---------------------------------------------------------- Visit Indonesia Daily News Online HomePage: http://www.indo-news.com/ Please Visit Our Sponsor http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1 -0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0 Free Email @KotakPos.com visit: http://my.kotakpos.com/ ---------------------------------------------------------- EDITORIAL: Rakyat Maluku, Dengarlah Nuranimu Media Indonesia - Berita Utama (12/27/99) PERDAMAIAN niscaya sulit diwujudkan jika masih ada dendam tersimpan di hati. Begitu juga masyarakat di Maluku. Walaupun dalam berbagai kesempatan mereka--dari pemeluk agama yang berlainan--menyatakan ingin menciptakan perdamaian, toh kenyataannya nyawa terus saja melayang. Natal bagi umat Kristiani membawa pesan perdamaian. Bulan Ramadan demikian juga, bulan yang penuh rahmat dan ampunan bagi kaum muslim. Tetapi mengapa damai tidak kunjung tercipta di hari baik dan bulan suci ini? Kita semakin dicekam oleh keprihatinan setelah dalam beberapa hari terakhir ini bentrokan demi bentrokan terus berlangsung dengan jumlah korban nyawa yang terus bertambah. Semula kita berharap dengan kehadiran Presiden Abdurrahman Wahid dan Wapres Megawati Soekarnoputri ke Ambon beberapa pekan yang lalu mampu meredakan ketegangan dan permusuhan. Nyatanya hingga hari ini permusuhan tetap berlangsung. Kesedihan Gus Dur dan air mata Megawati yang ditumpahkan di bumi Maluku seolah tidak ada gunanya. Sungguh ironis. Rasanya sulit diterima akal sehat kita, jika sebagian besar rakyat di Ambon dan sekitarnya masih membiarkan sikap-sikap saling mendendam dan berburuk sangka. Benar, sanak saudara dan kawan-kawan dekat telah menjadi korban pembunuhan atau penganiayaan, tetapi yang lebih penting korban nyawa dan harta tidak boleh terus berjatuhan. Siapa pun korbannya, dan dari mana pun asalnya, mereka adalah anak-anak sebangsa dan senegara. Kita teringat pesan Presiden Gus Dur dan Wapres Megawati, bahwa warga Maluku sendirilah yang dapat mengakhiri permusuhan di sana. Pemerintah hanya membantu mewujudkan. Upaya-upaya untuk menciptakan rekonsiliasi yang dilakukan pemerintah tidak kurang-kurangnya. Bongkar pasang pasukan pengamanan di sana menjadi salah satu indikator keseriusan pemerintah menangani kasus Ambon. Dalam suasana Natal dan mumpung masih berada di bulan suci Ramadan, ada baiknya, sekali lagi masyarakat Maluku melupakan dendam dan sikap-sikap permusuhan lainnya. Ingat masa depan anak-anak Maluku sendiri. Masa bermain dan belajar mereka hilang digantikan dengan ketegangan dan suasana "perang" sehari-hari. Bagaimana dengan masa depan mereka jika setiap hari menyaksikan, atau setidaknya mendengar jatuhnya korban jiwa dan harta secara sia-sia. Masyarakat Maluku harus bangkit, mengubur segala dendam untuk mencapai perdamaian. Apalah gunanya melawan saudara-saudara sendiri. Yang harus dihadapi dan dilawan justru para provokator yang terus mengubah wajah dan penampilan. Janganlah mereka diberi kesempatan untuk menyelinap atas nama agama dan golongan di sekitar Anda. Kini giliran nurani Anda yang harus didengar. Bukan sikap-sikap emosional yang lebih mudah disusupi oleh setan-setan provokator berwajah manusia. (*) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Didistribusikan tgl. 29 Dec 1999 jam 04:50:36 GMT+1 oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]> http://www.Indo-News.com/ ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++