Kemenangan sementara Mang Jokowi di DKI dengan tim sukses Mang Boy Sadikin
putranya Mang Ali Sadikin, Mamang jadi inget Si Kabayan euy berikut ini
tulisan Mang Jakob Sumardjo mengenai tokoh si Kabayan yang ternyata
merupakan media / sarana para ahli tarekat jaman dahulu untuk menertawakan
manusia (Kabayan). Kalo melihat figur Mang Jokowi yang aneh tapi nyatu rada-
rada "Ngabayan" hehehe berkarakter polos, kampungan, lugu, tapi jujuuur
kadang juga bodor semoga saja memberi warna baru dalam dunia perpolitikan
dan pemerintahan Indonesia yang lagi riweuuuuh bin kusyuuuut :).

 

Mang Kabayan juga tadi pagi dengar wawancara Mang Jokowi di TVOne tentang
permasalahan DKI Jakarta sangat bagus komentarnya yaitu sebenernya kalau
kita membuat suatu sistem yang benar dimana tanpa ada kepentingan kita
didalamnya (conflict of interest) pasti akan berhasil, saya bekerja untuk
masyarakat bukan untuk partai katanya. Ruaaar biasa semoga saja benar- benar
amanah dan istikomah (bukan ikatan suami takut istri kalo di rumah yah
xixixi itu mah Si Kabayan wkkkk). Panceg dina galur ngajaga lembur :).

 

Mamang juga inget tulisan Bang Imen... perusahaan kita kalo dikelola asing
jadi untung hehehe... contonya Telkomsel sama Indosat setelah dikelola
Singapur jadi untung hahahaha.... Nah Jakarta juga setelah dikelola orang
Solo mudah-2an jadi untung wkkkk. Ngak tahu buat taun 2014, Indonesia apa
perlu import Presiden biar negara ini untung? Auuu aaaah dark... au aaah
gelap wkkkkk. 

 

Spiritualitas Si Kabayan

Oleh Jakob Sumardjo, Budayawan, Esais

Dimuat di Pikiran Rakyat, 4 Juli 2012

 

Tokoh cerita rakyat Sunda, Si Kabayan, bukan hanya dikenal di Jawa Barat
tetapi juga di Indonesia. Tokoh ini selalu dihubungkan dengan kekampungan,
keluguan, kejujuran, kebodohan yang sering mendatangkan kekonyolan dan
kelucuan. Barang siapa mendengar nama Si Kabayan, harapannya adalah tertawa.

 

Si Kabayan kadang menjelma menjadi Si Buta Tuli ini karena kemurnian
hatinya. Ternyata Si Kabayan ini bodoh berdusta, alias telat mikir kalau
membohongi orang. Pada suatu hari Si Kabayan mencuri buah nangka
tetangganya, Ki Silah. Tentangganya menuduh Kabayan yang mencuri nangkanya.
Tentu saja Kabayan menolak keras untuk mengakui mencuri nangka. Ki Silah tak
kalah akal dan mengatakan bahwa jelas Kabayan mencuri nangka karena
dibibirnya masih melekat getah nangka. Apa jawaban Kabayan? "Ah tidak
mungkin, tadi sudah saya olesi minyak kelapa!".

 

Atau ketika Si Kabayan sedang mengintip janda muda tengah malam. Karena
kurang hati- hati kakinya membentur daun jendela. Si janda berteriak, "Siapa
itu?" Apa jawaban Si Kabayan? "Ngeong, ngeong, ngeong!" Itulah kalau Si
Kabayan bodoh intelektual tetapi peka spiritualnya. Kalau sadar telah
berbuat salah langsung mengaku, seperti Presiden Bill Clinton yang terpaksa
mengaku mencium sekretarisnya!

 

Kisah- kisah Si Kabayan mengandung pemikiran alternatif buat masa kini. Kita
sekarang ini cerdas dalam unsur duniawi, materi, konsumtif-hedonistik,
tetapi tumpul spiritual. Tidak bisa membedakan mana bumi mana langit, mana
nyolong mana tidak nyolong. Pemecahan masalah ini tidak bisa memakai logika
oposisi biner, yakni sekarang marilah kita ramai- ramai mencari orang
spiritual yang jujur dan saleh tapi bodoh duniawi. Kalau para pemimpin kita
ini olah spiritualnya tinggi, persoalan amburadul Indonesia akan teratasi.

 

Dua-duanya penting. Buta-tuli duniawi itu memang penting, tetapi setelah
mengenal betul perkara- perkara duniawi. Kalau bodoh duniawi itu perlu,
tetapi harus diimbangi buka mata dan buka telinga surgawi. Arah vertikal
saja tidak benar tanpa arah horizontal. Arah horizontal saja tidak benar
tanpa imbangan vertikal. Masyarakat Sunda dahulu memiliki konsep kesatuan
resi, ratu, rama atau manusia spiritual, manusia kuasa, dan manusia biasa.
Itulah pemimpin yang kita cari. Tetapi seperti kata pepatah, "orang baik itu
sulit dicari". Rupanya kiamat semakin dekat di negeri khatulistiwa ini.

 

Selengkapnya: http://www.dkabayan.com/aa/index.php?option=com_content
<http://www.dkabayan.com/aa/index.php?option=com_content&view=article&id=81:
spiritualitas-si-kabayan&catid=27:ngawadul&Itemid=41>
&view=article&id=81:spiritualitas-si-kabayan&catid=27:ngawadul&Itemid=41 

 

Nuhuuuuuns,

Mang Kabayan

www.dkabayan.com

Kirim email ke