Sejarah
Quran
Bukti Historis Quran, 2005/07/22
Sumber-sumber :
http://sullivan-county.com/x/koran.html by
Joseph Smith.
http://sullivan-county.com/x/koran_prob.html
by Ibn Warraq.
http://www.flex.com/~jai/satyamevajayate/index.html
http://www.debate.org.uk/topics/history/quran.htm
by Joseph Smith.
Sebelum 750 AD (sekitar 100 tahun setelah wafa tnya
Muhamad) tidak ada satupun dokumen yang dapat memberikan gambaran tentang
perioda pembentukan Islam. Tidak ada sedikitpun keterangan/kesaksian dari
masyarakat Islam selama 150 tahun pertama mereka, antara masa penjajahan Arab
pertama pada permulaan abad ke 7, sampai timbulnya literatur pertama Islam abad
ke 8 (Riwayah SIRA-MAGHAZI).
Satu-satunya hal yang kita miliki
sebelum tahun 750 itu terdiri dari hampir seluruhnya pernyataan yang tidak
jelas asalnya' (almost entirely of rather dubious citations in later
compilations (Humphreys)).
Memang
luar biasa bahwa Islam tidak dapat menunjukkan satupun bukti sejarah buku suci
mereka bahkan dalam waktu 100 tahun setelah kelahiran nabi mereka.
Sejumlah cerita dalam Quran berasal dari abad ke 2 literatur
Yahudi:
- Cerita-cerita Cain & ABel dalam dalam Surah 5.31-32 dipinjam dari Targum Jonathan
ben Uzzia h dan Mishnah Sanhedrin 4.5 ;
- Cerita Abraham, berhala dan
penghancuran mereka dalam Sura
21.51-71 adalah dari Misdrash Rabbah ;
- Cerita Solomon
dalam Sura 27.17-44, tentang burung
yang dapat berbicara dan ratu Sheba yang mengangkat gaunnya karena menyangka
lantai mengkilap sebagai air, diambil dari Targum kedua cerita Esther.
Bahkan cerita Gunung Sinai diangkat dan mengambang diatas kepala rakyat
Yahudi sebagai ancaman kalau menolak hukum Yahwe (Surah 7.171) berasal dari The Abodah
Sarah. Dan seterusnya dst.
Dalam Surah 17.1 terdapat laporang tentang perjalanan
Muhamad dari mesjid suci ke mesjid terjauh. Dalam tradisi berikutnya, ayat ini
menunjuk kepada Muhammad menaiki langit ke 7, setelah sebuah perjalanan malam
ajaib (MIRAJ) dari Mekah ke Yerusalem, diatas kuda bersayap bernama Buraq. Ini
berasal dari berbagai sumber : Testamen Ibraham (~200), Rahasia
Enoch (chap.1.4-10 and 2.1), dan buku Persia tua berjudul Arta-I
Viraj Namak.
Quran menunjukkan bahwa Muhammad memutuskan hubungan
dengan orang-orang Yahudi pada tahun 624 dan memindahkan arah Kiblat (Surah 2.144 and 149-150) dari Yerusalem ke
Mekah. Namun, dokumen yang ada dalam kepemilikan kami, yaitu Doctrina Iacobi
Chronicler (dari tahun 661) dan dokumen Usup Sebeos (dari
tahun 660) menunjukkan hubungan baik antara kaum Yahudi dengan kaum Ismaeli
yang dahulu dikenal sebagai kaum Saracen. Sumber berikut dari Armenia bahkan
menyebut gubernur Yerusalem adalah orang Yahudi pada tahap akhir masa
penjajahan/conquest . Jadi, testimoni-testimoni ini bertentangan dengan
kesaksian dalam Quran.
MEKAH
Dalam Surah 3.96 dan 6.92 terdapat sebutan Mekah (Bakkah) yang
merupakan tempat perlindungan pertama umat manusia, atau the Mother of all
settlement karena Adam menempatkan batu hitam dalam Kabah pertama, namun
dalam Sura 2.125-127 disebutkan bahwa
Abraham dan Ishmael yang membangunnya kembali beberapa tahun kemudian.
Riset oleh Patricia Crone dan Michael Cook menunjukkan bahwa Mekah tidak
disebut-sebut dalam dokumen arkeologi sebelum permulaan abad ke 8. Ingatlah
bahwa ini merupakan 1 abad setelah wafatnya Muhamad.
Bahkan lebih aneh
lagi adalah pernyataan kaum Muslim bahwa selain merupakan kota tua dan besar,
Mekah juga pusat dagang Arab di abad ke 7 dan sebelumnya. Pernyataan ini lebih
mudah diperiksa kebenarannya karena bukti-bukti dokumen dari jaman itu cukup
banyak.
Dari riset ekstensif Bulliet bisa dikatakan dengan pasti bahwa
pernyataan kaum Muslim ini SALAH. Ini dibuktikan lebih lanjut oleh Groom dan
Muller yang mengatakan bahwa Mekah tidak mungkin berada pada rute perdagangan
karena secara geografis ini berarti orang harus mengadakan detour ketimbang
melewati rute normal, yaitu melalui jalur barat. (It would have entailed a
detour from the natural route along the western ridge.)
Bahkan Patricia
Crone menambahkan Mekah adalah tempat gersang/kering dan tempat-tempat macam
itu bukan pilihan pedagang. Mengapa karavan harus turun kedalam lembah gersang
Mekah kalau mereka dengan mudah dapat berhenti di Ta'if ?"
Ia juga
menanyakan, komoditi macam apa di wilayah Arab saat itu bisa ditransportasi
melewati jarak jauh dan alam kering, dan tetap bisa dijual dengan mendapatkan
keuntungan yang cukup besar untuk mendukung pertumbuhan sebuah kota yang
kedudukannya tidak strategis itu."
Faktanya adalah, pada abad-abad tidak
lama menjelang kelahiran Muhamad di tanah Arab ini tidak ada satupun jalur
pedagangan internasional, apalagi di Mekah. Ternyata kebanyakan data mengenai
asal pernyataan "Mekah sarang dagang" ini adalah gara-gara riset tidak teliti
seorang Yesuit, Henry Lammens, seorang "akademik yang tidak reliable".
Lammens menggunakan sumber-sumber abad pertama (seperti orang-orang
Romawi, Periplus dan Pliny) dan bukannya sumber-sumber sejarawan Yunani yang
hidup lebih dekat pada masa tersebut seperti Cosmas, Procopius dan Theodoratos
(P. Crone).
Kenyataannya, di abad pertama, jalur
perdagangan Yunani antara India dan negara-negara Mediterania sepenuhnya
bersifat maritim. Silahkan anda membuka atlas untuk
mengerti mengapa. Tidak ada gunanya mengangkut barang dagangan melewati jalan
darat yang cukup jauh jika jarak itu bisa ditempuh dalam separuh waktu lewat
sungai/laut.
Menurut Nn. Croone, pada masa kaisar Dioclesias, lebih
murah bagi kerajaan Romawi untuk mengangkut gandum lewat laut sepanjang 780 km
(1,250 miles) ketimbang mengangkutnya lewat jalan darat sepanjang 30 km (50
miles). Mengapa para pedagang dari India mengirim lewat laut barang dagangan
mereka, menurunkannya di pelabuhan Aden dan meneruskan perjalanan di pundak onta
sepanjang 780km lewat gurun gersang ?
Jika Lammens melakukan riset
secara benar, ia juga akan melihat bahwa jalur perdagangan Yunani-Romawi dengan
India runtuh pada abad 3 AD (sesudah Masehi), sehingga pada jaman Muhammad tidak
ada jalur darat maupun pasar Romawi yang menjadi tujuan barang dagang tersebut.
Croone juga menunjukkan bahwa, seandainya Lammens meluangkan waktu untuk membaca
sumber-sumber Yunani kuno, ia akan menemukan bahwa orang-orang Yunani--tujuan
barang dagangan tsb--belum pernah mendengar nama kota Mekah. Kalau memang tempat
itu begitu penting, tentunya mereka yang akan menerima barang dagangan tersebut
pasti mengetahui eksistensinya. Namun, kita TIDAK MENEMUKAN SEDIKIT
KETERANGANPUN, kecuali bahwa orang Yunani menyebut kota-kota Taif dan Yathrib
(kemudian dinamakan Medina), juga Khaybar di bagian utara. Tidak adanya sebutan
Mekah dalam dokumen historis memang merupakan fakta problematik dalam
membuktikan keberadaan sebuah kota yang dianggap pusat kelahiran Islam.
Bahkan terdapat kebingungan dalam tradisi Islam tentng dimana sebenarnya
letak Mekah. Menutut riset J. van Ess, baik pada masa perang sipil pertama dan
kedua, ada kesaksian tentang orang-orang yang bergerak dari Medina ke Iraq,
lewat Mekah. Namun kota MEKAH itu terletak di bagian south-west Medina sementara
Iraq berada di belahan north-east. Maka kota perlindungan Islam, menurut tradisi
tersebut terletak di bagian timur Medinah, yaitu arah berlawanan dari letak
Mekah sekarang?
( According to the research
by J. van Ess, in both the first and second civil wars, there are accounts of
people proceeding from Medina to Iraq , via Mecca , yet the town is situated
south-west of Medina and Iraq is north-east. Thus the sanctuary for Islam,
according to these traditions was at one time north of Medina , which is the
opposite direction from where Mecca stands today!)
Ini
mengakibatkan kebingungan. Bukan hanya bukti-bukti dokumenter Arab dan Yahudi
tentang penanggalan saling kontradiksi, namun kota pusat Islam itu dikenal hanya
jauh kemudian.
BUKTI ARKEOLOGIS ARAH KIBLAT
Dikatakan bahwa
arah kiblat ditetapkan pada Mekah pada sekitar tahun 624. Namun bukti-bukti
arkeologis yang masih berlangsung pada mesjid-mesjid pertama yang dibangun pada
abad ke 7 oleh arkeolog-arkeolog Creswell dan Fehervari mengenai 2 mesjid
Umayyad di Iraq dan didekat Baghdad, menujukkan bahwa Kiblat tidak diarahkan
pada Mekah tetapi jauh ke utara. Mesjid Wasit malah melewati Mekah sebanyak 33
derajat dan mesjid Baghdad sebanyak 30 derajat. Ini sesuai dengan kesaksian
Balahhuri (yang disebut Futuh) bahwa Kiblat mesjid pertama di Kufa, Iraq, yang
dibangun tahun 670 mengarah ke barat, padahal kalau mau mengarah ke Mekah,
seharusnya mengarah ke selatan.
Mesjid Amr b. al As diluar Kairo di
Mesir menunjukkan bahwa arah Kiblat menunjuk jauh ke utara sampai harus
diperbaiki oleh gubernur Qurra b. Sharik. Bukti-bukti diatas menunjukkan bahwa
Kiblat tidak diunjukkan pada Mekah tetapi pada sebuah kota jauh di utara,
kemungkinan didekat Yerusalem.
Ini diperkuat oleh penulis Kristen dan
pelancong Yakub dari Edessa, yang tulisannya berasal dari tahun 705 dan
merupakan saksi mata di Mesir. Ia menulis bahwa kaum Mahgraye (nama Yunani bagi
kaum Saracen) di Mesir bersolat menghadap ke timur dan TIDAK ke selatan atau
tenggara (menghadap Mekah). Suratnya (yang disimpan di British Museum) memang
merupakan pembuka mata. Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa sampai tahun 705
pun, arah kiblat ke Mekah BELUM JUGA
DITETAPKAN.
Menurut Dr. Hawting, dari SOAS (school of
Oriental and African Studies di London), penemuan arkeologis baru juga
menunjukkan bahwa sampai saat itu, kaum Muslim (atau disebut juga kaum Hagar,
dari nama ibu Ishmael, yang dihamili nabi Ibrahim) memang solat tidak mengarah
ke Mekah tetapi ke utara, kemungkinan besar Yerusalem. NAMUN QURAN MENGATAKAN
KEPADA KITA (dalam Surah 2) BAHWA ARAH
KIBLAT ADALAH MENUJU MEKAH, kira-kira 2 tahun setelah HIjrah, atau sekitar 624
dan tidak pernah berubah sampai sekarang.
Apa yang terjadi disini ?
Mengapa Kiblat tidak mengarah kepada Mekah sebelum tahun 705? Mari sekarang kita
melihat Yerusalem.
THE DOME OF THE ROCK
Dome megah ini
didirikan oleh Abd al-Malik pada tahun 691 dan sampai sekarang masih berdiri.
Pertama, kita harus mengingat bahwa the Dome of the Rock bukan sebuah mesjid
karena tidak memiliki arah kiblat. Hanya sebuah gedung oktagonal dengan 8 pilar.
Muslimin puas dengan keterangan bahwa Dome ini didirikan guna
memperingati malam Muhamad terbang ke surga guna berbicara dengan Musa dan Allah
tentang jumlah sholat yang harus dipatuhi pengikut. Namun, menurut riset oleh
Van Berchem dan Yehuda Nevo, kaligrafi disana tidak menyebtukan apa-apa tentang
Miraj NAMUN MENOLAK STATUS KETUHANAN YESUS, PENERIMAAN PARA NABI, PENERIMAAN
WAHYU OLEH MUHAMAD DAN PENGGUNAAN ISTILAH Islam DAN Muslim.
Mengapa, kalau memang khusus didirikan untuk memperingati Miraj Nabi
gedung itu tidak menyebut sepatah katapun tentangnya? Gedung megah ini yang
didirikan pada masa-masa kelahiran Islam menunjukkan bahwa GEDUNG INILAH DAN
BUKAN MEKAH yang merupakan tempat perlindungan Islam pertama dan pusat kelahiran
Islam sampai paling tidak abad ke7.
Menurut tradisi Islam, kalif
Sulaiman, yang berkuasa antara tahun 715-717, pergi ke Mekah dan bertanya
tentang naik haji. Ia tidak puas dengan jawaban yang diterimanya disana dan
memilih untuk mengikuti Abd al-Malik (i.e. melancong ke the Dome of the Rock).
Fakta ini saja, kata Dr. Hawting, menunjukk an bahwa bahkan pada abad ke 8 sudah
adanya ketidakpastian tentang letak tempat lahirnya Islam.
Menurut
tradisi, WALID I, kalif yang berkuasa antara 705-715 menulis kepada semua
daerah, memerintahkan penghancuran dan peluasan mesjid-mesjid. Mungkinkah ini
saat Kiblat ditetapkan kearah Mekah ? Kalau iya, ini menunjukkan kontradiksi
besar-besaran dengan Quran.
Dr. John Wansbrough, otoritas terbesar dalam
tradisi dini Islam, menunjukkan pengamatan menarik terhadap Muhamad.
Sumber-sumber non-muslim terbaik masa ini diberikan oleh kaligrafi Arab pada
batu-batuan yagn tersebar di gurun dan daratan Syria-Yordan, khususnya di gurun
Negev. Alm. Yehuda Nevo, dari Universitas Yerusalem, melakukan riset ekstensif
dan menerbitkan hasilnya pada tahun 1994 dalam bukunya Toward a Prehistory of
Islam/Menuju Masa pra-sejarah Islam, yang saya jadikan bahan acuan disini.
Nevo menemukan dalam teks-teks religius Arab, dari satu setengah abad
kekuasaan Arab (abad ke 7 dan ke adanya sebuah kepercayaan monotheis yang
jelas-jelas bukan Islam, namun sebuah kepercayaan dari mana Islam bisa
berkembang" ("demonstrably not Islam, but a creed from which Islam could have
developed.)
Ia juga menemukan bahwa dalam semua institusi religius
selama masa SUFYANI (th 661-684) tidak ada sedikitpun sebutan tentang Muhammad
atau petunjuk bahwa Muhamad adalah nabi Allah. Ini benar, sampai sekitar tahun
691, dimana tujuan utama inskripsi adalah religious atau hanya commemorative,
seperti inskripsi pada bendungan didekat Taif, yang didirikan oleh Kalif
Muâwiya pada tahun 660-an. Absennya nama Muhamad pada inskripsi-inskripsi kuno
adalah penting.
Kemunculan pertama nama Muhamad rasul Allah ditemukan
pada coin Arab-Sassanian dari Xalib ben Abdallah dari tahun 690, yang dibuat di
Damaskus. Pernyataan Kepercayaan, termasuk Tauhid (KeTunggalan Allah),
pernyataan bahwa Muhammad rasul Allah dan penolakan keTuhanan Jesus (rasul Allah
wa-abduhu) ditemukan dalam inskripsi Abd al-Malik dalam the Dome of the Rock,
tertanggal 691. SEBELUMYA, PERNYATAAN KEPERCAYAAN MUSLIM TIDAK DAPAT DIPASTIKAN.
Setelah dinasti MAARWANID (sampai 750), nama Muhammad biasanya timbul
dalam pernyataan religius, seperti pada coin, milestones and papyrus
protocols. Namun, papirus bahasa Arab pertama di Mesir, dalam bentuk bukti
penerimaan pajak tahun 642, ditulis dalam bahasa Yunani dan Arab dan menganut
judul BASMALA, namun karakternya bukan Kristen maupun Muslim.
Inskripsi-inskripsi dalam the Dome of the Rock, walaupun mengandung teks
religius, tidak pernah menyebut nama nabi atau kepercayaan Muslim, 30 tahun
setelah kematian Muhammad, walaupun menganut suatu bentuk monotheisme yang
berkembang dari gaya literatur Yahudi-Kristen. Lebih-lebih lagi, ketika
kepercayaan itu diperkenalkan pada masa MARWANID (setelah 684) it is carried
almost overnight. Tiba-tiba, kepercayaan itu menjadi
satu-satunya deklarasi religius negara. Namun lagi-lagi tidak begitu saja
diterima rakyat.
Menurut Y. Nevo, rumusan Mohammedan ini hanya dimulai
digunakan dalam inskripsi umum pada jaman Kalif Hisham (724-743). NAMUN WALAUPUN
MEREKA PENGIKUT MUHAMAD, MEREKA BUKAN MUSLIM. Untuk itu, kata Nevo, kita harus
menunggu sampai permulaan abad ke 9 (sekitar 822), bersamaan dengan ditemukannya
Quran tertulis pertama. Jelaslah bahwa bukan semasa hidupnya Muhamad diangkat
kepada posisi nabi, BAHKAN KETIKA ITU, KEPERCAYAAN KEPADA MUHAMAD TIDAK SAMA
DENGAN APA YANG DITEMUKAN SEKARANG.
QURAN
Sumber-sumber
menunjukkan bahwa buku ini disusun secara tergesa-tergesa. Wansbrough mengatakan
bahwa nampak jelas bahwa buku ini tidak memiliki struktur keseluruhan, sering
tidak jelas, baik dari segi bahasa maupun isi, menghubung-hubungi materi yang
terpisah-pisah dan cenderung mengulang-ulang anak-kalimat dalam berbagai versi.
Atas dasar ini dapat disimpulkan bahwa buku ini adalah produksi editing tidak
sempurna di masa kemudian dari bermacam-macam tradisi seperti dikutip dalam
buku Crone-Cook Hagarism.
Mengenai kapan Quran itu disusun kami
hanya bisa menerka dari penanggalan manuskrip-manuskrip yang ada. Dari sini,
kami bisa menyimpulkan bahwa Quran tidak eksis sebelum akhir abad ke 7.
Referensi tertua dari luar tradisi literatur Islam mengenai sebuah buku yang
dinamakan dengan Quran timbul pada pertengahan abad 8 dari tulisan
pembicaraan antara seorang Arab dan seorang pendeta dari Bet Hale. Namun ini
belum tentu menunjuk pada buku yang kita kenal sekarang. Baik Crone maupun Cook
menyimpulkan bahwa selain referensi kecil ini, tidak ada indikasi apapun bahwa
Quran eksis sebelum akhir abad ke 7.
Dalam riset mereka, baik Crone dan
Cook bersikeras bahwa kemungkinan besar, Quran (atau dalam bentuk permulaan)
disusun sebagai bukunya Muhamad pada masa gubernur HAJJAJ BEN YUSUF (663-714),
sekitar tahun 705. Dari kesaksian Leo by Levond, gubernur Hajjaj nampak telah
mengumpulkan semua tulisan-tulisan lama kaum Hagarene dan menggantikannya dengan
versi yang disusun menurut keinginannya, dan membagikannya kepada siapaun di
negerinya. Ini juga sesuai dengan fakta bahwa baik manuskrip Quran di
Samarqand dan Topkapi (di Turki), Quran tertua yang kita miliki, ditulis dalam
bahasa Kufic, dialek Persia dari Kufa, dan bukan bahasa Arab.
Kesimpulan
masuk akal adalah bahwa dalam masa inilah Quran memulai perkembangannya,
kemungkinan ditulis, sampai akhirnya disahkan pada pertengahan sampai akhir abad
8 sebagai Quran yang kita kenal sekarang.
Namun demikian, bukti-bukti
arkeologis tentang keberadaan Quran adalah yang paling problematik. Bekas-bekas
bangunan dan inskripsi dari daerah itu dari abad 7 dan 8 tidak hanya menunjukan
kontradiksi bahwa Muhamad mengesahkan Kiblat semasa hidupnya, atau bahwa ia yang
menyusun Quran yang kita kenal sekarang, bahkan asal usul ke-nabiannya juga
diragukan. Ini merupakan penemuan penting dan problematik.
Sekarang kita
menemukan coin-coin yang katanya mengandung tulisan Quran, tertanggal 685, yang
dibuat pada masa Abdul Malik. Lebih-lebih lagi, the Dome of the Rock yang
dibangunnya pada tahun 691 menunjukkan ketidaksesuaian antara inskripsinya
dengan pernyataan dalam Quran.
Dua ahli etymologi, Van Berchem and
Grohmann, setelah riset ekstensif terhadap inskripsi ini mengatakan bahwa mereka
mengandung variant verbal forms, extensive deviances, as well as omissions
from the text which we have today (Arabic Papyri from Hirbet el-Mird as
cited by Crone-Cook).
Jika inskripsi-inskripsi ini berasal dari Quran,
dengan berbagai macam variasi. bagaimana mungkin Quran d isahkan (dikanonisasi)
sebelum akhir abad ke 8 ? Orang hanya bisa menyimpulkan bahwa terjadi sebuah
evolusi dalam penyusunan Quran, KALAU MEMANG MEREKA ASALNYA DIKUTIP DARI QURAN.
KESIMPULAN SINGKAT :
1) Kaum Yahudi dan Arab
bersahabat sampai paling tidak tahun 640.
2) Yerusalem adalah Holy
Sanctuary for Islam sebenarnya sampai permulaan abad ke 8.
3) Mekah
tidak dikenal sebagai kota yang viable sebelum akhir abad ke 7 dan tidak juga
dikenal sebagai rute perdagangan.
4) Kiblat baru ditetapkan kearah Mekah
setelah abad ke 8.
5) Muhammad tidak dikenal sebagai rasul semua rasul
sebelum akhir abad ke 7.
6) Referensi paling
pertama tentang adanya Quran tidak ada sebelum pertengahan abad ke 8.
7) Tulisan Quran
original tidak serupa dengan teks Quran sekarang.
Quran yang kita miliki
sekarang BUKAN Quran yagn seharusnya dikumpulkan dan dikanonisasi kalif Uthman
pada tahun 650, seperti diakui kaum muslimin.
9) Quran yang kita miliki
sekarang (sejak tahun 790) tidak ditulis 16 tahun setelah wafatnya Muhamad,
melainkan 160 tahun kemudian.
PD
Immanuel Jakarta<
/STRONG>._,_.___
.