---------------------------------------------------------- Visit Indonesia Daily News Online HomePage: http://www.indo-news.com/ Please Visit Our Sponsor http://www.indo-news.com/cgi-bin/ads1 -0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0-0 Free Email @KotakPos.com visit: http://my.kotakpos.com/ ---------------------------------------------------------- Pak Nas Prihatin: Isu Kudeta untuk Memojokkan TNI Media Indonesia - Politik dan Keamanan (12/27/99) JAKARTA (Media): Kapuspen TNI Mayjen Sudrajat mengatakan isu yang menyebutkan TNI akan melakukan kudeta terhadap pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid sengaja dikembangkan untuk makin memojokkan posisi TNI yang sekarang tengah melaksanakan reformasi internal serta mempromosikan nilai-nilai demokrasi. "TNI tidak akan pernah melakukan kudeta. TNI betul-betul adalah tentara rakyat dan tentara pejuang. TNI bertekad meningkatkan kadar disiplin, semangat, dan etika keprajuritan sesuai dengan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit," kata Kapuspen di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Jumat lalu, menanggapi pertanyaan tentang merebaknya isu kudeta dan penggantian sejumlah jabatan penting di Mabes TNI. Ditegaskan, isu kudeta itu hanya isapan jempol dan sebaiknya tidak usah terlalu ditanggapi karena di era keterbukaan ini banyak pihak yang suka mengembangkan isu. Bagi TNI, kata Sudrajat, Indonesia harus bisa segera keluar dari krisis karenanya semua kalangan semestinya mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kelompok. TNI sendiri bertekad mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan tidak akan pernah melakukan atau mengembangkan pola kudeta dalam menyelesaikan suatu masalah. "Pola kebersamaan yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara perlu dikembangkan," tegasnya. Menanggapi pertanyaan tentang berkembangnya isu yang menyebutkan akan adanya pergantian KSAD, Panglima TNI, dan Menko Polkam dalam waktu dekat ini, Mayjen Sudrajat menegaskan bahwa isu itu tidak perlu terlalu ditanggapi atau "mengandai-andai". "Lagi pula, wewenang pergantian itu berada di tangan Presiden. Sampai sekarang, belum ada rencana pergantian seperti itu," kata Kapuspen. Prihatin Pada kesempatan terpisah, sesepuh TNI Jenderal Besar (Purn) Abdul Haris Nasution merasa prihatin dengan keberadaan TNI saat ini yang dihujat dan dipersalahkan, padahal banyak tugas mulia yang telah dilakukan TNI bagi bangsa dan negara. "Sekarang segala masalah tertuju pada TNI," katanya sambil menangis, di kediamannya Jalan Teuku Umar 40 Jakarta, Jumat, saat silaturahmi dengan pengurus DPP KNPI yang didahului dengan salat Jumat di kediamannya. Ketua Umum DPP KNPI Adhyaksa yang memimpin delegasi ke rumah Pak Nas--panggilan akrab AH Nasution--menjelaskan silaturahmi tersebut dilakukan sehubungan dengan rencana KNPI untuk membuat buku berjudul Bunga Rampai TNI antara Hujatan dan Harapan. Pak Nas yang mengenakan baju koko dan sarung serta berkopiah putih, mengatakan TNI saat ini selalu menjadi sasaran berbagai permasalahan yang terjadi dan yang dilihat hanya dari sisi buruknya. Pak Nas menceritakan, dirinya bersama Pak Dirman, mendirikan TNI untuk berbuat sebaik-baiknya bagi Tanah Air dengan mempertahankan Negara Kesatuan RI dari Sabang sampai Merauke yang utuh. "Kita tidak ingin negara ini terpecah-belah menjadi negara-negara kecil. Saya tidak bisa mengutarakan hal ini lebih banyak lagi," ucapnya terharu kemudian meneteskan air mata. Mengenai masalah di Aceh, Pak Nas berharap TNI dapat menyelesaikan masalah tersebut sebaik-baiknya dan jangan sampai putus harapan, sehingga membuat permasalahannya semakin rumit dan mengancam keberadaan Negara Kesatuan RI. Ketika ditanyakan soal enam jenderal TNI yang dituduh Komisi Penyelidikan Pelanggaran HAM (KPP HAM) melakukan berbagai pelanggaran di Timtim pascajajak pendapat, Pak Nas menyatakan, secara prinsip siapa yang bersalah harus diadili karena negara Indonesia adalah negara hukum dan bukan negara-negaraan atau negara asal-asalan. Namun, katanya, dari kasus tersebut ada niat yang kurang baik terhadap TNI karena permasalahan di Timtim hanya dilihat dari pascajajak pendapat. Seharusnya, menurut Pak Nas, dilihat dari awal, yakni pada tahun 1975 dan berbagai informasi yang didapatkan itu jangan hanya mengarah kepada orang-orang prointegrasi, tetapi juga terhadap antiintegrasi. Menurut dia, para tertuduh tersebut merupakan orang-orang yang sengaja dipilih untuk dijatuhkan, padahal banyak juga hal baik yang telah dilakukan oleh mereka untuk bangsa dan negara ini. (Ant/P-1) ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ Didistribusikan tgl. 29 Dec 1999 jam 04:50:58 GMT+1 oleh: Indonesia Daily News Online <[EMAIL PROTECTED]> http://www.Indo-News.com/ ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++