>>>>>>>> perusahaan2 asing lain ambil bagian - semua tidak lepas
>>>>>>>> dari kebijakan dan poros politik Indonesia sepanjang
>>>>>>>> sejarah nasakom, demokrasi terpimpin, hingga sekarang
>>>>>>>> berangsur bermetamorfosa menjadi demokrasi liberal di
>>>>>>>> negri
>>>>>>>> ini maka ketidakhadirannya perusahaan2 nasional lebih
>>>>>>>> kepada tidak adanya peluang yang cukup tersedia baik
>>>>>>>> itu
>>>>>>>> dalam ranah kebijakan dan pemodalan investasi jangka
>>>>>>>> panjang yang fleksibel.
>>>>>>>>
>>>>>>>> lagi lagi berbeda dengan malaysia yang dulu saya ingat
>>>>>>>> betul staf petronas banyak belajar ke Pemina kini
>>>>>>>> Pertamina
>>>>>>>> dan ingat betul ketika perminyakan Malaysia identik
>>>>>>>> dengan
>>>>>>>> nama besar Shell - tetapi sekarang dengan
>>>>>>>> restrukturisasi
>>>>>>>> pemerintahan dan politik yang terpadu maka Petronas
>>>>>>>> muncul
>>>>>>>> ke permukaan bahkan bukan hanya domestik tapi mendunia.
>>>>>>>>
>>>>>>>> selain ini, bukankah banyak negara berkembang yang
>>>>>>>> mayoritas investornya asing tetapi pemasukan negara nya
>>>>>>>> positif untuk pembangunan.  apakah kebijakannya berupa
>>>>>>>> PSC
>>>>>>>> kah, atau royalti kah, semua hanyalah sistem yang ujung
>>>>>>>> ujungnya tergantung kepada para pelakunya.
>>>>>>>>
>>>>>>>> ulasan di atas mengajak kita agar tidak apriori melulu
>>>>>>>> kepada investor asing tetapi harus flash back sejarah
>>>>>>>> kebijakan, sudahkah pemerintah memberi peluang yang
>>>>>>>> cukup
>>>>>>>> kepada investor domestik? kalau pun kebijakannya sudah
>>>>>>>> tersedia, sudahkah law enforcement nya diupayakan
>>>>>>>> secara
>>>>>>>> konsisten? atau jangan-jangan banyaknya hutang budi RI
>>>>>>>> kepada negara donatur hutang maka RI belum (tidak) bisa
>>>>>>>> juga mandiri?
>>>>>>>>
>>>>>>>> harapan harapan senantiasa menyeruak di setiap
>>>>>>>> pergantian
>>>>>>>> kepemerintahan bahwa kelak semoga ada perbaikan yang
>>>>>>>> berpihak kepada rakyat kebanyakan dan pengusaha
>>>>>>>> nasional,
>>>>>>>> tetapi harapan itu belum Alloh berikan kepada bangsa
>>>>>>>> ini
>>>>>>>> karena mungkin ketidak sungguhan semua pihak di dalam
>>>>>>>> berdoa dan berkarya - termasuk saya sendiri :-(
>>>>>>>>
>>>>>>>> selamat berakhir pekan...
>>>>>>>>
>>>>>>>> 2015-06-06 6:57 GMT+07:00 Rovicky Dwi Putrohari
>>>>>>>> <rovi...@gmail.com>:
>>>>>>>>
>>>>>>>>  Kutipan dalam kapasitasnya sebagai VP semestinya akan
>>>>>>>>> dipercaya oleh pembaca.
>>>>>>>>>
>>>>>>>>> Rdp
>>>>>>>>> Jumat, 05/06/2015 15:30 WIB
>>>>>>>>> 90% Cadangan Minyak RI Dipegang Perusahaan Asing
>>>>>>>>> *Lani Pujiastuti* - detikFinance
>>>>>>>>> *Jakarta *- Cadangan minyak Indonesia hanya tersisa
>>>>>>>>> sekitar 3,7 miliar barel saja, tapi sayangnya, hampir
>>>>>>>>> 90%
>>>>>>>>> cadangan tersebut justru dikelola oleh perusahaan luar
>>>>>>>>> negeri alias asing.
>>>>>>>>>
>>>>>>>>> "Cadangan minyak Indonesia sekitar 3,7 miliar barel
>>>>>>>>> oil,
>>>>>>>>> tapi hanya 10% yang dikuasai Pertamina," kata Vice
>>>>>>>>> President Corporate Communication PT Pertamina
>>>>>>>>> (Persero)
>>>>>>>>> Wianda Pusponegoro, dalam Diskusi Publik 'Mendambakan
>>>>>>>>> UU
>>>>>>>>> Migas yang Konstitusional' di Auditorium PP
>>>>>>>>> Muhammadiyah
>>>>>>>>> Jalan Menteng Raya No. 62 Jakarta Pusat, Jumat
>>>>>>>>> (5/6/2015).
>>>>>>>>>
>>>>>>>>> Dari 90% cadangan minyak milik Indonesia saat ini,
>>>>>>>>> memang
>>>>>>>>> ada yang dikelola perusahaan nasional seperti PGN dan
>>>>>>>>> Medco Energi, namun porsinya kecil, lebih banyak
>>>>>>>>> dikelola
>>>>>>>>> oleh perusahaan asing, seperti Chevron, BP,
>>>>>>>>> ConocoPhillips
>>>>>>>>> dan banyak lagi.
>>>>>>>>>
>>>>>>>>> Wianda mengatakan, Pertamina menargetkan menjadi
>>>>>>>>> perusahaan kelas dunia pada 2025. Agar bisa mencapai
>>>>>>>>> target tersebut, Pertamina butuh bantuan dan dorongan
>>>>>>>>> dari
>>>>>>>>> pemerintah.
>>>>>>>>>
>>>>>>>>> "Pertamina 100% saham dari Indonesia. Pertamina ingin
>>>>>>>>> jadi
>>>>>>>>> *global champion*bisa kelola lebih besar sumber migas,
>>>>>>>>> ingin kelola cadangan lebih besar. Di mata
>>>>>>>>> internasional
>>>>>>>>> ingin diakui dan bisa akuisisi blok-blok migas besar.
>>>>>>>>> Saat
>>>>>>>>> ini bentuk dukungan pemerintah, yakni dengan keluarkan
>>>>>>>>> Permen ESDM No. 15 Tahun 2015, blok-blok yang akan
>>>>>>>>> habis
>>>>>>>>> masa berlakunya ingin bisa dominan dikelola Pertamina
>>>>>>>>> sebagai manajer operasi (operator)," ungkapnya.
>>>>>>>>>
>>>>>>>>> Wianda menegaskan, bila Pertamina semakin besar, maka
>>>>>>>>> negara yang mendapatkan keuntungan paling besar. Salah
>>>>>>>>> satu buktinya, Pertamina pada 2013 membayar pajak
>>>>>>>>> penghasilan Rp 73 triliun dan akan terus bertambah
>>>>>>>>> seiring
>>>>>>>>> naiknya produksi.
>>>>>>>>>
>>>>>>>>> "Di 2014 kita berkontribusi Rp 9 triliun dividen ke
>>>>>>>>> pemerintah. Kami ingin jadi instrumen utama dari
>>>>>>>>> pemerintah. 57 tahun kita distribusikan BBM terutama
>>>>>>>>> PSO
>>>>>>>>> (subsidi). Memiliki 109 terminal BBM di seluruh
>>>>>>>>> Indonesia,
>>>>>>>>> 65 kapal dari 140-an kapal milik Pertamina dikelola
>>>>>>>>> untuk
>>>>>>>>> distribusikan BBM," tutupnya.
>>>>>>>>>
>>>>>>>>>
>>>>>>>>> *(rrd/ang)*
>>>>>>>>> Sent from my iPhone
>>>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>>>
>>>>>>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>>>>>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>>>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan
>>>>>>>>> Rp.100.000,-
>>>>>>>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>>>>>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>>>>>>>> No. Rek: 123 0085005314
>>>>>>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>>>>>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>>>>>>>> No. Rekening: 255-1088580
>>>>>>>>> A/n: Shinta Damayanti
>>>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>>>>>>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>>>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
>>>>>>>>> to
>>>>>>>>> information posted on its mailing lists, whether
>>>>>>>>> posted
>>>>>>>>> by
>>>>>>>>> IAGI or others.
>>>>>>>>> In no event shall IAGI or its members be liable for
>>>>>>>>> any,
>>>>>>>>> including but not limited
>>>>>>>>> to direct or indirect damages, or damages of any kind
>>>>>>>>> whatsoever, resulting
>>>>>>>>> from loss of use, data or profits, arising out of or
>>>>>>>>> in
>>>>>>>>> connection with the use of
>>>>>>>>> any information posted on IAGI mailing list.
>>>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>>>
>>>>>>>>>
>>>>>>>>>
>>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>>
>>>>>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>>>>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan
>>>>>>>> Rp.100.000,-
>>>>>>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>>>>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>>>>>>> No. Rek: 123 0085005314
>>>>>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>>>>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>>>>>>> No. Rekening: 255-1088580
>>>>>>>> A/n: Shinta Damayanti
>>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>>>>>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
>>>>>>>> to
>>>>>>>> information posted on its mailing lists, whether posted
>>>>>>>> by
>>>>>>>> IAGI or others.
>>>>>>>> In no event shall IAGI or its members be liable for
>>>>>>>> any,
>>>>>>>> including but not limited
>>>>>>>> to direct or indirect damages, or damages of any kind
>>>>>>>> whatsoever, resulting
>>>>>>>> from loss of use, data or profits, arising out of or in
>>>>>>>> connection with the use of
>>>>>>>> any information posted on IAGI mailing list.
>>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>>
>>>>>>>>
>>>>>>>>
>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>
>>>>>>>
>>>>>>>
>>>>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>>>>>>
>>>>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>>>>>>>
>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>
>>>>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan
>>>>>>> Rp.100.000,-
>>>>>>> (mahasiswa)
>>>>>>>
>>>>>>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>>>>>>
>>>>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>>>>>>
>>>>>>> No. Rek: 123 0085005314
>>>>>>>
>>>>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>>>>>>
>>>>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>>>>>>
>>>>>>> No. Rekening: 255-1088580
>>>>>>>
>>>>>>> A/n: Shinta Damayanti
>>>>>>>
>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>
>>>>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>>>>>>>
>>>>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>>>>>>>
>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>
>>>>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
>>>>>>> information
>>>>>>>
>>>>>>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or
>>>>>>> others.
>>>>>>>
>>>>>>> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
>>>>>>> including but not limited
>>>>>>>
>>>>>>> to direct or indirect damages, or damages of any kind
>>>>>>> whatsoever, resulting
>>>>>>>
>>>>>>> from loss of use, data or profits, arising out of or in
>>>>>>> connection with the use of
>>>>>>>
>>>>>>> any information posted on IAGI mailing list.
>>>>>>>
>>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> ___________________________________________________________
>>>>>> indomail - Your everyday mail -
>>>>>> http://indomail.indo.net.id
>>>>>>
>>>>>>
>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>
>>>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
>>>>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>>>>> No. Rek: 123 0085005314
>>>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>>>>> No. Rekening: 255-1088580
>>>>>> A/n: Shinta Damayanti
>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>>>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
>>>>>> information posted on its mailing lists, whether posted
>>>>>> by
>>>>>> IAGI or others.
>>>>>> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
>>>>>> including but not  limited
>>>>>> to direct or indirect damages, or damages of any kind
>>>>>> whatsoever,  resulting
>>>>>> from loss of use, data or profits, arising out of or in
>>>>>> connection with  the use of
>>>>>> any information posted on IAGI mailing list.
>>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>>
>>>>>
>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>
>>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
>>>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>>>> No. Rek: 123 0085005314
>>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>>>> No. Rekening: 255-1088580
>>>>> A/n: Shinta Damayanti
>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
>>>>> information  posted on its mailing lists, whether posted
>>>>> by
>>>>> IAGI or others.
>>>>> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
>>>>> including but not limited to direct or indirect damages,
>>>>> or
>>>>> damages of any kind whatsoever, resulting  from loss of
>>>>> use,
>>>>> data or profits, arising out of or in connection with the
>>>>> use of  any information posted on IAGI mailing list.
>>>>> ----------------------------------------------------
>>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> ___________________________________________________________
>>>> indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
>>>>
>>>>
>>>> ----------------------------------------------------
>>>>
>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>>>> ----------------------------------------------------
>>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
>>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>>> No. Rek: 123 0085005314
>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>>> No. Rekening: 255-1088580
>>>> A/n: Shinta Damayanti
>>>> ----------------------------------------------------
>>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>>>> ----------------------------------------------------
>>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
>>>> information posted on its mailing lists, whether posted by
>>>> IAGI or others.
>>>> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
>>>> including but not  limited
>>>> to direct or indirect damages, or damages of any kind
>>>> whatsoever,  resulting
>>>> from loss of use, data or profits, arising out of or in
>>>> connection with  the use of
>>>> any information posted on IAGI mailing list.
>>>> ----------------------------------------------------
>>>>
>>>
>>> ----------------------------------------------------
>>>
>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>>> ----------------------------------------------------
>>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,-
>>> (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>> No. Rek: 123 0085005314
>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>> No. Rekening: 255-1088580
>>> A/n: Shinta Damayanti
>>> ----------------------------------------------------
>>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>>> ----------------------------------------------------
>>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
>>> information  posted on its mailing lists, whether posted by
>>> IAGI or others.
>>> In no event shall IAGI or its members be liable for any,
>>> including but not limited to direct or indirect damages, or
>>> damages of any kind whatsoever, resulting  from loss of use,
>>> data or profits, arising out of or in connection with the
>>> use of  any information posted on IAGI mailing list.
>>> ----------------------------------------------------
>>>
>>
>>
>>
>> ___________________________________________________________
>> indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
>>
>>
>> ----------------------------------------------------
>>
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
>> ----------------------------------------------------
>> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> ----------------------------------------------------
>> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
>> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
>> ----------------------------------------------------
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
>> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but
>> not limited
>> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
>> resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
>> the use of
>> any information posted on IAGI mailing list.
>> ----------------------------------------------------
>>
>
> ----------------------------------------------------
>
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> ----------------------------------------------------
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> ----------------------------------------------------
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> ----------------------------------------------------
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in
> connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
> ----------------------------------------------------
>

----------------------------------------------------



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

----------------------------------------------------

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia

No. Rekening: 255-1088580

A/n: Shinta Damayanti

----------------------------------------------------

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id

Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

----------------------------------------------------

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 

posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 

In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited

to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 

from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 

any information posted on IAGI mailing list.

----------------------------------------------------

Kirim email ke