From: "Kisah" <ki...@sabda.org> 

Edisi 207 -- Sebuah Nyanyian Bagi Tuhan 

Shalom,

Pengakuan iman kepada Kristus dan mempertahankan iman itu sendiri sangat 
penting untuk dilakukan. Karena dari situlah akan terlihat seberapa besar iman 
seseorang terhadap Kristus. John Denley adalah salah satu dari orang-orang yang 
mempertahankan imannya kepada Kristus. Ia berani menghadapi apa pun yang 
mengancam nyawanya, bahkan saat dianiaya dan disiksa sekalipun, ia tetap setia 
pada Kristus. 
Mampukah kita mempertahankan pengakuan iman kita seperti John Denley dalam 
situasi apa pun? Hanya kekuatan Tuhanlah yang memampukan kita menghadapi semua 
kesulitan yang ada. Tuhan memberkati!

Redaksi Tamu KISAH,
Santi Titik Lestari
< http://kesaksian.sabda.org/ >

SEBUAH NYANYIAN BAGI TUHAN

Pada suatu hari John Denley mengunjungi beberapa orang sahabat. 
Denley dihentikan dan digeledah oleh para penguasa, dan mereka menemukan 
pengakuan imannya secara tertulis. Denley percaya bahwa gereja dibangun di atas 
rasul-rasul dan nabi-nabi, dengan Kristus sebagai kepala, dan seperti itulah 
kehadiran pemerintahan gereja, sedangkan Gereja Inggris, bukanlah bagian dari 
gereja yang sejati itu. Pada masa itu, banyak pengajaran tidak seturut dengan 
Alkitab.

Oleh karena hal inilah ia diserahkan kepada petugas pemerintahan setempat dan 
ia diserahkan kepada uskup untuk diinterogasi. Denley tidak mundur dari 
pernyataan iman pribadinya, jadi diserahkan kepada kepala polisi dan dihukum 
mati.

Setelah enam minggu, ia dikirim ke tiang pancang untuk dibakar. 
Ketika mereka menyalakan kayu yang ada di bawahnya, Denley tidak menunjukkan 
rasa takut. Dengan sukacita ia menyanyikan sebuah mazmur sementara jilatan api 
naik di sekitarnya. 
Salah satu penyiksa mengangkat sepotong kayu dan melemparkan sehingga terkena 
wajah Denley. Ia berharap untuk membuat Denley marah atau diam, tetapi Denley 
hanya menanggapi, "Sungguh-sungguh, kau telah merusak sebuah lagu lama yang 
baik." 
Kemudian ia membentangkan tangannya kembali dan terus bernyanyi hingga ia mati.

Yesus mengatakan bahwa ketika kita diejek dan dianiaya karena kita adalah 
pengikut-Nya kita dapat bersukacita karenanya: Bersukacitalah dan 
bergembiralah, karena upahmu besar di surga.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Jesus Freaks
Judul asli buku: Jesus Freaks
Penulis: Toby McKeehan dan Mark Heimermann
Penerjemah: Tidak dicantumkan
Penerbit: Cipta Olah Pustaka
Halaman: 65 -- 66

POKOK DOA

1. Mengucap syukur karena melalui kisah hidup John Denley mampu membuka hati 
orang-orang Kristen untuk lebih bersungguh-sungguh mempertahankan iman pada 
Yesus.

2. Berdoa untuk orang-orang Kristen yang sedang mengalami kesulitan, ancaman, 
tekanan dari pihak-pihak tertentu. Kiranya Tuhan memberi kekuatan agar mereka 
dapat tetap setia kepada Yesus.

3. Berdoa untuk orang-orang yang belum percaya pada Yesus. Kiranya mereka dapat 
melihat kasih Yesus melalui orang-orang percaya.

Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian 
juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu. (Matius 5:12) < 
http://alkitab.sabda.org/?Matius+5:12 >
---------------------------------------------------
KS-ILT
Mat 5:12 bersukacitalah dan bergembiralah karena pahalamu besar di surga, sebab 
demikianlah mereka telah menganiaya para nabi sebelum kamu."

KJV
Mat 5:12 Rejoice, and be exceeding glad: for great is your reward in heaven: 
for so persecuted they the prophets which were before you. 

=========================================== 
From: "Kisah" <ki...@sabda.org> 

Edisi 208 -- Nathania Kembali 
Shalom,
Persoalan yang kita alami dalam hidup ini seringkali membuat kita merasa 
tertekan, putus asa, dan tidak memunyai harapan. Namun sebagai orang Kristen, 
apa pun yang kita alami, itulah yang Tuhan kehendaki. 

Tuhan berjanji akan menyertai kehidupan kita. Untuk itu, kita harus selalu 
berharap pada-Nya. Dalam setiap perkara yang terjadi, izinkan Tuhan menyatakan 
kebaikan-Nya dengan mukjizat yang diberikan dalam hidup kita. Lalu, apakah yang 
harus dilakukan setiap orang percaya? 
Kita harus tetap berharap kepada Tuhan dalam situasi apa pun. 
Membiarkan Tuhan berkarya dalam kehidupan kita melalui setiap persoalan yang 
kita alami.

Redaksi Tamu KISAH,
Santi Titik Lestari
< http://kesaksian.sabda.org/ >


NATHANIA KEMBALI

Saat itu bulan November tahun 2002, saya (HW) dalam kondisi keuangan yang 
sangat sulit saat anak pertama saya lahir, Nathania. Dia lahir prematur -- 
kehamilan saya baru berusia 7 bulan. Berat tubuhnya hanya 1,6 kg, sehingga ia 
terlihat sangat kecil dan ringkih. Waktu itu paru-parunya belum mengembang 
sehingga ia sangat kesulitan bernapas, dan ia harus berjuang dengan kekuatannya 
sendiri. Nathania tidak seperti bayi normal pada umumnya, yang bernapas dengan 
refleks dan otomatis. Dokter tidak mengetahui bahwa bayi saya tidak dapat 
bernapas otomatis, dan hal ini berakibat fatal bagi Nathania. Saat saya 
tanyakan suster, dia menyuruh saya untuk bertemu dengan dokter.

Perasaan hati saya tidak enak, lalu saya bertemu dengan dokter. Apa yang saya 
takutkan terjadi. Dokter mengatakan sebuah kalimat klise, "Maaf Pak, kami sudah 
berusaha, tapi Tuhan yang menentukan. Bayi Bapak sudah tidak ada." Langit bagai 
runtuh, saya panik dan berlari ke ruangan inkubator bayi, dan menemukan 
Nathania yang sudah membiru masih ada diinkubator biasa. Saya marah pada 
suster, kenapa tidak dibawa ke NICU (ICU khusus bayi), kenapa tidak ada 
tindakan 
penyelamatan? 

Suster itu menjawab, "Percuma Pak, bayi bapak sudah tidak ada". Suster itu 
menekankan adalah menyalahi peraturan memasukkan bayi yang sudah meninggal ke 
dalam NICU.

Tapi saya ngotot memaksakan untuk membawa Nathania ke NICU, bagaimana pun 
caranya harus dibawa ke sana. Akhirnya mereka mengabulkannya dengan setengah 
hati, memindahkan dia ke NICU. Di bagian khusus pernapasan, dokter pun 
kelihatan "malas", karena menurut dia percuma 
dan tidak ada lagi yang dapat dilakukan. 

Menurutnya, bayi ini sudah tidak bernapas selama 2 jam, tidak mungkin lagi 
ditolong. Tapi saya tetap memaksa dokter melakukan apa saja, bagaimana pun 
caranya untuk menolong bayi saya. Saya mengatakan padanya untuk tidak 
memikirkan biaya, berapa pun biayanya akan saya bayar. Padahal saat itu saya 
sendiri sedang mengalami kesulitan keuangan. Dokter itu kemudian dengan ragu 
menuliskan resep dan menyerahkannya pada saya.

Dari wajahnya saya bisa melihat, bahwa dengan resep itu pun kemungkinannya 
masih sangat kecil untuk mengembalikan anak saya hidup. Tapi sekecil apa pun 
kemungkinannya akan saya ambil demi buah hati saya. Dalam resep itu tertulis 3 
macam obat, tiap jenis obat seharga 5 juta rupiah; berarti 15 juta rupiah total 
biaya obatnya. 
Saya sangat panik, karena saat itu saya hanya memiliki 1 juta di kantong, 
itupun pemberian ibu saya. Tapi saya katakan pada dokter agar ia jangan pergi 
ke mana-mana karena saya akan carikan obat itu malam ini juga sehingga bisa 
diberikan malam itu juga, jangan sampai menunggu hingga esok hari. Apotek rumah 
sakit tidak memiliki obat itu, sehingga saya langsung bergegas menuju salah 
satu apotek besar di Surabaya. Tapi sesampai di sana, mereka juga tidak 
memiliki obat 
itu. Oh Tuhan, bagaimana ini... Tolonglah, saya sedang kejar-kejaran dengan 
waktu. Terbesit dalam pikiran saya, kenapa dokter memberikan resep obat yang 
langka dan mahal, karena menurut dia kemungkinan 0% untuk anak saya kembali 
bertahan hidup.

Kepanikan dan kecemasan saya rupanya menarik perhatian pelayan apotek tersebut. 
Ternyata pelayan apotek itu adalah pemilik apotek itu sendiri, tidak pernah 
sebelumnya ia menjaga apoteknya sendiri. Entah kenapa menurutnya ia ingin 
melayani di Apotek malam itu. 

Dengan segera ia berusaha membantu saya dengan menelepon rekannya kemana-mana 
untuk menemukan obat itu. Akhirnya ditemukan juga dan langsung diantarkan ke 
apoteknya. Saya sangat bersyukur, karena obatnya sudah ditemukan. Pemilik 
apotek itu memberikan saya obat itu dengan harga yang tidak diambil untung, 
yaitu 3,8 juta. Masalah kedua datang, saya hanya punya 1 juta, sehingga masih 
kurang 2,8 juta. 

Bagaimana saya bisa membayar obat itu? 

Pengantar obat itu adalah dari apotek lain (bukan supplier), dia meminta tunai 
atas obat yang 
dibawanya. Keajaiban lain datang, pemilik apotek itu menalangi 2,8 juta sisanya 
untuk melunasi obat itu. Pemilik apotek ini tidak mengenal saya, tapi ia mau 
membantu saya. Ini adalah benar-benar mukjizat yang Tuhan lakukan bagi saya.

Setelah memiliki obat itu, saya segera kembali ke rumah sakit dan memberikan 
obat itu pada dokter. Dengan ragu dokter memberikan obat itu pada anak saya. 
Saya disuruh tinggal di rumah sakit saat itu, padahal saya sedang sangat 
bingung untuk mencari uang guna membayar 
hutang pada apotek esok paginya, dan biaya pengobatan selanjutnya. 
Tapi bagaimana kalau tidak ada pengobatan selanjutnya? Bagaimana kalau anak 
saya memang tidak bisa ditolong? Saya berdoa, dan mendapatkan penghiburan dan 
kedamaian dari Tuhan. Pagi harinya saya segera bergegas ke ruang NICU menemui 
dokter untuk meminta paket resep yang kedua. Tapi dokter menyatakan tidak 
perlu, meskipun obatnya belum habis, namun jantung anak saya sudah berdetak 
lagi. 

Saat itu saya seperti tidak percaya mendengarnya, Puji Tuhan, mukjizat dan 
kebaikan Tuhan nyata dalam hidup saya. Saya tahu itu bukan karena obat yang 
membangkitkan Nathania, tapi kebaikan dan mukjizat Tuhan Yesus -- karena belum 
lengkap obat yang diberikan, bahkan untuk paket pertama baru sebagian, tapi 
anak saya sudah hidup kembali. Tuhan Yesus sungguh ajaib.

Dokter itu sendiri sangat heran dan berkata, sangat jarang kejadian seperti 
ini, dia tidak dapat menjelaskannya. Semua suster juga keheranan, mereka bahkan 
mengatakan belum pernah melihat kejadian seperti ini, bagaimana bayi yang 
secara medis dinyatakan telah meninggal bisa hidup kembali. Sungguh sebuah 
mukjizat Tuhan. 
Saya sungguh bersyukur akan janji Tuhan Yesus bahwa Dia akan mengiringi kita 
dalam kehidupan kita. Memang Dia tidak berjanji semuanya akan aman-aman saja 
dan tidak ada masalah. Tapi janji-Nya untuk menyertai orang yang sungguh 
berharap pada-Nya, sungguh telah terbukti dalam kehidupan saya.

Diambil dari:
Judul majalah: SUARA, Edisi 78, Tahun 2005
Penulis: IM
Penerbit: Communication Department Full Gospel Business Men's 
Fellowship International - Indonesia
Halaman: 23 -- 25

POKOK DOA
1. Mengucap syukur atas mukjizat yang dialami HW sekeluarga sehingga Nathania 
dapat hidup kembali. Doakan agar HW sekeluarga tetap mengandalkan Tuhan dalam 
setiap langkah hidup mereka.

2. Doakan orang-orang yang dipakai Tuhan dalam menyatakan kebaikan-Nya. Kiranya 
mereka diberkati Tuhan dan semakin lebih lagi melayani Tuhan hingga banyak 
orang yang akan diberkati juga oleh-Nya.

3. Doakan agar Tuhan memampukan setiap orang percaya untuk bisa saling membantu 
saudara-saudari dengan kasih.

Haleluya! Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk 
selama-lamanya kasih setia-Nya. (Mazmur 106:1) < 
http://alkitab.sabda.org/?Mazmur106:1 >
------------------------------------------------------
KS-ILT
Maz 106:1 Halelu-YAH! Bersyukurlah kepada YAHWEH sebab Dia baik, bahwasanya 
untuk selamanya kasih setia-Nya.

KJV
Psa 106:1 Praise ye the LORD. O give thanks unto the LORD; for he is good: for 
his mercy endureth for ever. 

Kontak: < kisah(at)sabda.org >
Redaksi: Novita Yuniarti, Tatik Wahyuningsih
(c) 2011 -- Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org/ >
< http://fb.sabda.org/kisah >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-kisah(at)hub.xc.org >

Kirim email ke