----- Original Message -----
From: Rinny Ermiyanti

Artikel:  Tak Ada Yang Bisa Menghentikan Mereka Yang Pantang Menyerah

Anda pernah gagal? Aneh sekali jika tidak. Karena, setiap orang yang pernah
membuat pencapaian bermakna, pasti pernah gagal. Jadi, jika merasa tidak
pernah gagal; mungkin perlu dicek kembali pencapaian-pencapai an kita selama
ini. Tetapi, sungguhkah setiap orang yang pernah mencoba pernah gagal?  Ya.
Memang demikian. Tetapi, mengapa ada orang yang kemudian berhasil, dan ada
yang tidak? Tahukah anda apa gerangan penyebabnya?

”Aku tidak pernah kehilangan rasa kagum pada pohon pisang.” begitu saya
bilang kepada istri saya ketika melintasi pintu gerbang komplek perumahan
kami. Disana ada sebidang tanah kosong yang ditumbuhi beberapa rumpun pohon
pisang. Ketika melintasinya, saya melihat beberapa batang pohon yang tumbuh
dari pohon yang sudah ditebang. ”Karena,” saya melanjutkan. ”Mereka tidak
pernah berhenti untuk tumbuh meski sudah ditebang.”

Mendengar pernyataan itu, istri saya tertawa geli. ”Iya,” katanya. ”Temanku
sampai mencincangnya berkali-kali.” lanjutnya.

”Mencincang pohon pisang?” Saya dilanda keheranan. Kok ada orang yang
mencincang pohon pisang. Bagi saya, kata ’mencincang’ memiliki unsur horor
yang diciptakan dari kekesalan seseorang terhadap sesuatu. Kecuali ’daging
cincang’, tentu saja.

Lalu, istri saya menceritakan tentang temannya yang membeli sebuah rumah
minimalis yang cantik. Namun, dihalaman rumahnya terdapat pohon pisang.
Rasanya janggal ditengah kota ada rumah minimalis yang ’dihiasi’ pohon
pisang dihalamannya. Sangat mengganggu pemandangan. Maka, ditebanglah pohon
pisang itu. Masalahnya, setiap kali ditebang sang pemilik baru rumah
minimalis itu; sang pohon pisang selalu tumbuh lagi. Ditebang lagi. Tumbuh
lagi. Sampai-sampai pemilik rumah kesal. Hingga, suatu kali dicincangnya itu
batang pohon pisang. Matikah pohon pisang itu setelah dicincang?
Subhanallah. Dia tumbuh lagi!

Setelah seluruh upayanya untuk ’mematikan’ pohon pisang itu gagal, akhirnya
teman istri saya memutuskan untuk ’mengijinkannya’ tumbuh dihalaman. ”Yah
sudahlah..., kalau berbuah nanti bisa dimakan juga,” begitu sang pemilik
rumah bilang.

Anda yang pernah membaca buku pertama saya ’Belajar Sukses Kepada Alam’
tentu masih ingat kisah seorang petani yang mengajarkan nilai-nilai
keteguhan hati kepada anaknya. Beliau menggunakan pohon pisang sebagai media
untuk menunjukkan keutamaan sifat pantang menyerah itu. Sebab, pohon pisang;
tidak mau mati ketika ditebang. Dia hanya akan bersedia mati, setelah dia
berbuah. Kalau dia ditebang sebelum berbuah, jangan harap anda dapat
membunuhnya. Lalu, petani itu berkata kepada anaknya; ”Ada satu cara yang
tidak mungkin membiarkan engkau gagal, Nak.”

”Apakah gerangan itu Ayahanda?” Tanya sang anak.
”Yaitu, engkau tidak berhenti melakukan sesuatu; sebelum berhasil.”
jawabnya.


Apa yang saya ceritakan diatas bukanlah kisah rekaan belaka. Melainkan
sebuah realitas yang jika kita resapi maknanya; akan menunutun kita kepada
sebuah keunggulan pribadi kelas tinggi. Sebab, seseorang yang memiliki
semangat hidup seperti pohon pisang tidak akan pernah berhenti sebelum dia
berhasil mewujudkan cita-citanya. Karena, falsafah hidup pohon pisang
berbunyi;”tidak akan pernah menyerah, sebelum berbuah.” Sehingga,
orang-orang yang menerapkan falsafah itu; tidak akan pernah menyerah,
sebelum berhasil mewujudkan tujuan hidupnya.

Apa tujuan hidup anda? Saya tidak tahu. Yang pasti, tidak satupun manusia
dimuka bumi ini yang tidak memiliki tujuan hidup. Apa tujuan hidup pohon
pisang? Untuk berbuah. Kita tanya sekali lagi; apa tujuan hidup anda?
Mungkin untuk berbuah juga. Namun, buah yang kita hasilkan bukan berupa
tumbuhnya organ atau bagian tubuh secara fisikal. Melainkan, sebuah karya
yang dihasilkan oleh tindakan dan perbuatan yang kita lakukan.

Jikapun kita masih belum mampu mendifinisikannya, tidak berarti tidak
memilikinya. Karena, manusia normal memiliki ’will’ atau kehendak. Sehingga,
pastilah mereka mempunyai dorongan dari dalam diri untuk berprestasi. Atau
mencapai sesuatu dalam hidupnya. Oleh karenanya, sekalipun kita belum mampu
mendefinisikan tujuan hidup kita dengan jelas, namun kita selalu memiliki
keinginan untuk mencapai sesuatu. Dan itu bisa berarti sebuah anak tangga
untuk menuju kepada wujud ’tujuan hidup itu’. Misalnya, ingin mendapatkan
jabatan lebih tinggi lagi. Ingin memiliki uang lebih melimpah lagi. Ingin
menjual lebih banyak lagi. Ingin memberi manfaat kepada orang lain lebih
besar lagi. Ingin menjadi orang yang lebih penyayang. Dan sebagainya. Anda
tentu memiliki keinginan-keinginan semacam itu, bukan?

Sekarang, coba periksa lagi; apakah perjalanan kita untuk mewujudkan
keinginan itu selalu berjalan dijalur mulus. Atau selalu melintasi jalan
terjal, licin, dan berliku? Yah, kadang-kadang segala sesuatu berjalan
seperti yang kita inginkan. Namun, kita tahu bahwa tidak selamanya semudah
itu. Pada saat segala sesuatunya indah, tentu hati kita berbunga-bunga.
Hingga kita sering lupa daratan. Namun, pada saat segala sesuatunya begitu
sulit; kita sering sekali mudah patah semangat. Dan gampang menyerah.

Padahal, pohon pisang itu tidaklah demikian. Bahkan setelah berkali-ali
dicincang; dia tumbuh lagi. Dan terus tumbuh lagi. Saat sang pemilik rumah
menemukan bahwa tidak ada gunanya terus menerus menebang pohon pisang; kita
jadi tahu bahwa tak ada yang bisa menghentikan mereka yang pantang menyerah.
Sebab, mereka yang pantang menyerah tidak akan pernah berhenti untuk
berusaha. Seberat apapun tantangan yang mereka hadapi. Seperih apapun
penderitaan yang mereka alami. Sesulit apapun rintangan yang mereka lintasi.

Duh, andai kita mampu mencerna falsafah pohon pisang itu. Lalu meresapinya
didalam hati. Kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin
tak ada satu hal pun dimuka bumi ini. Yang mampu membuat langkah kita
terhenti. Karena, dengan falsafah itu; maka kita. Tidak akan pernah
berhenti. Sebelum Berhasil. Mewujudkan. Tujuan hidup kita.

Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Learning Facilitator  of “Business Process And Continuous Improvement”
Program
http://www.dadangka darusman. com/




------------------------------------------------------------------
- Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 -
- Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com -

Rasulullah SAW bersabda, Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, 
seratus kurang satu. Barangsiapa memperhitungkannya dia masuk surga.
(Artinya, mengenalnya dan melaksanakan hak-hak nama-nama itu) (HR. Bukhari)

Kirim email ke