SEORANG PELUKIS YANG PERNAH “KIRI” TAPI TERLALU LAMA TERBIUS DALAM LINGKUNGAN KANAN DAN JUGA BANYAK DUIT, SUPER MAPAN, AHIRNYA MENGGUNAKAN FILSAFAT FEODAL JAWA UNTUK MENGBHIBUR DIRINYA SENDIRI. ( ITULAH JAWABAN ATAS PERTANYAAN: “SIAPA ENTE INI? ( SOPO KOWE IKI?). KATA ORANG LUKISANNYA DIBELI OLEH PARA MILYUNER. TAPI BAGUS TIDAKNYA SAYA TIDAKTAHU. MAKLUM CITA RASA MILYUNER ITUKAN SELALU ANEH. asahan.
From: Chan CT Sent: Friday, April 22, 2016 3:20 AM To: gelor...@yahoogroups.com ; ajeg Subject: Re: [GELORA45] Agus Widjojo: Simposium 1965 Tak Bisa Memuaskan Semua Korban Menurut saya, yang TERUTAMA dan harus di UTAMAKAN bukan pelaku-pelaku dibawah, sampai harus dibuatkan lebih dahulu daftar nama-nama pelakunya untuk dibawa kedepan pengadilan. TIDAK!!! Cukup menarik keluar siapa DALANG yang HARUS BERTANGGUNGJAWAB terhadap gerak/tindak penangkapan, pembunuhan yang terjadi tanpa proses HUKUM, ... sehingga jatuh begitu banyak KORBAN. Baik 7 jenderal yang ditangkap lalu dibunuh di sumur Lubang Buaya, maupun langkah selanjutnya, dengan dalih PKI dalang G30S, ... lalu mengejar, menangkap dan membunuh orang-orang yang dituduh komunis dan Soekarnois itu! Sedang yang telah TERJADI, semua penanggungjawab atas penangkapan dan pembunuhan 7 jenderal itu, Untung, Latief dan jenderal Supardjo sudah menjalani eksekusi sesuai sanksi HUKUM yang dijatuhkan. Bahkan tokoh-tokoh utama PKI, Aidit, Lukman, Njoto yang dituduh DALANG G30S juga sudah dibunuh tanpa proses pengadilan yang sah dan adil, ... sedang PKI juga sudah dibubarkan dan lewat lebih 1/2 abad ini sudah tidak ada lagi orang yang bisa dimintai pertanggungjawabannya atas tuduhan DALANG G30S sebagaimana yang dituduhkan selama ini. Bagaimana bisa meminta pertanggungjawaban pada mantan anggota-anggota PKI yang masih tersisa hidup sampai sekarang ini? Ketika itu, dihari-hari terjadi G30S semua mereka-mereka itu juga tercengang, terheran-heran, ... TIDAK TAHU apa itu G30S yang terjadi. Sebaliknya, siapa DALANG G30S sesungguhnya, sampai sekarang masih menjadi pertanyaan besar! Adanya data-data yang terungkap setelah lengsernya jenderal Soeharto, memasuki masa reformasi/demokrasi dimana orang bisa bersuara lebih bebas, justru mengarah pada jenderal Soeharto itulah DALANG G30S sesungguhnya dan membantah PKI dalang G30S yg selama ini dituduhkan! Apalagi dilihat dari kenyataan Soeharto lah orang yang paling di UNTUNGKAN dengan matinya 6 jenderal yang dibunuh G30S itu! Begitu juga, jenderal Soeharto itulah orang yang paling berkepentingan dan diuntungkan dengan segera dibunuhnya tokoh-tokoh utama PKI, .... yang jelas untuk membungkam dan menutup selama-lamanya rahasia hubungan dirinya dengan PKI! Tentu saja tidak mungkin berlakukan sing wis yo wis, yang sudah terjadi ya sudah-lah! Mengapa? KEBENARAN dan KEADILAN itu harus ditegakkan sebaik-baiknya! Selama lebih 1/2 abad ini yang dijadikan pesakitan, Soekarno dan PKI yang difitnah dan dituduh dalang G30S, tokoh-tokoh PKI yg sudah dibunuh, termasuk Proklamator Presiden Soekarno sampai sekarang ini belum di-rehabilitasi secara resmi dari Pemerintah! Kenyataan sampai sekarang ini, TAP MPRS No. 25/1966 dan juga TAP MPRS No.33/1967 belum pernah dinyatakan SALAH dan dicabut atau dinyatakan tidak berlaku lagi oleh MPR! Dan, ... karena jenderal Soeharto berlakukan “DOSA TURUNAN”, ternyata bukan hanya jutaan dan ratusan ribu TAPOL yang jadi KORBAN kebrutalan kekejaman kemanusiaan ORBA, tapi jadi belasan-juta KELUARGA-TAPOL terseret, ... ayah, ibu, suami, istri, anak-anak dan suadara-saudari TAPOL diberi cap “tidak bersih lingkungan” menjadi kelompok warga klas-kambing yang disisihkan dalam masyarakat, ... membuat jutaan warga selama lebih 1/2 abad ini hidup menderita, kesulitan mendapat pekerjaan, pengobatan dan pendidikan baik bagi anak-anaknya, membuat kesulitan hidup sebagai warga, hidup sebagai manusia yang wajar di Nusantara ini. Dan, ... kekejaman kemanusiaan yang terjadi sesaat setelah G30S meletup 1 Oktober 1965 itu, jelas-jemelas tidak lepas dari tangan-besi Soeharto! Dan jelas sepenuhnya adalah tanggungjawab jenderal Soeharto yang dengan cepat berhasil menyerobot kekuasaan Presiden Soekarno! Dan karena jenderal Soeharto menggunakan aparat keamanan Negara untuk menangkap dan membunuh begitu banyak KORBAN, tidak bisa tidak merupakan Kejahatan Negara. Dan kalau sudah merupakan kejahatan negara, tentu Pemerintah yang berkuasa sekarang ini yang harus lebih dahulu mengakui KESALAHAN yang pernah dilakukan pemerintah Soeharto dan menyatakan MAAF sejujurnya pada korban dan keluarga korban itu. Seandainya saja pemerintah Jokowi sekarang ini masih belum bisa mengakui kesalahan pemerintah ORBA, atau dengan kata lain, kekuatan RAKYAT belum juga berhasil mendesak dan memenangkan ketegasan sikap di Simposium kemarin, ... itu hanya menunjukkan kekuatan poembela Soeharto masih sangat kuat, khususnya dalam TNI! Artinya, kekuatan RAKYAT masih harus berjuang lebih keras, menyatukan diri lebih kompak melawan kekuatan-kekuatan pendukung Soeharto! Salam, ChanCT From: mailto:gelor...@yahoogroups.com Sent: Thursday, April 21, 2016 11:01 PM To: gelor...@yahoogroups.com Subject: Re: [GELORA45] Agus Widjojo: Simposium 1965 Tak Bisa Memuaskan Semua Korban Dari dulu sudah saya bilang, buat daftar pelakunya bawa ke pengadilan. Bisa? Tentu saja situ nggak bisa karena merasa bukan korban dan malah sebaliknya, gembar-gembor bangga sebagai intel orba. Menelanjangi diri secara emosional & sukarela. Pantes jago memfitnah & melintir omongan orang. Termasuk kata-kata Joko Pekik ini: "sing wis yo wis (yang sudah terjadi ya sudah), sekarang saatnya bersatu membangun kemerdekaan kita," --- nesare1@... wrote: Ajeg: Siapa sebetulnya yang disebut korban di sini? Para Jenderal TNI yang dibunuh; para tertuduh PKI yang dibantai; atau mereka yang sempat ditahan dan mati perdata akibat rangkaian peristiwa '65? Cuma ittu? Harusnya tidak. Selama tidak ada kejujuran untuk mengakui bahwa seluruh Rakyat Indonesia menjadi korban peristiwa '65 maka omong kosonglah dengan persatuan dankesatuan. "sing wis yo wis (yang sudah terjadi ya sudah), sekarang saatnya bersatu membangun kemerdekaan kita," Nesare: tulisan ente ini intinya mau mengatakan sudahlah peristiwa 1965 ini didiamkan saja karena semua rakyat indonesia jadi korban. SALAH BESAR!!!!!! Yang terjadi adalah pembunuhan massal anggota PKI dan simpatisan PKI serta bung Karno. Yang melakukan adalah militer dengan otaknya Soeharto dan didukung oleh banyak negara termasuk USA, Inggris dll. Jadi orang2 yang dibunuh beserta anak cucu dan cicitnya yang menjadi korban. Rakyat Indonesia yang lain bukan korban apalagi para pembunuh yang adalah termasuk Ansornya NU. Inilah alasan Gus Dur minta maaf secara pribadi. JANGAN MEMUTAR BALIKKAN FAKTA!!!!! Jangan pikir dengan tulisan rapi dan berbunga2 bahasanya, ente mau mencoba mempengaruhi orang2 dimilis2 ini. Hehehe siapa ente ini?! !!! Nesare From: ajeg Siapa sebetulnya yang disebut korban di sini? Para Jenderal TNI yang dibunuh; para tertuduh PKI yang dibantai; atau mereka yang sempat ditahan dan mati perdata akibat rangkaian peristiwa '65? Cuma itu? Harusnya tidak. Dengan melihat kenyataan bahwa selalu ada keluarga dari masing-masing pihak yang ikut menderita, maka korban peristiwa '65 itu jumlahnya sungguh luarbiasa. Amat banyak. Coba saja, siapa yang bisa membantah catatan sejarah bahwa peristiwa '65 melahirkan orde baru? Tidak ada. Siapa bisa membantah bahwa new order itu mencampakkan tatanan bernegara sebelumnya yang berdasarkan Proklamasi 17845 dan UUD1945? Karena itu, suka atau tidak, korban dari peristiwa '65 adalah seluruh Rakyat Indonesia, segenap Bangsa Indonesia. Sebab, perobahan haluan oleh Orde Baru itu membuat perjalanan bangsa ini melenceng jauh dari cita-cita Proklamasi 17845 dan arahan UUD1945. Dan aki batnya bangsa ini kehilangan jatidiri aslinya, berganti menjadi bangsa yang hilang kedaulatan atas dirinya. Bangsa yang luarnegeri minded. Sel ama tidak ada kejujuran untuk mengakui bahwa seluruh Rakyat Indonesia menjadi korban peristiwa '65 maka omong kosonglah dengan persatuan dan kesatuan. Omong kosong juga dengan perikemanusiaan dan perikeadilan karena yang diributkan hanyalah hak pribadi dan kelompok tanpa mempedulikan hak seluruh Rakyat dan anak-cucu sendiri untuk meraih kehidupan adil-makmur. Simposium ini bisa jadi merupakan kesempatan terakhir untuk sama-sama menyadari kekeliruan dan kesalahan dalam mengurai persoalan selama ini. Untuk sama-sama berhenti berkutat seputar hak korban yang terlibat langsung dalam peristiwa '65. Sama-sama belajar menerima kekurangan diri & kelompok sambil sama-sama menyaksikan pesatnya kemunduran yang dialami bangsa ini. Momen kebersamaan ini amat langka, dan barangkali tidak akan ada lagi lembaga kenegaraan yang bersedia membuka dialog seperti yang digagas Gubernur Lemhanas, Agus Widjojo, ini. Agus Widjojo, anak dari Jenderal Sutoyo, beserta anak-anak jenderal lainnya yang terlibat langsung dalam peristiwa '65, selama ini menunjukkan pemahaman dan simpatinya akan penderitaan keluarga korban karena mereka sendiri adalah korban dari peristiwa yang sama. Setidaknya, penderitaan telah menjadi titik-temu di antara sesama keluarga korban peristiwa '65 -- sebuah prahara yang dalam konteks geopolitik saat itu sengaja dirancang pihak luar untuk memutus Poros JKT-Hanoi-Peking agar industrialis senjata leluasa masuk ke Vietnam Selatan. Dari sudut ini, tegakah kita membiarkan anak-cucu terus menderita akibat gontok-gontokan nenek-moyangnya sedangkan Vietnam dan AS sendiri sudah berdamai. Atau cukup puaskah kita membiarkan Indonesia hanya menjadi bagian kecil dari sejarah Barat di Indocina? "sing wis yo wis (yang sudah terjadi ya sudah), sekarang saatnya bersatu membangun kemerdekaan kita," - joko pekik - Agus Widjojo: Simposium 1965 Tak Bisa Memuaskan Semua Korban Agus Widjojo: Simposium 1965 Tak Bisa Memuaskan Semua Korban | hukum | tem... By Tempo.Co Ketua Panitia Pengarah Simposium Membedah Tragedi 1965 Agus Widjojo mengatakan panitia siap jika rekomendasi di -- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "diskusi kita" di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke diskusi-kita+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.