*Buletin Elektronik*    *www.Prakarsa-Rakyat.org*

*SADAR *

*Simpul Untuk Keadilan dan Demokrasi*
* Edisi: 148 Tahun IV - 2008
Sumber: www.prakarsa-rakyat.org*

------------------------------------------------------------------------

*SEBUAH CERITA PENGALAMAN DARI JOMBANG *


*Oleh Pokemon **


Membutuhkan waktu dua jam untuk menuju Terminal Jombang dari Surabaya, 
dengan menempuh kendaraan bus kota. Masih sekitar 15 kilometer lagi 
menuju Desa Ngampel, Kabupaten Jombang. Sebuah desa yang dihuni oleh 
mayoritas masyarakat yang dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya 
dengan bercocok tanam. Seperti umumnya tayangan di televisi 
menggambarkan tentang desa, dimana hamparan luas lahan pertanian yang 
hijau, kegelapan di malam hari yang tersinari nyala alami dari 
kunang-kunang dan bulan, kesejukan dari embun dan kicauan burung di pagi 
hari serta keramahan dan senyum penduduk di desa. Benar, itulah yang 
pertama kali saya dapatkan ketika hadir di sana pada kisaran pertengahan 
bulan Juni 2008. Bisa dikatakan satu bentuk "rekreasi" bagi saya ketika 
datang ke Desa Ngampel, setelah bertahun-tahun merasakan sumpek dan 
bisingnya kota Surabaya.

Namun jika saja kehadiran saya lebih awal, maka saya pasti akan 
merasakan ketegangan di desa itu. Ya, pada tahun 2007 di Desa Ngampel 
mengadakan pemilihan kepala desa, dimana ada dua calon kepala desa yang 
bertarung memperebutkan singgasana Desa Ngampel.

Adalah Arifin seorang tuan tanah di desa Ngampel dan Supono seorang 
petani kecil yang didukung oleh para petani-petani kecil dan juga 
buruh-buruh tani di sana. Dalam perhitungan suara di desa yang 
disaksikan oleh staf desa dan warga, dimenangkan oleh Supono hanya 
dengan selisih satu suara, yaitu 444 berbanding 445 suara. Akan tetapi 
di tingkat Kabupaten, justru berbalik hasilnya dan dimenangkan oleh 
Arifin. Dengan ekspresi emosi dan amarah yang masih terpendam Pak Supono 
menceritakan hal tersebut kepada saya. Memang seperti itulah apa yang 
dirasakan oleh Supono dan para pendukungnya ketika mendengar pengumuman 
dari Kabupaten Jombang. Dengan beberapa kali aksi protes dilakukan ke 
kabupaten Jombang, tidak menghasilkan apa-apa. Ditambah lagi aparat 
keamanan yang juga melakukan teror dan penangkapan terhadap warga 
pendukung Supono. Karena begitu kuatnya dukungan dari kalangan birokrasi 
dan aparat keamanan, maka Arifin si tuan tanah sampai saat ini langgeng 
dalam kursi kepala desa.

Dalam obrolan tersebut, yang juga bersama beberapa orang warga setempat 
selain dengan Supono, saya memberikan sedikit masukan kepada mereka. 
Bahwa kasus pilkades tahun 2007 itu tidak akan selesai jika kita tidak 
melakukan aksi terus-menerus untuk menuntut pertanggungjawaban dan 
kebenaran yang terjadi. Namun juga, kepala desa pilihan bupati tentunya 
juga tidak akan pernah tinggal diam dalam hal tersebut, dia pasti juga 
akan memberikan perlawanan terhadap protes kita. Tak hanya logistik yang 
akan terkuras dalam pertarungan itu, namun juga waktu. Sementara warga 
desa harus tetap disibukkan oleh pekerjaan sehari-hari mereka.

Hal tersebut /di-iya-kan /oleh Supono, yang mengatakan bahwa memang 
membutuhkan waktu dan keuangan yang besar, sementara kita tidak hanya 
berhadapan dengan Arifin, namun juga dengan aparat keamanan dan juga 
Bupati Jombang yang mendukung penuh kekuasaan Arifin dan keluarganya, 
yang selama kurang lebih 15 tahun tidak tergantikan dalam kepemimpinan 
desa. Yang dilakukan sekarang oleh warga desa adalah memboikot semua 
kegiatan desa yang diselenggarakan oleh kepala desa, bahkan pada 
pemilihan gubernur Jawa Timur bulan Juli lalu, warga desa sepakat untuk 
golput.

Seiring dengan menariknya kasus di desa Ngampel tersebut dan dengan 
begitu solidnya persatuan warga desa, serta begitu menyenangkannya desa 
dengan pemandangan dan kehidupan kesahariannya, intensitas kedatangan 
saya ke desa Ngampel pun bertamabah. Apalagi setelah warga desa menerima 
tawaran dari saya untuk lebih memperkuat posisi di dalam dengan 
membentuk serikat tani dan membuat program sendiri untuk warga desa atas 
nama serikat tani tersebut. Tepat pada tanggal 30 Juli 2008, saya 
kembali datang ke desa tersebut untuk sebuah agenda pembentukan serikat 
tani. Serikat Tani Mandiri atau disingkat STM, mereka menamakan 
organisasi tersebut, yang diikuti oleh tokoh masyarakat desa, pemuda, 
bahkan warga yang bekerja di luar desa pun mendukung hal tersebut.

Kemudian juga selain membentuk struktur organisasi, STM juga membuat 
program kerja yang diperuntukkan bagi warga desa. Ada diskusi rutin dua 
minggu sekali, membahas persoalan perkembangan sosial-politik terkini, 
membahas persoalan-persoalan yang dialami oleh tani, sampai membahas 
soal perilaku para pejabat dan wakil rakyat yang senang dengan profesi 
sampingannya sebagai koruptor, yang membuat banyak masyarakat menjadi 
tetap miskin. Tak hanya sekedar mengasah otak saja, STM juga memberikan 
foto copy buku pelajaran untuk SD, SMP dan SMU yang dibagikan secara 
gratis bagi para anak desa Ngampel, dan masih banyak lagi program kerja, 
baik yang berhubungan langsung tentang pertanian seperti pengairan atau 
irigasi maupun kebutuhan lain yang dianggap penting bagi warga.

Bukan berarti dengan agenda kerja ini mereka melupakan kekalahan yang 
mereka alami dalam pilkades, yang lebih disebabkan oleh faktor 
kecurangan. Pilkades 2007 itu seperti memberikan sebuah pembelajaran dan 
pengalaman bagi mereka, bahwa untuk mencapai kekuasaan membutuhkan 
persiapan dan strategi taktik yang baik, dan mempersiapkan segala 
kemungkinan buruk yang terjadi. Mereka juga telah belajar dengan baik, 
bagaimana memberikan perlawanan terhadap kekuasaan yang /dzolim/ dan 
bertengger di atas sebuah kecurangan. Setiap hal yang dilakukan sekarang 
ini oleh STM tentunya akan sangat berguna pada pemilihan kepala desa 
mendatang, dimana dengan semangat acungan tangan kiri terkepal sebagai 
simbol perlawanan dan siap lagi bertarung di medan politik untuk sebuah 
kekuasaan tani yang sejati.

Pada tanggal 22 Agustus nanti, saya berencana datang kembali ke desa 
Ngampel. Bertemu kembali dengan warga desa Ngampel, melihat kembali 
hamparan luas menghijau, melihat kembali cahaya kunang-kunang dan bulan 
di malam hari, merasakan kembali kesejukan embun, mendengar merdu 
kicauan burung.

Anda berminat untuk ikut serta bersama saya ke desa Ngampel di Jombang?





* Penulis adalah anggota Solidaritas Gerakan Mahasiswa Surabaya, 
sekaligus anggota Forum Belajar Bersama Prakarsa Rakyat dari Simpul Jawa 
Timur.

** Siapa saja dipersilahkan mengutip, menggandakan, menyebarluaskan 
sebagian atau seluruh materi yang termuat dalam portal ini selama untuk 
kajian dan mendukung gerakan rakyat. Untuk keperluan komersial pengguna 
harus mendapatkan ijin tertulis dari pengelola portal Prakarsa Rakyat. 
Setiap pengutipan, penggandaan dan penyebarluasan sebagian atau seluruh 
materi harus mencantumkan sumber (portal Prakarsa Rakyat atau 
www.prakarsa-rakyat.org).


 

[EMAIL PROTECTED] <http://www.prakarsa-rakyat.org>   *



[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

Bersatu Rebut Kekuasaan: Hancurkan Kapitalisme, Imperialisme, Neo-Liberalisme, 
Bangun Sosialisme!

Situs Web: http://www.indomarxist.co.nr/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/indo-marxist/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/indo-marxist/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke