http://indonesian.irib.ir/hidden-13/-/asset_publisher/8OQf/content/khutbah-berapi-api-rahbar-tentang-muslim-myanmar-20-tahun-lalu
 
Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid 
Ali Khamenei, sebenarnya telah lama memperingatkan tentang nasib umat Muslim 
Myanmar. Pada tanggal 4 Maret 1992, menjelang bulan Ramadan, Rahbar 
mengungkapkan pendapat beliau tentang masalah Myanmar sebagai berikut:
 
"Sekarang gerakan kezaliman di dunia, sebenarnya adalah sebuah gerakan luar 
biasa. Dewasa ini, kekuatan adidaya berkuasa dengan mengerahkan berbagai sarana 
propaganda komprehensif dan dengan menggunakan berbagai fasilitas untuk 
mengesankan kebenaran sebagai kebatilan dan sebaliknya kebatilan sebagai 
kebenaran. Mereka [kekuatan adidaya] sama sekali tidak mempedulikan nilai-nilai 
kemanusiaan dan sakral, siapa yang akan menghadapi mereka dan menjelaskan 
kebenaran? Lihatlah, apa yang sekarang mereka lakukan di dunia, betapa 
bangsa-bangsa—khususnya bangsa-bangsa Muslim—tertindas, dan kemudian mereka 
bersesumbar tentang dukungan terhadap hak asasi manusia dengan tidak merasa 
malu.
 
Inilah kondisi warga Muslim lemah dan malang Myanmar yang puluhan ribu di 
antara mereka sekarang hidup dengan kondisi terburuk di Bangladesh. Para 
delegasi kami pergi ke sana dan menginformasikan kepada kami yang pasti 
[beritanya] tidak akan membuat seseorang dapat memejamkan mata! Betapa dunia 
saat ini tidak mempedulikan makna sejati hak asasi manusia! Memangnya ada yang 
berkomentar di dunia ini?
 
Sekelompok orang bersepatu boot, mengusir puluhan ribu warga Muslim Myanmar 
dari rumah mereka dengan cara paling beringas. Anak-anak, perempuan, dan 
laki-laki mereka dibunuh, harta benda mereka dirampas, setiap orang 
menyelamatkan dirinya masing-masing. Di dunia ini tidak ada orang yang peduli, 
PBB tidak bersuara, Komite HAM tidak berkoar, Palang Merah Internasional tidak 
merasa memiliki tanggung jawab, bahkan konferensi-konferensi dan 
organisasi-organisasi bohong pembela HAM, perdamaian, dan lain-lainnya tidak 
ada yang berkomentar. Seakan mereka [Muslim Myanmar] bukan manusia!
 
Ini menunjukkan permusuhan dunia terhadap Islam beserta ajaran dan 
nilai-nilainya. Ini membuktikan betapa mereka tidak mempedulikan kemanusiaan 
dan apa yang mereka kemukakan tentang hak asasi manusia hanyalah jargon politik 
untuk memukul pihak lain atau membesar-besarkan pihak tertentu, melemahkan 
sebuah pemerintahan, atau menghukum sebuah masyarakat.
 
Sayang sekali, ucapan-ucapan ini tidak sampai ke telinga opini publik Eropa dan 
Amerika Serikat sehingga mereka dapat memahami apa yang sedang dilakukan para 
penguasa mereka. Masyarakat kita memahami fakta-fakta ini, mereka tahu betapa 
besar kebohongan para pengklaim pendukung HAM dan kemanusiaan. Mereka yang lugu 
dan senang mendengar ucapan-ucapan tersebut, harus mengetahui fakta ini. 
Masalah umat Muslim Myanmar dilenyapkan seakan tidak pernah terjadi, mengapa? 
Memangnya apa salah mereka? Kesalahan mereka adalah karena mereka Muslim. 
Sedangkan musuh memerangi Islam dan menakutinya.  
 
Sekarang, kondisi sudah sedemikian rupa sampai-sampai perlawanan terhadap Islam 
sudah tidak berkedok lagi. Satu-satunya jendela yang terbuka bagi bangsa-bangsa 
Muslim adalah Republik Islam, apakah kita harus menutup jendela ini dan 
mematahkan harapan bangsa-bangsa? Apakah kita kita harus ikut bungkam? Apakah 
kita juga harus tunduk pada tekanan premanisme kekuatan adidaya? Apakah hukum 
Allah seperti ini? Apakah Allah akan meridhai hal ini? Apakah budaya jihad 
melawan kezaliman dan amar makruf dan nahi munkar dalam Islam, membolehkan kita 
berpikir seperti ini? Sungguh tidak demikian!
 
Di sini, panji perlawanan terhadap kezaliman akan tetap terjaga. Kita akan 
berdiri menghadapi setiap kekuatan penjajah dan zalim yang mengandalkan ujung 
tombak mereka di hadapan bangsa-bangsa, tidak peduli siapa pun mereka. 
Jangankan Amerika, jika ada kekuatan dan pemerintahan yang lebih kuat dari 
Amerika Serikat pun, kami akan melawannya, sama seperti kami melawannya saat 
ini. Kita pernah melawan kekuatan bersatu Amerika Serikat dan Uni Soviet. 
Amerika dan Soviet adalah dua kutub kekuatan yang jika digabung, kekuatannya 
jauh lebih tinggi dibanding kekuatan Amerika Serikat sekarang. Keduanya bersatu 
menghadapi kita, akan tetapi kita melawan mereka dan kita akan tetap melawan. 
Namun perlawanan ini menuntut semakin mendalam dan bergairahnya iman 
masyarakat." (IRIB Indonesia/MZ)

Kirim email ke