From: Andre Widodo MALAIKAT-MALAIKAT PELINDUNG
Shalom, Tentu kita semua pernah mendengar banyak kesaksian orang-orang yang mengalami pertolongan dari malaikat-malaikat Tuhan. Ya, memang karena pada dasarnya tugas malaikat-malaikat adalah melayani. Ibrani 1:14 "Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?" Jika kita mengutip perkataan Tuhan Yesus tentang malikat-malaikat ini maka kita akan jelas. Mari kita lihat bersama. Matius 18:10 "Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga." Kita tahu bahwa ada malaikat yang selalu siap untuk kita. Nah, persoalannya berapa malaikat-malaikat yang menyertai kita? Mari kita lihat terjemahan bahasa Inggris-nya. Matthew 18:10 KJV "Take heed that ye despise not one of these little ones; for I say unto you, That in heaven their angels do always behold the face of my Father which is in heaven." Dalam King James disebutkan kata "angles" yang berarti sebenarnya ada banyak malaikat yang menyertai kita. Para tokoh Alkitab di Perjanjian Lama-pun mengetahui bahwa ada banyak malaikat yang menyertai orang-orang percaya. Nabi Elisa mengatakan di 2 Raja 6:16 "Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka." Hizkia, raja Yehuda pun mengatakan hal yang sama di 2 Tawarikh 32:7 "Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak dari pada yang menyertai dia." Sekarang kita tahu, bahwa ada banyak malaikat yang beserta kita, anak-anak Tuhan. Mazmur 34:8-11 "Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia! Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatupun yang baik." Mazmur 91:11-13 "sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga." Sekarang timbul pertanyaan, seberapa banyakkah jumlah malaikat yang berserta pada seorang anak Tuhan? Untuk menjawab pertanyaan di atas maka kita dapat melihat di Matius 26:53. Dalam ayat ini kita mengerti bahwa pada saat Tuhan Yesus ditangkap di taman Getsemani sebenarnya ada banyak pasukan malaikat yang siap melindungi-Nya. Tetapi pada saat itu, Tuhan Yesus adalah Tuhan yang datang memang untuk memberikan Diri-Nya menjadi ganti kita mati di atas kayu salib. Matius 26:53 "Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?" Dalam bahasa Indonesia memang disebutkan 12 pasukan malaikat, tetapi jika kita melihat di King James Study Bible maka dikatakan sebagai berikut. Matthew 26:53 KJV "Thinkest thou that I cannot now pray to my Father, and he shall presently give me more than twelve legions of angels?" Disebutkan bahwa ada 12 legion pasukan malaikat yang selalu siap sedia bagi Yesus. Kita ketahui bahwa dalam 1 legion terdiri dari 6000 pasukan. Berarti 12 legion pasukan malaikat adalah setara dengan 72000 malaikat yang siap sedia disekeliling Yesus, dan juga disekeliling kita anak-anakNya. Apa yang dapat dilakukan oleh seorang ( 1 orang ) malaikat? Jika kita membaca 2 Tawarikh 32:21 maka kita akan mengetahui bagaimana kuatnya 1 orang malaikat. 2 Tawarikh 32:21 "Lalu TUHAN mengirim malaikat yang melenyapkan semua pahlawan yang gagah perkasa, pemuka dan panglima yang ada di perkemahan raja Asyur, sehingga ia kemalu-maluan kembali ke negerinya. Kemudian ia ditewaskan dengan pedang oleh anak-anak kandungnya sendiri ketika ia memasuki rumah Tuhannya.: 2Ch 32:21 "And the LORD sent an angel, which cut off all the mighty men of valor, and the leaders and captains in the camp of the king of Assyria. So he returned with shame of face to his own land. And when he was come into the house of his god, they that came forth of his own bowels slew him there with the sword." Hanya seorang malaikat mampu menghancurkan semua pasukan Sanherib. Itulah sebabnya Elisa dan Hizkia mengetahui bahwa "yang menyertai kita lebih banyak, daripada yang menyertai mereka". Saudara, jadi jangan takut dalam menjalani setiap detik kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan. Ada 12 legion pasukan malaikat disekeliling setiap pribadi anak Tuhan. Jadi kita mengetahui memang ada bermiliar-miliar malaikat Tuhan. Dan yang pasti adalah bahwa Tuhan kita adalah disebut Immanuel, yang berarti Ia selalu beserta kita. Tuhan Yesus selalu menyertai kita dimanapun kita berada bersama 12 legion malaikat-malaikat-Nya. Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus, Juruselamat kita. In Jesus' love Andre =========================================== From: rm_maryo 11 Nov Mg Biasa XXXIIc: 2Mak 7:1-2.9-14; 2Tes 2:16-3:5; Luk 20:27-38 "Ia bukan Tuhan orang mati, melainkan Tuhan orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." "Besok kalau saya mati dikubur di tempat kelahiran saya, di samping makam bapak-ibu saya. Peti untuk saya sudah saya siapkan maka nanti peti itulah yang menjadi tempat istirahat saya, dan pakaian hendaknya juga pakai baju, celana dan jas yang sudah saya siapkan. Jangan lupa nanti pakai mobil ambulan yang baik. Setelah saya mati kamu semua hendaknya hidup rukun dan damai, tidak saling bermusuhan atau rebutan warisan dst..", demikian kurang lebih pesan seorang bapak yang sudah lanjut usia kepada anak-anaknya. Rasanya ada cukup banyak orang yang berpesan semacam itu dalam rangka menghadapi kematian, yang datangnya memang tak dapat terduga, dapat terjadi setiap saat. Pesan macam itu hemat saya menunjukkan bahwa yang bersangkutan sungguh bermental materialistis, kebahagiaan atau keselamatan ada pada hal-hal materialistis yang kelihatan di dunia ini. Ia memiliki kekhawatiran : jangan-jangan ketika ia telah mati apa yang dikerjakan selama ini akan dihancurkan atau dimusnahkan oleh mereka yang ditinggalkan. Ia memiliki kekhawatiran dan pertanyaan sebagaimana diwartakan dalam Injil hari ini: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua,dan oleh yang ketiga dan demikian lah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itu pun mati.Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." (Luk 20:28-33) Ia tidak percaya akan kebangkitan orang mati atau hidup abadi setelah kematian atau kehancuran phisik ini[ ia tidak percaya akan apa yang tidak kelihatan oleh mata duniawi ini. "Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Tuhan Abraham, Tuhan Ishak dan Tuhan Yakub. Ia bukan Tuhan orang mati, melainkan Tuhan orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." (Luk 20:37-38) "Baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan."(Rm 14:8b), demikian kata Paulus kepada umat di Roma, dengan kata lain baik dalam keadaan hidup atau mati kita tergantung dari Tuhan; Tuhanlah yang menghidupi kita sehingga kita dapat hidup seperti saat ini. Maka jika Yesus bersabda bahwa " Ia (Tuhan) bukan Tuhan orang mati, melainkan Tuhan orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup", kiranya mengajak dan memanggil kita semua agar senantiasa hidup dalam Tuhan, sesuai dengan kehendak dan perntah Tuhan. Perintah Tuhan yang utama dan pertama adalah kasih, "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu"(Yoh 15:12), demikian sabdaNya. Kita semua diciptakan (dikandung, dilahirkan dan dibesarkan oleh orangtua kita) dalam dan oleh kasih; masing-masing dari kita adalah `buah kasih' atau `kasih', maka perintah Tuhan agar kita saling mengasihi kiranya merupakan tugas perutusan yang mudah. Karena setiap orang atau masing-masing dari kita adalah `kasih', maka bertemu dengan sesama atau siapapun berarti pertemuan atau perjumpaan `kasih': kasih bertemu dengan kasih berarti saling mengasihi. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1Kor 13:4-7), demikian kata Paulus kepada umat di Korintus. Dalam pertemuan atau perjumpaan dengan siapapun atau sesama kita diajak dan dipanggil, antara lain bertindak "sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain serta berbuat adil dan berharap alias bergairah". Keutamaan-keutamaan sebagai perwujudan kasih ini memang merupakan anugerah Tuhan alias berasal dari Tuhan, maka agar kita setia untuk saling mengasihi, marilah kita renungkan dan imani atau hayati kata -kata ini:"terima kasih", itulah kata yang sering kita ucapkan setiap kali menerima sesuatu dari orang lain atau sapaan Paulus kepada umat di Tesalonika di bawah ini. "Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Tuhan dan kepada ketabahan Kristus" (2Tes 3:5) Tuhan yang menciptakan dan menghidupi kita dalam kasih, tidak pernah berhenti mengasihi kita, maka jika kita sungguh beriman atau percaya kepadaNya, marilah kita "tujukan hati kita kepada kasih Tuhan dan kepada ketabahan Kristus". Kasih Tuhan yang terbesar adalah "Yesus Kristus" yang datang ke dunia ini, Tuhan yang menjadi manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa. Maka rasanya baik jika kita mengarahkan hati kepada ketabahan Yesus Kristus atau meneladan ketabahanNya, terutama ketika Ia `menelusuri jalan salib' serta berada di puncak penderitaanNya, `tergantung di kayu salib'. Berikut beberapa contoh sabda atau cara bertindakNya yang layak menjadi teladan kita: . "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!" (Luk 23:28), demikian sikap dan sabdaNya kepada para perempuan yang menangisi penderitaan Yesus, Guru dan Tuhan mereka, yang harus memikul salib berat. Di dalam penderitaan dan berberan berat Ia justru menghibur orang lain yang menangisiNya, itulah yang terjadi. Mungkin kita juga sering memikul beban berat, entah itu tugas, sapaan/kritikan/ejekan dst.., marilah kita belajar dan meneladan Yesus: tidak mengeluh atau menggerutu melainkan tetap tabah dan gembira sehingga dapat menghibur siapapun yang melihat atau bersama dengan kita. Percayalah bahwa dalam ketabahan dan kegembiraan beban berat apapun dapat kita pikul dan ringan adanya. "Belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan" (Mat 11:29), demikian sabdaNya kepada kita semua. . . "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. " (Luk 23:34), demikian doa Yesus di puncak kayu salib, di puncak penderitaanNya. Ia diejek dan dilecehkan oleh orang-orang yang menyalibkanNya, namun Ia tidak mengeluh dan marah apalagi balas dendam, melainkan mendoakan mereka yang menyalibkanNya, mengampuni mereka yang menyakiti dan memusuhiNya. Ia konsekwen dengan apa yang pernah Ia sabdakan :"Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu" (Mat 5:44). Dalam hidup sehari-hari, dalam pergaulan, kesibukan atau kerja, kita kiranya sering menerima perlakuan yang tidak enak atau menyakitkan dari suadara dan sesama kita; marilah kita arahkan atau tujukan hati kita kepada Yesus yang tergantung di kayu salib sambil berdoa seperti yang didoakan oleh Yesus :"Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat". Berani mendoakan dan menghayati doa ini dalam derita dan sakit, kita akan tetap `hidup', bergairah dan bergembira. Ingatlah derita dan sakit yang kita alami tidak seberapa atau tidak sebanding dengan derita dan sakit yang dialami oleh Yesus yang tergantung di puncak kayu salib. "Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang.Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Tuhan; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku " (Mzm 17:5-6) Jakarta, 11 November 2007 ============================================= From: rm_maryo 31 Okt "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!" (Rm 8:26-30; Luk 13:22-30) "Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Tuhan, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Tuhan. Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir." (Luk 13:22-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini. Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Afonsus Rodriguez, bruder Yesuit, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut: . Pada masa Orde Baru ada beberapa orang yang menjadi teman dekat atau kroni-kroni termasuk anak-anak Presiden Suharta menjadi kaya raya mendadak. Tetapi ketika Orde Baru jatuh ada beberapa orang yang stress bahkan lumpuh karena kekayaan yang mereka miliki tiba-tiba dibawa lari orang lain. Memang apa yang diperoleh dengan mudah pada umumnya juga akan musnah atau hilang dengan mudah juga. Budaya ingin menjadi kaya dan bergelar sarjana dengan mudah rasanya masih merebak dalam kehidupan bersama ini, yang diwujudkan melalui berbagai cara yang pada umumnya bersifat tidak halal alias dengan merampok atau korupsi. Sebaliknya orang-orang yang baik, jujur, setia pada janji/sumpah maupun panggilan dan tugas perutusan hemat saya senantiasa hidup sederhana dan bahagia sejahtera lahir dan batin, selamat dan damai. Memang secara visual atau phisik mereka tampak menderita, hidup penuh perjuangan dan pengorbanan, tetapi justru dalam berjuang dan berkorban itulah ditemukan kebahagiaan, keselamatan dan damai sejati. "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!", demikian sabda Yesus. Sabda ini mengajak kita semua untuk bekerja keras dengan jujur, disiplin, setia dan tekun serta rendah hati. Orang-orang yang kaya raya secara mendadak dengan tidak wajar tersebut memang sering menjadi orang utama atau penting di dalam hidup bersama yang bersifat materialistis, tetapi mereka akan menjadi yang terakhir dalam Kerajaan Tuhan; kebahagiaan mereka selama di dunia saat ini sebenarnya basa-basi atau sandiwara saja, sebaliknya kebahagiaan orang jujur, setia, disiplin, tekun dan rendah hati alias sungguh beriman adalah kebabagiaan sejati yang mulai dihayati saat ini sampai mati, maupun ketika kembali kepada Yang Ilahi, hidup di akhirat nanti. . "Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Tuhan dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan" (Rm 8:26) , demikian kesaksian Paulus kepada umat di Roma, kepada kita semua. Hidup beriman atau percaya kepada Yesus Kristus berarti hidup dari dan oleh Roh dan kita tidak dapat hanya mengandalkan kekuatan, kecakapan, keterampilan atau kecerdasan diri kita yang sangat terbatas. Roh dianugerahkan kepada semua orang beriman atau yang berkehendak baik, maka kesaksian Paulus di atas kiranya dapat kita hayati dengan menerima bantuan sesama atau orang lain yang beriman dan berkehendak baik. Rasanya dalam kebersamaan hidup kita ini orang beriman dan berkehendak baik lebih banyak daripada yang kurang beriman dan berkehendak jahat. Karena kita hidup dari dan oleh Roh, maka marilah kita senantiasa dalam terang Roh melihat dan menyikapi cara hidup dan cara bertindak sesama kita; dalam terang Roh kita pasti akan lebih melihat dan menemukan kebaikan dan keutamaan daripada kejahatan dan kebejatan sesama dan saudara kita alias kita senantiasa berpikir positif terhadap saudara dan sesama kita dimanapun dan kapanpun. "Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Tuhan dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan" menjadi nyata dalam bentuk sapaan, sentuhan atau ajakan kasih dari sesama dan saudara kita , yang tidak kita minta tetapi datang dengan sendirinya. Saya yakin kita semua telah menerima sapaan, sentuhan dan ajakan kasih yang demikian itu dari saudara dan sesama kita, maka marilah kita berterima kasih dan bersyukur dengan menyapa, menyentuh dan mengajak orang lain dengan dan dalam kasih tanpa diminta oleh orang yang bersangkutan. Sebagai orang yang hidup dari dan oleh Roh kiranya setiap kali ada sesuatu atau situasi yang tidak baik yang kita jumpai atau hadapi hendaknya langsung segera bertindak untuk memperbaiki, tanpa menunggu rekomendai atau instruksi. Hemat saya berbuat atau bertindak baik tidak ada yang melarang, kecuali oleh orang-orang yang sombong, gila kuasa dan kedudukan. "Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Tuhanku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati, supaya musuhku jangan berkata: "Aku telah mengalahkan dia," dan lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah"(Mzm 13:4-5) Jakarta, 31 Oktober 2007