Dibandingkan dengan hari kelahiran Tuhan Yesus, maka kematian Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya merupakan inti Kekristenan yang sering kali diserang oleh banyak orang non-Kristen dengan berbagai tuduhan/keberatan, misalnya Yesus hanya pingsan, Yudas lah yang disalib, para pelayat kubur salah mengunjungi kubur Yesus, mayat Yesus dicuri para murid-Nya, dll. Tuduhan-tuduhan tanpa dasar sejarah dan tidak masuk akal ini terus ditujukan kepada orang Kristen, seolah-olah para penuduh mengerti fakta sejarah, padahal sejujurnya tidak! Bagaimana menjawab dan menantang para penuduh dengan tuduhan-tuduhannya yang aneh tersebut? Lalu, apa signifikansi kematian dan kebangkitan Kristus itu sendiri bagi umat pilihan-Nya? Temukan jawabannya dalam: Buku SALIB DAN KUBUR KOSONG: Merenungkan Kematian dan Kebangkitan Kristus oleh: Denny Teguh Sutandio Penerbit: Sola Scriptura Harga: Rp 40.000, 00/buku + ongkos kirim (tergantung lokasi) Berminat? Segera dapatkan buku ini dengan membelinya di: Denny Teguh Sutandio(0878-5187-3719) NB: Buku akan dikirimkan ke alamat pemesan setelah pemesan melakukan transfer biaya pesanannya paling lambat satu minggu setelah pemesan mendapat SMS balasan dari saya Apa kata mereka tentang buku ini? ““If we are looking for a definition of love, we should look not in a dictionary, but at Calvary.” (John Stott) Kutipan dari John Stott ini, terlihat begitu nyata dalam pemaparan Denny Teguh Sutandio di buku “Salib dan Kubur Kosong”. Penggaliannya yang dalam, pemaparannya yang lugas dan refleksinya yang menantang, merupakan ciri khas tulisan Denny Teguh Sutandio. Kiranya melalui buku “Salib dan Kubur Kosong” yang membahas dua momen penting dalam sejarah ini (yaitu Kematian dan Kebangkitan Yesus), iman kita diteguhkan untuk hidup sebagai saksi-saksinya di tengah dunia ini.” Ev. Alexander A. E. Nanlohy, S.Sos., M.A. Pemimpin Cabang PERKANTAS (Persekutuan Kristen Antar Universitas) Jakarta “Jikalau kita cermati, memang rangkaian perayaan Paskah di gereja-gereja di Indonesia tidaklah seramai dan kurang semarak seperti halnya perayaan Natal. Apakah ini berarti sedang tumbuh sebuah pemahaman bahwa Peristiwa Natal, jauh lebih penting dari pada Paskah? Padahal Kelahiran sang Juruselamat tanpa adanya Pengorbanan dan Kematian dari sang Kristus, tidaklah berarti apa-apa. Pada titik inilah, Denny Teguh Sutandio mengajak kita pembaca menelusuri makna salib sampai pada Kubur Kristus yang kosong, karena IA telah bangkit. Sangatlah tepat membaca buku ini dalam rangka mempersiapkan diri menyambut Kemenangan Paskah. Dengan pemaparan yang baik dan bahasa yang lugas, kita diajak merenungkan ulang puncak karya Keselamatan Ilahi bagi umat manusia.” Pdt. David Santoso Kosasih, S.Th., M.Div. Gembala Sidang Gereja Kristen Kalam Kudus Jemaat Kemayoran Baru, Surabaya "Kerendahan hati yang rohani merupakan suatu kesadaran yang dimiliki seorang Kristen tentang betapa miskin dan menjijikkannya dirinya, yang memimpinnya untuk merendahkan dirinya dan meninggikan Allah semata." (Rev. Jonathan Edwards, A.M., Pengalaman Rohani Sejati, hlm. 100)