Pilih Waralaba atau Usaha Sendiri ???

Saya angkat kosa kata dulu
Franchise = Waralaba
Franchisee = yang beli paket waralaba/yang memakai layanan franchisor
Franchisor = pihak yang memiliki usaha waralaba



Memilih waralaba atau usaha sendiri itu adalah pilihan masing2, artinya hak
pilih.
Yang berbeda adalah sejauh mana anda mendengar cerita2 dengan
1. Bertemu orang yang pernah menjalani keduanya
2. Membaca di internet dan buku tentang keduanya secara seimbang


Untuk membaca peraturan Waralaba silahkan baca-baca:
1. Peraturan Pemerintah RI tentang Waralaba Nomor 42 tahun 2007, download
2. PEratutan Menteri Perdagangan RI No 31/M-DAG/PER/8/2008
(Beberapa waktu lalu ada rencana peratutan tsb mau diganti, mohon dicek)


Waralaba ada usaha sendiri?
Mengikuti waralaba sebenenrnya di sana kita juga belajar bisnis, belajar
manajemen, belajar mengenal pelanggan, mengenal produk, mengenal standar,
mengenal branding. Tapi kita belajar bukan layaknya baca buku atau di
sekolah-sekolah, tapi fokus karena semua sudah disiapkan oleh franschisor
dari hasil riset nya bertahun-tahun terhadap produk/usahanya.


Menjalanakan bisnis sendiri maka anda bisa bebas melakukan sendiri risetnya,
termasuk bebas menentukan keuntungan dan kegagalannya. Apalagi kalau usaha
tersebut belum diriset.


Pertanyaannya seberapa kuat modal anda baik mental dan material?
contoh anda akan membangun usaha tingkat nasional di bidang makanan, sejauh
mana anda siap mengurus bentuk usaha  PT/CV, lalu utk produk makanan BPOM,
Sertifikat Halal, Mengurus Merek,  dll


Pertanyaannya sebarapa kuat modal anda dibanding waktu
Menguatkan branding sebuah produk butuh waktu dan usaha sabar. Mengatur
manajemen pemasaran, SDM, keuangan anda butuh waktu untuk mencoba dengan
improvisasi yang fokus. Sekarang seberapa besar modal anda akan diserahkan
ke waktu tunggu?


JIka anda menjadi franchisee kemudian mencari  franchisor dengan usaha yang
berpengalaman dan brand sangat kuat maka anda tidak dipersoalkan oleh
- Waktu tunggu dalam riset
- Waktu untuk mengatur modal
- Waktu tunggu untuk riset pemasaran
- Waktu tunggu untuk mengurus izin, patent dll


Persoalaannya tidak semua franchisor melakukan riset dengan tepat, ibaratnya
jual produk bukan jual manajamen usaha ke franchisee, sehingga banyak yang
tidak aplikatif. Kedua banyak franchisor yang tidak  memonitor franchisee
termasuk memberikan konsultasi, pendampingan usaha....


Tidak perlu takut modal tipis dan tempat


Mohon digali kembali, tidak semua produk franchise ditawarkan sampai puluhan
juta , ada yang sekitar 5 juta-an.


yang terpenting ada minta analisa keuangan dan & keuntunggan sebelum membeli
franchise, wajib diminta:
Prospektus
Analisa keuangan & keuntungan
Riset ROI (Return of Invesment) dari para franchiseenya (Kesesuaian analisa
dan di lapangan sampai saat ini)
Franchise dengan nilai 5-10 juta, ROI (perputaran/balik modal) biasanya
lebih cepat namun dengan margin keutungan yang tipis. Balik modal 6- 1 tahun
pun ada.


Untuk tempat jangan kuatir banyak produk franchise yang hanya dengan Counter
Non permanen, atau dengan Becak dorong, atau Outlet gerobak dimall, halte,
sekolah, pinggir jalan strategis.


Penyesuaian
Misal anda membeli paket franchise yang seharga 6-7 jutaan tipe Becak Mini,
lalu produk anda adalah makanan anak. Maka jika anda mengerjakan orang untuk
menjalankan becak tersebut, saran saya, arahkan dalam satu bulan untuk
menyesuaikan lingkungan terhadap lingkungan agar keuntungan maksimal


Misal produk Waralaba Ice Cream anak, maka sampaikan ke pegawai yang dorong
becak gerobak untuk 1 bulan ini riset dan survey kecil. Caranya kumpulkan
data sekolah SD, SMP, SMA yang dituju dan dilihat potensinya, kemudian cari
perbedaaan jam istirahatnya. Agar bisa memperlebar peluang misal, jam 9 ;
SMP ABC istirahat, jam 9.30 SD BBG istirahat, jam  10.00 SMA HJK istirahat.
Dengan cara ini maka akan mengotimalkan tingkat "waktu penjualan" sehingga
jam 2-3 sore sudah bisa pulang Becak2 Franchise ini dengan harapan produk
terjual. Riset lingkungan anda.


Ini dari Franchise  di bawah 10 jutaan
- Tela-tela 77 (populer)
- Ice cendol (populer)
- Delisoes
- DMD Saring
- Edola Burger
- ES Selebriti
- Es Teller 11
- Goodtea
- Kebab Pizza
- PIsang Ijo Aladin
- Quick Food
- UMBI Stick
- Edam Burger
- Twister Cheap (kentang tornado)
- Teh MU (Teh rasa buah2an macem)


Namun mohon direview sendiri yang yang di atas tentang kelayakan usahanya.


Jangan lupa jika ada yang buka usaha sendiri atau beli paket Franchise,
sms ke saya yah 0815 787 22222, siapa tau bisa sharing ttg marketingnya.


Sukses selalu


Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh


Ipan Pranashakti



PANDANGAN KEDUA : Pilih Waralaba atau Usaha Sendiri ?

"hanya sebuah catatan"


Pilihan yang tidak mudah bila kita hanya memiliki sedikit tabungan. Modal 10
juta yang diperuntukkan bagi usaha bisa diartikan bahwa teman tersebut
memiliki tabungan 30 juta. Kalau kita hanya memiliki modal 10 juta yang
sepenuhnya akan digunakan sebagai modal usaha lebih aman bila tunda dulu
keinginan untuk membuka usaha sendiri.

Bagaimana kalau 30% uang tabungan kita dipergunakan untuk ikut bisnis
waralaba?
Kolega saya meletakkan angka 25 juta untuk bisa ikut dalam bisnis waralaba
(makanan dan masakan tradisional) yang dia kelolanya. Untuk saya, dia
menunjukkan kalkulasinya dan mengatakan "cukup 10 juta saja". Artinya uang
jaminan selama 5 tahun kerjasama sebesar 5 juta, serta biaya promosi dan
keuntungan awal, mereka tiadakan.
Biaya produksi sekitar 10 juta diluar sewa tempat standar mereka 3 juta
pertahun.
Standar sewa tempat seharga itu tidak membuat kita mampu masuk 'pasar'. Kita
harus puas menempati lokasi yang jauh dari 'keramain pasar'. Bisnis semacam
ini harus masuk pasar. Kalau kita masuk pasar uang sewa tempat bisa berkisar
antara 15 - 25 juta pertahun. Mau terus?

Manajemen waralaba umumnya tidak memberi standarisasi harga jual
dagangannya. Kalau kita berhasil menjual diatas harga jual mereka,
berapakali tepukan pundak akan kita peroleh? sangat sering. Kalau ini
terjadi, pemilik modal pas-2an akan tersingkir hanya dalam waktu 6 bulan.
Dan umumnya, kapitalisasi hubungan semacam ini hanya manis di depan. Apa
kita mau terlunta-lunta menyelesaikan masa kontrak kemitraan? Akhirnya
(dengan sengaja di) putus.

Cukup menjadi nomor dua.
Waralaba menjadi jalan pintas bagi seorang calon pengusaha. Kalau kita
turunkan modal 30% dari tabungan, mulailah berpikir untuk belajar jadi orang
bodoh. Sering2-lah bertanya dan memahami kekuatan dan kelemahan produk
(benarkah daging sapi asli, cari sumber lain seperti apa ciri daging sapi
asli yang baik). Bagaimana prosesnya setelah itu hingga sampai ke showcase
kita. Kita wajib mengenali DNA bisnis waralaba yang kita beli. Bagaimana
franchisees mamanaj bisnisnya ke dalam maupun keluar. Pelajari cepat dalam
waktu 6 bulan. Tidak akan sia-sia kerja keras ini. Kita belajar dan praktek
langsung hanya dalam waktu 6 bulan. Kalau manajemen mereka bagus, kita
bersiap berpikir menjadi kreator. Kalau manajemen mereka buruk, kita punya
kekuatan untuk mengambilnya. Atau berpikir memiliki bisnis paralel sebagai
usaha milik sendiri. Mulailah dari sana.
Pak Anton, membaca dan mempelajari replika bisnis salahsatu konglomerat. Dia
tiru semuanya. Apapun itu. Kini, Pak Anton nyaris mengambil 40% bisnis sang
konglomerat. Ini model paralel yang bagus. Tetaplah jadi nomor dua. Kita
akan tahu dimana lobang dimana kubangan. Kalau si nomor satu melaju dengan
cepat, kita bisa mengikutinnya. Sesekali tunjukkan speed kita lebih bagus.
Ambil kesempatan sejenak, dekati dan beridirlah sejajar, agak maju sedikit
dan bersegeralah mundur kembali ke posisi dua sebelum si nomor satu marah.
Prestasi kita dicatat dan tabungan kita aman.

Mau usaha sendiri dengan modal 10 juta?
Perlu banyak keyakinan pada potensi diri untuk memulainya. Jangan takut,
mereka yang nekat banyak yang berhasil kok. Akan lebih baik kalau tidak
nekat. Perlu sedikit belajar.
Pahami secara detil peta SWOT DNA usaha yang mau kita galang. Artinya,
kenali diri sendiri sebelum memperkenalkan diri pada area lain (pasar
bebas). Ambil waktu terbaik untuk memulai. Aja grusa-grusu. Ambil celah
layanan yang tidak dipedulikan pesaing. Ambil sedikit jalan beda agar harga
produk menjadi atraktif. Tetaplah jadi orang bodoh dengan tidak malu sering2
bertanya kepada pembeli sekalipun. Ikuti grup humor, pilih bahasa/kalimat
humor yang menyenagkan dan sopan. Dan sebaiknya kita bergati-hati saat kita
merasa produk kita terbaik, itulah awal kejatuhan.

Mari kita memilih?
Kenali diri sendiri.
Perlukah anda menjadi pengikut bagi bisnis orang lain, atau
kreator-inspirator sebagai ujud rasa syukur kita kepada Allah. Kalau
terakhir yang kita pilih, insya Allah itu akan lebih baik dari yang lain.


 charlieruud

Pilih Waralaba atau Usaha Sendiri ??

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuhu

Era entrepreneur alias kewirausahaan semakin tampak jelas dewasa ini.
Terbukti, banyak orang yang ingin membuka usaha sendiri ketimbang kerja
kantoran. Alasannya pun macam-macam. Mulai dari menjadi karyawan tidak akan
memiliki kebebasan waktu, penghasilan yang terbatas, tidak bisa leluasa
mengekspresikan ide, serta yang lain. Namun, ada juga orang yang ingin punya
usaha sendiri, tetapi tidak kunjung terlaksana. Sebab, tidak memiliki ide
bisnis apapun. Selain itu, pengalaman memulai usaha juga belum ada. Jika
kasus ini terjadi pada Anda, bagaimana solusinya?

Mungkin, Anda akan ditawari untuk memilih waralaba sebagai salah satu
solusinya. Memang, waralaba menawarkan kemudahan. Karena kita tidak akan
repot-repot mempersiapkan seluk beluk operasional usaha. Semuanya sudah
disiapkan oleh pihak pewaralaba atau pemilik waralaba (franchisor). Anda
tinggal siapkan dana sesuai dengan standar budget dari pihak franchisor.
Selanjutnya teknis pembukaan, pengelolaan, hingga promosi akan dibantu pihak
franchisor. Sepintas memang kelihatan cukup mudah. Tetapi, apakah membuka
waralaba akan lebih menguntungkan dibandingkan membuka usaha sendiri?

Beberapa waktu lalu, salah satu teman mengaku punya modal 10 juta dan
berniat membuka usaha. Tetapi, bingung memutuskan apakah dia membuka usaha
sendiri atau mengambil waralaba. Dia ragu bila membuka usaha sendiri.
Terlebih masih dikategorikan coba-coba dan belum terbukti keberhasilannya.
Sementara, jika dia ambil waralaba dia yakin potensi keberhasilannya lebih
besar. Apalagi dia sudah melakukan survey pasar dan yakin kalau usaha
waralaba yang akan diambil potensinya besar. Lalu, bagaimana solusinya?

Wassalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuhu

Redakasi Majalah Pengusaha Muslim

Ingin tahu lebih dalam tentang Waralaba bisa dibaca Majalah Pengusaha Muslim
edisi April 2010, dimana berisikan  artikel-artikel menarik seperti :

- Oase: Di Saat Impian Belum Terwujud
- Laporan Utama: Waralaba
- Bening Hati: Mencari Kerendahan Hati
- Motivasi:
1. Melaju dalam Hadangan Masalah
2. Agar Enjoy dalam Menjalin Kerjasama
- Peluang Usaha :
1: Fantastisnya Beternak Kambing Etawa
2: Kuliner Jamur yang Kian Menggiurkan
- Waralaba: Dawet 71 Asli Yogyakarta Enak Dirasa Cocok untuk Usaha
- Kajian Kita: Bekal-Bekal Keimanan Bagi Pengusaha Muslim
- Fikih Muamalah:
1. Selayang Pandang Tentang Syarikat Dagang dalam Syarikat Islam
2. Hukum dan Bentuk Syirkah dalam Bisnis Syariah
- Profil: Vacuum Fryer Solusi Awet Tanpa Bahan Pengawet
- Konsultasi Syariah: Kuis SMS Berhadiah Termasuk Judi?
- Strategi :
1, Kepemimpinan : Anda di Kuadran Mana, Bos?
2. SDM : Selalu Tampil Percaya Diri
3. Produk : Menetapkan Harga Produk
4. Pemasaran : Dekati Pasar Anda dengan Blog
5. Keuangan : Pilih Buka Usaha Sendiri atau Waralaba
- Investigasi: SMS Premium Bersaing Antara Konten Halal dan Haram
- Kewirausahaan: Saat Bisnis Masih Ngreceh
- Klinik Online:
1. Beriklan dengan Email
2. Menyusun Web Bisnis yang Prospektif

Spesifikasi Majalah Pengusaha Muslim
Ukuran majalah: 20 x 28 cm
Jenis Kertas: Hal isi art paper 85 gr/ Cover art paper 160 gr
Jumlah halaman: 80 halaman.
Harga majalah: : Rp 20,000

Semoga berkenan

wassalam / agus rasyidi


------------------------------------------------------------------
- Milis Masjid Ar-Royyan, Perum BDB II, Sukahati, Cibinong 16913 -
- Website http://www.arroyyan.com ; Milis jamaah[at]arroyyan.com -

Rasulullah SAW bersabda, Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, 
seratus kurang satu. Barangsiapa memperhitungkannya dia masuk surga.
(Artinya, mengenalnya dan melaksanakan hak-hak nama-nama itu) (HR. Bukhari)

Kirim email ke