Mau Tau Ramadhan Kamu Gagal atau Sukses ??? 
Di bulan Ramadhan, pintu neraka ditutup dan pintu syurga dibuka lebar-lebar. 
Namun banyak orang gagal mendapatkan kemuliaannya. Di bawah ini cara-cara 
menghindarkan diri dari gagal dalam Ramadhan:

1. Kurang melakukan persiapan di bulan Syaban. Misalnya, tidak tumbuh keinginan 
melatih bangun malam dengan shalat tahajjud. Begitupun tidak melakukan puasa 
sunnah Syaban, sebagaimana telah disunnahkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa 
sallam. Dalam hadits Bukhari dan Muslim, dari Aisyah Radhiallaahu anha 
berkata,"Saya tidak pernah melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh selain di 
bulan Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat beliau banyak berpuasa selain di 
bulan Syaban."

2. Gampang mengulur shalat fardhu. "Maka datanglah sesudah mereka, pengganti 
(yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka 
kelak mereka akan menemui kesesatan kecuali orang-orang yang bertaubat dan 
beramal shalih." (Maryam: 59)Menurut Said bin Musayyab, yang dimaksud dengan 
tarkush (meninggalkan shalat) ialah tidak segera mendirikan shalat tepat pada 
waktunya. Misalnya menjalankan shalat zhuhur menjelang waktu ashar,ashar 
menjelang maghrib, shalat maghrib menjelang isya, shalat isya menjelang waktu 
subuh serta tidak segera shalat subuh hingga terbit matahari. Orang yang 
bershiyam Ramadhan sangat disiplin menjaga waktu shalat, karena nilainya setara 
dengan 70 kali shalat fardhu di bulan lain.

3. Malas menjalankan ibadah-ibadah sunnah. Termasuk di dalamnya menjalankan 
ibadah shalatul-lail. Mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan 
ibadah-ibadah sunnah merupakan ciri orang yang shalih."Sesungguhnya mereka 
adalah orang-orang yang bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan baik 
dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah 
orang-orang yang khusyu kepada Kami." (Al-Anbiya:90)"Dan hamba-Ku masih 
mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah, sampai Aku 
mencintainya." (Hadits Qudsi)

4. Kikir dan rakus pada harta benda. Takut rugi jika mengeluarkan banyak infaq 
dan shadaqah adalah tandanya. Salah satu sasaran utama shiyam agar manusia 
mampu mengendalikan sifat rakus pada makan minum maupun pada harta benda,karena 
ia termasuk sifat kehewanan (Bahimiyah). Cinta dunia serta gelimang kemewahan 
hidup sering membuat manusia lupa akan tujuan hidup sesungguhnya. Mendekat 
kepada Allah Subhaanahu wa taala, akan menguatkan sifat utama kemanusiaan 
(Insaniyah).

5. Malas membaca Al-Quran. Ramadhan juga disebut Syahrul Quran, bulan yang di 
dalamnya diturunkan Al-Quran. Orang-orang shalih di masa lalu menghabiskan 
waktunya baik siang maupun malam Ramadhan untuk membaca Al-Quran."Ibadah 
ummatku yang paling utama adalah pembacaan Al-Quran." (HR Baihaqi).Ramadhan 
adalah saat yang tepat untuk menimba dan menggali sebanyak mungkin kemuliaan 
Al-Quran sebagai petunjuk hidup. Kebiasaan baik ini harus nampak berlanjut 
setelah Ramadhan pergi, sebagai tanda keberhasilan latihan di bulan suci.

6. Mudah mengumbar amarah. Ramadhan adalah bulan kekuatan. Nabi Saw bersabda: 
"Orang kuat bukanlah orang yang selalu menang ketika berkelahi. Tapi orang yang 
kuat adalah orang yang bisa menguasai diri ketika marah."Dalam hadits lain 
beliau bersabda: "Puasa itu perisai diri, apabila salah seorang dari kamu 
berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan jangan membodohkan diri. Jika ada 
seseorang memerangimu atau mengumpatmu, maka katakanlah sesesungguhnya saya 
sedang berpuasa." (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

7. Gemar bicara sia-sia dan dusta. "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan 
dusta perbuatan Az-Zur, makaAllah tidak membutuhkan perbuatan orang yang tidak 
bersopan santun,maka tiada hajat bagi Allah padahal dia meninggalkan makan dan 
minumnya." (HR Bukhari dari Abu Hurairah)Kesempatan Ramadhan adalah peluang 
bagi kita untuk mengatur dan melatih lidah supaya senantiasa berkata yang 
baik-baik. Umar ibn Khattab Ra berkata: "Puasa ini bukanlah hanya menahan diri 
dari makan dan minum saja, akan tetapi juga dari dusta, dari perbuatan yang 
salah dan tutur kata yang sia-sia." (Al Muhalla VI: 178) Ciri orang gagal 
memetik buah Ramadhan kerap berkata di belakang hatinya. Kalimat-kalimatnya 
tidak ditimbang secara masak: "Bicara dulu baru berpikir, bukan sebaliknya, 
berpikir dulu, disaring, baru diucapkan."

8. Memutuskan tali silaturrahim. Ketika menyambut datangnya Ramadhan Rasulullah 
Saw bersabda:
"Barangsiapa menyambung tali persaudaraan (silaturrahim) di bulan ini, Allah 
akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan 
di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya"
Puasa mendidik pribadi-pribadi untuk menumbuhkan jiwa kasih sayang dan tali 
cinta.Pelaku shiyam jiwanya dibersihkan dari kekerasan hati dan kesombongan, 
diganti dengan perangai yang lembut, halus dan tawadhu. Apabila ada atau tidak 
adanya Ramadhan tidak memperkuat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan, itu 
tanda kegagalan.

9. Menyia-nyiakan waktu. Al-Quran mendokumentasikan dialog Allah Swt dengan 
orang-orang yang menghabiskan waktu mereka untuk bermain-main.
Allah bertanya: " Berapa tahunkan lamanya kamu tinggal di bumi?"Mereka 
menjawab: "Kami tinggal di bumi sehari atau setengah hari. maka tanyakanlah 
kepada orang-orang yang menghitung."Allah berfirman: "Kamu tidak tingal di bumi 
melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui. "Maka apakah kamu 
mengirasesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan kamu 
tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang 
sebenarnya; tidak Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan yang mempunyai 
Arsy yang mulia." (Al-Mu'minun: 112-116)


10. Labil dalam menjalani hidup. Labil alias perasaan gamang, khawatir, risau, 
serta gelisah dalam menjalani hidup juga tanda gagal Ramadhan. Pesan Rasulullah 
Saw:
"Sesungguhnya telah datang bulan Ramadhan yang penuh berkah. Allah telah 
memfardhukan atas kamu berpuasa di dalamnya. Dibuka semua pintu surga, dikunci 
semua pintu neraka dan dibelenggu segala syetan. Di dalamnya ada suatu malam 
yang lebih baik dari seribu bulan.Barangsiapa tiada diberikan kebajikan malam 
itu, maka sungguh tidak diberikan kebajikan atasnya." (HR Ahmad, Nasai, Baihaqi 
dari Abu Hurairah)
Bila seseorang meraih berkah bulan suci ini, jiwanya mantap, hatinya tenteram, 
perasaannya tenang dalam menghadapi keadaan apapun.


11. Tidak bersemangat mensyiarkan Islam. Salah satu ciri utama alumnus Ramadhan 
yang berhasil ialah tingkat taqwa yang meroket. Dan setiap orang yang 
ketaqwaannya semakin kuat ialah semangat mensyiarkan Islam. Berbagai kegiatan 
amar maruf nahiy munkar dilakukannya, karena ia ingin sebanyak mungkin orang 
merasakankelezatan iman sebagaimana dirinya. Jika semangat ini tak ada, 
gagallah Ramadhan seseorang.

12. Khianat terhadap amanah. Shiyam adalah amanah Allah yang harus dipelihara 
(dikerjakan) dan selanjutnya dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak. Shiyam 
itu ibarat utang yang harus ditunaikan secara rahasia kepada Allah. Orang yang 
terbiasa memenuhi amanah dalam ibadah sir (rahasia) tentu akan lebih menepati 
amanahnya terhadap orang lain, baik yang bersifat rahasia maupun yang nyata. 
Sebaliknya orang yang gagal Ramadhan mudah mengkhianati amanah, baik dari Allah 
maupun dari manusia.

13. Rendah motivasi hidup berjamaah. Frekuensi shalat berjamaah di masjid 
meningkat tajam selama Ramadhan. Selain itu, lapar dan haus menajamkan jiwa 
sosial dan empati terhadap kesusahan sesama manusia, khususnya sesama Muslim. 
Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang berjuang secara berjamaah, yang saling 
menguatkan."Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di 
jalan-Nya dalam saatu barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti bangunan 
yang tersusun kokoh." (Ash-Shaf: 4) Ramadhan seharusnya menguatkan motivasi 
untuk hidup berjamaah.

14. Tinggi ketergantungannya pada makhluk. Hawa nafsu dan syahwat yang 
digembleng habis-habisan selama bulan Ramadhan merupakan pintu utama 
ketergantungan manusia pada sesama makhluk. Jika jiwa seseorang berhasil 
merdeka dari kedua mitra syetan itu setelah Ramadhan, maka yang mengendalikan 
dirinya adalah fikrah dan akhlaq. Orang yang tunduk dan taat kepada Allah lebih 
mulia dari mereka yang tunduk kepada makhluk.

15. Malas membela dan menegakkan kebenaran. Sejumlah peperangan dilakukan kaum 
Muslimin melawan tentara-tentara kafir berlangsung di bulan Ramadhan. 
Kemenangan Badar yang spektakuler itu dan penaklukan Makkah (Futuh Makkah) 
terjadi di bulan Ramadhan. Di tengah gelombang kebathilan dan kemungkaran yang 
semakin berani unjuk gigi, para alumni akademi Ramadhan seharusnya semakin 
gigih dan strategis dalam membela dan menegakkan kebenaran. Jika bulan suci ini 
tidak memberi bekal perjuangan baru yang bernilai spektakuler, maka kemungkinan 
besar ia telah meninggalkan kita sebagai pecundang.

16. Tidak mencintai kaum dhuafa. Syahru Rahmah, Bulan Kasih Sayang adalah nama 
lain Ramadhan, karena di bulan ini Allah melimpahi hamba-hamba-Nya dengan kasih 
sayang ekstra. Shiyam Ramadhan menanam benih kasih sayang terhadap orang-orang 
yang paling lemah di kalangan masyarakat. Faqir miskin, anak-anak yatim dan 
mereka yang hidup dalam kemelaratan. Rasa cinta kita terhadap mereka seharusnya 
bertambah. Jika cinta jenis ini tidak bertambah sesudah bulan suci ini, berarti 
Anda perlu segera instrospeksi.

17. Salah dalam memaknai akhir Ramadhan. Khalifah Umar ibn Abdul Aziz 
memerintahkan seluruh rakyatnya supaya mengakhiri puasa dengan memperbanyak 
istighfar dan memberikan sadaqah, karena istighfar dan sadaqah dapat menambal 
yang robek-robek atau yang pecah-pecah dari puasa. Menginjak hari-hari 
berlalunya Ramadhan, mestinya kita semakin sering melakukan muhasabah 
(introspeksi) diri."Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan 
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok 
dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu 
kerjakan." (Al-Hasyr: 18)

18. Sibuk mempersiapkan Lebaran. Kebanyakan orang semakin disibukkan oleh 
urusan lahir dan logistik menjelah Iedul Fitri. Banyak yang lupa bahwa 10 malam 
terakhir merupakan saat-saat genting yang menentukan nilai akhir kita di 
mataAllah dalam bulan mulia ini. Menjadi pemenang sejati atau pecundang 
sejati.Konsentrasi pikiran telah bergeser dari semangat beribadah, kepada 
luapan kesenangan merayakan Idul Fitri dengan berbagai kegiatan, akibatnya lupa 
seharusnya sedih akan berpisah dengan bulan mulia ini.

19. Idul Fitri dianggap hari kebebasan. Secara harfiah makna Idul Fitri berarti 
ari kembali ke fitrah. Namun kebanyakan orang memandang Iedul Fitri laksana 
hari dibebaskannya mereka dari penjara Ramadhan. Akibatnya, hanya beberapa saat 
setelah Ramadhan meninggalkannya, ucapan dan tindakannya kembali cenderung tak 
terkendali, syahwat dan birahi diumbar sebanyak-banyaknya. Mereka lupa bahwa 
Iedul Fitri seharusnya menjadi hari di mana tekad baru dipancangkan untuk 
menjalankan peran khalifah dan abdi Allah secara lebih profesional.Kesadaran 
penuh akan kehidupan dunia yang berdimensi akhirat harus berada pada puncaknya 
saat Iedul Fitri, dan bukan sebaliknya.....Wallahu'alam Semoga Bermanfaat 
Amin... (Sh)



Diposkan oleh Remaja Masjid An'nur di 21:30  

www.anakirma.blogspot.com

<<icon18_edit_allbkg.gif>>

Kirim email ke