FULFILLMENT AND ACHIEVEMENT
   
  oleh: Pdt. Joshua Lie, M.Phil., Ph.D. (Cand.)
   
   
   
   
  Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 
"Sesungguhnya anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak 
laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Imanuel”- yang berarti: Allah menyertai 
kita. (Mat. 1:22-23)
   
  Berita Natal adalah berita penggenapan. Kedatangan Yesus menggenapi firman 
Tuhan yang telah dinyatakan oleh para nabi dalam Perjanjian Lama. Injil Matius 
khususnya berulang kali menegaskan berita penggenapan ini. Apakah kita masih 
dapat memahami apa artinya “menggenapi”? 
   
  Dunia masa kini membuat kita semakin asing dengan makna penggenapan. Kita 
merasa risih mengucapkan ataupun mendengar perkataan “hidupku menggenapi 
kehendak Allah” atau lebih khusus lagi "bisnisku menggenapi kehendak Tuhan."
   
  Mengapa? Bahasa kita bukan lagi bahasa penggenapan. Bahasa kita adalah bahasa 
pencapaian. Ucapan kita sehari-hari dipenuhi dengan bahasa pencapaian. Apa yang 
telah kamu hasilkan, capai, dapatkan, peroleh, bahkan kuasai. Inilah bahasa 
modern kita. Kita mengukur hidup kita dan hidup orang lain dengan pencapaian. 
   
  Apa bedanya penggenapan dengan pencapaian? Tentu tidak mudah membedakan dalam 
keseharian namun jelas berbeda dalam arah dan nilainya. Untuk memahami 
keduanya, mari kita kembali ke Kitab Kejadian 3. Ada tiga pertanyaan yang 
dikumandangkan Tuhan kepada manusia setelah peristiwa kejatuhan dalam dosa.
  3:9 “Di manakah engkau?”
  3:11 “Siapakah engkau?”
  3:13 “Apakah yang telah kau perbuat?”
   
  Bahasa pencapaian adalah bahasa pertanyaan ketiga (3:13) tanpa peduli kedua 
pertanyaan sebelumnya. Manusia berdosa terus bergumul dengan pertanyaan ketiga. 
Bahkan keselamatan dari dosa pun dipahami sebagai jawaban atas pertanyaan 
ketiga. Manusia memenuhi bumi ini dengan segala perbuatannya. Namun kehilangan 
dasar dia berpijak (3:9) dan kesadaran yang benar akan dirinya (3:11).
   
  Penggenapan dimulai dengan kejelasan di mana manusia berpijak. Manusia 
bagaimanapun harus berpihak. Ia tidak dapat menjadi segala-galanya. Ia 
sepatutnya berpihak kepada Penciptanya di dalam kebenaran, keadilan dan 
kekudusan. Demikian pula manusia perlu memahami dirinya dengan benar sehingga 
hidup dalam martabatnya sebagai gambar Allah. Barulah menampakkan perbuatannya 
yang menggenapi maksud Sang Pencipta.
   
  Itulah penggenapan natal. Yang datang di kandang adalah Allah sendiri, 
Imanuel. Ia adalah Mesias. Ia adalah terang yang sesungguhnya. Barulah Ia dapat 
melakukan pekerjaan Bapa untuk menyelesaikan keselamatan bagi manusia berdosa.
   
  Hari ini dunia tidak kekurangan perbuatan manusia. Hari-hari kita dipenuhi 
dengan pekerjaan manusia. Dipenuhi dengan pencapaian manusia yang luar biasa. 
Namun ... disusul dengan global warming. Adakah yang manusia capai itu dalam 
rangka penggenapan? Atau kita hanya bicara soal “What can I do?” tanpa peduli 
di mana kita berpijak, tanpa peduli siapakah diri kita. Adakah kita lakukan 
segala sesuatu dengan kesadaran hidup di hadapan Tuhan, hakim yang adil itu? 
Coram Deo.
   
   
   
   
  Sumber:
  http://www.rwfonline.org
   
   
   
   
  Profil Pdt. Joshua Lie.:
  Pdt. Joshua Lie, M.Phil., Ph.D. (Cand.) adalah Pendiri Reformational 
Worldview Foundation (RWF). Beliau menyelesaikan studi Master of Philosophy 
(M.Phil.) di Institute for Christian Studies (ICS), Canada dan saat ini sedang 
menyelesaikan Doctor of Philosophy (Ph.D.) di sekolah yang sama.
   
   
   
   
  Editor dan Pengoreksi: Denny Teguh Sutandio.


""Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di 
depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." 
(1Sam. 16:7b)

       
---------------------------------
  Nama baru untuk Anda!  
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!

Kirim email ke