---------- Forwarded message ----------
From: rahmadi
Date: Mon, 30 Mar 2009 10:49:56 +0700

----- Original Message -----
From: Ardian_Zuhri
Sent: Monday, March 30, 2009 8:23 AM
Subject: Hikmah Lain dari Tragedi Situ Gintung, "Ayo Kita Kembali ke Masjid !"



Tempat Yang Aman Ketika Musibah Terjadi…

Source : geraidinar.com
Written by Muhaimin Iqbal
Sunday, 29 March 2009 10:20



Berandai-andai bukan hal yang dianjurkan dalam Islam, tetapi mengambil
pelajaran atas segala musibah yang terjadi adalah hal yang sudah
sepatutnya dilakukan.

Sepuluh tahun terakhir saja sesungguhnya umat manusia di dunia (bukan
hanya di Indonesia !) setidaknya diberi pelajaran yang sama minimal
tiga kali dalam tiga musibah yang berbeda. Lihat foto-foto disamping,
yang teratas adalah masjid yang selamat dari air bah Situ Gintung tiga
hari lalu. Yang di tengah adalah masjid yang selamat dari tsunami Aceh
5 tahun lalu, dan yang paling bawah adalah masjid yang selamat dari
gempa bumi hebat di Turki 10 tahun lalu.

Kebetulankah ? Tidak !, tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini.
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lohmahfuz)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.” (QS 57 :22)

Mengapa Allah selamatkan masjid-masjid tersebut padahal
bangunan-bangunan di sekitarnya luluh lantak ? Masjid selain tempat
sholat juga lambang dari ketaatan kita memenuhi panggilannya, dengan
tiga contoh visual dan konkrit tersebut barangkali Allah benar-benar
ingin menyampaikan kebenaran atas ayat-ayat-Nya.

Lantas kalau kita bisa mengambil pelajaran dari Masjid-masjid yang
diselamatkan Allah di tengah musibah-musibah yang melanda; maka
seyogyanya kita pun bisa menjadikan pelajaran untuk menghadapi
berbagai musibah lainnya.

Untuk menyelamatkan diri dari musibah finansial yang sekarang menimpa
dunia misalnya, kita pun bisa lari mengungsi ke ‘masjid-masjid’ atau
rumah-rumah Allah dimana hukum Allah ditaati, perintah-Nya
dilaksanakan dan larangan-Nya dijauhi.

Musibah finansial dunia saat ini masih jauh dari usai; majalah Time
edisi pekan ini menurunkan laporan akan ancaman bom finansial yang
jauh lebih besar yang siap meledak. Saking besarnya bom tersebut oleh
Time dikategorikan sebagai WMD (Weapon of Mass Destruction ) atau
Senjata Pemusnah Massal.



Salah satu contoh WMD yang diangkat time adalah kasus AIG. AIG saat
ini masih menurut Time ‘hanya’ memiliki asset senilai US$ 50 Milyar.
Sedangkan risiko yang ditanggungnya dari kasus CDS saja saat ini sudah
rugi US$ 40.4 Millyar, yang sedang antri untuk menagih janji
berikutnya adalah US$ 300 Milyar. Artinya perusahaan raksasa
kebanggaan Amerika tersebut secara teknis akan bangkrut sampai 6 kali,
kecuali bila pemerintah melakukan bailout besar-besaran.

Buah simalakanya adalah bila ingin diselamatkan, tidak akan mudah bagi
pemerintah AS untuk mem-bailout AIG dengan sekian ratus milyar dollar
lagi – sedangkan baru-baru ini mereka membuat jengkel seluruh negeri
itu dalam kasus bagi-bagi bonus.

Bila tidak diselamatkan, efek domino dari kebangkrutan AIG sungguh
tidak terperikan. AIG menjamin 180,000 entity dengan total lapangan
kerja 106 juta di Amerika saja. Di antara yang dijamin adalah puluhan
ribu tanah pertanian, rumah sakit, dana pensiun, infrasruktur,
industri property, industri penerbangan, industri perminyakan dst.dst.
Pendek kata di AS saja keruntuhan AIG akan menyeret keruntuhan ekonomi
dalam skala sangat besar – makanya dikategorikan Weapon of Mass
destruction oleh Time tersebut.

Apa dampaknya kalau ekonomi Amerika runtuh oleh kasus AIG dan yang
sejenisnya ? Seperti yang sudah terjadi setengah tahun terakhir,
seluruh dunia juga akan terseret dalam pusaran krisis yang sama –
termasuk Indonesia.

Bagaimana kita bisa selamat ?, belajarlah dari kasus musibah-musibah
tersebut diatas – larilah ke ‘rumah-rumah’ Allah. Dalam aplikasi
ekonomi ini berarti adalah lari ke ekonomi yang tidak melibatkan riba;
tidak mengandalkan hutang. Ekonomi yang adil, yang memberi makan
(menciptakan lapangan kerja) orang  miskin. Ekonomi yang dibangun
dengan tolong-menolong dalam kasih sayang, bukan ekonomi yang dibangun
atas dasar ekspoitasi yang kuat terhadap yang lemah.

Untuk selamat, ayo kita kembali ke ‘masjid’ dalam arti yang seluas-luasnya…

------------------------------------------------------------------
- Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 -
- Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com -

Rasulullah SAW bersabda, Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama,
seratus kurang satu. Barangsiapa memperhitungkannya dia masuk surga.
(Artinya, mengenalnya dan melaksanakan hak-hak nama-nama itu) (HR. Bukhari)

Kirim email ke