CALL FOR PAPERS

 

Jurnal Kajian Wilayah

 

Vol. 1, No. 2, 2010

 

Jurnal
Kajian Wilayah is published
under the Research
 Center for Regional
Resources-Indonesia Institute of Sciences (PSDR-LIPI). This Journal aims to
provide information about issues which related to area studies with various
perspectives and disciplines: history, anthropology, politics, international
relation, economics, philosophy, etc. Area concerns of
this journal are Southeast-Asia Studies, Asian-Pacific Studies, and European
Studies. We are pleased to invite your
participation to contribute articles with various issues such as regionalism,
religion, ethnicity, migration, globalization, and multiculturalism. Jurnal 
Kajian
Wilayah also welcome the contribution
of book-review and summary of thesis/disertation that are related to issues of
area studies.

 

Requirements:

Articles have not been
     published yet.Contributions may be
     submitted in either English or Indonesian, with abstract and keywords (if
     papers are in Indonesian, abstract should be in English; if papers are in
     English, abstract should be in Indonesian.)The text should be between
     20-30 pages, written in Times New Roman font (size 12), 1,5 spaces, and A4
     paper format, and in MS Word document. Editorial
     correspondence and contribution of articles should be sent in soft-copy to
     redaksi....@gmail.com or hard-copy to Amin Mudzakkir, Jurnal Kajian 
Wilayah, PSDR-LIPI, Gd. Widya Graha
     LIPI, lt. 3, Jl. Gatot Subroto 10 Jakarta
     Selatan 12710. The name(s), institutional affiliation(s) and
     email address(es), and a short curriculum vitae of each author must be
     provided. In the case of multiple authors, please indicate which is to be
     the point of contact for editorial correspondence.Reference
     should follow the Harvard System. Bibliographic references within the text
     should therefore take the form of the author's surname, date of
     publication and (where necessary) page number, e.g. (DeCorse 1959: 102). 
Where an
     author's name has just been cited in the text, references should only be
     made to the date of publication and, where necessary, page number, e.g.
     (1959: 102). Complete references should be
     provided alphabetically in the bibliography, using the following
     conventions and spelling out in full all journal names, e.g.: DeCorse, C.
     R. 2001. The Archaeology of Elmina. Washington: Smithsonian Institution
     Press.The deadline
     for article submission: October 15,
     2010. Contributors or articles published will
     be given honorarium and a copy of the journal.

 

 



Amin Mudzakkir



Pusat Penelitian Sumber Daya Regional (PSDR)

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia



Widya Graha Lt. 3, Jl. Gatot Subroto Kav. 10 Jakarta Selatan 12710



Telp. : +62-21-5251542 ext. 606

        +62-813 8523 1584

Fax.  : +62-21-5265152



Email: aminseja...@yahoo.com

       aminl...@gmail.com

--- On Wed, 9/1/10, Mujiarto Karuk <mka...@yahoo.com> wrote:

From: Mujiarto Karuk <mka...@yahoo.com>
Subject: [kmnu2000] Puasa dan Keteladanan Pemimpin
To: tahajjud_c...@yahoogroups.com, mualafindone...@yahoogroups.com
Cc: pemudaper...@yahoogroups.com
Date: Wednesday, September 1, 2010, 8:30 AM







 



  


    
      
      
      



Oleh Prof Nanat Fatah

Nasir



Suatu hari, Khalifah Abu

Bakar hendak berangkat berdagang. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Umar bin

Khathab. "Mau berangkat ke mana engkau, wahai Abu Bakar?" tanya Umar.

"Seperti biasa, aku mau berdagang ke pasar," jawab sang khalifah.



Umar kaget mendengar

jawaban itu, lalu berkata, "Engkau sekarang sudah menjadi khalifah, karena

itu berhentilah berdagang dan konsentrasilah mengurus kekhalifahan." Abu

Bakar lalu bertanya, "Jika tak berdagang, bagaimana aku harus menafkahi

anak dan istriku?" Lalu Umar mengajak Abu Bakar untuk menemui Abu Ubaidah.

Kemudian, ditetapkanlah oleh Abu Ubaidah gaji untuk khalifah Abu Bakar yang

diambil dari baitul mal.



Pada suatu hari, istri Abu

Bakar meminta uang untuk membeli manisan. "Wahai istriku, aku tak punya

uang," kata Abu Bakar. Istrinya lalu mengusulkan untuk menyisihkan uang

gaji dari baitul mal untuk membeli manisan. Abu Bakar pun menyetujuinya.



Setelah beberapa lama, uang

untuk membeli manisan pun terkumpul. "Wahai Abu Bakar belikan manisan dan

ini uangnya," ungkap sang istri memohon. Betapa kagetnya Abu Bakar melihat

uang yang disisihkan istrinya untuk membeli manisan. "Wahai istriku, uang

ini ternyata cukup banyak. Aku akan serahkan uang ini ke baitul mal, dan mulai

besok kita usulkan agar gaji khalifah supaya dikurangi sebesar jumlah uang

manisan yang dikumpulkan setiap hari, karena kita telah menerima gaji melebihi

kecukupan sehari-hari," tutur Abu Bakar.



Sebelum wafat, Abu Bakar

berwasiat kepada putrinya Aisyah. "Kembalikanlah barang-barang keperluanku

yang telah diterima dari baitul mal kepada khalifah penggantiku. Sebenarnya aku

tidak mau menerima gaji dari baitul mal, tetapi karena Umar memaksa aku supaya

berhenti berdagang dan berkonsentrasi mengurus kekhalifahan," ujarnya

berwasiat.



Abu Bakar juga meminta agar

kebun yang dimilikinya diserahkan kepada khalifah penggantinya. "Itu

sebagai pengganti uang yang telah aku terima dari baitul mal," kata Abu

Bakar. Setelah ayahnya wafat, Aisyah menyuruh orang untuk menyampaikan wasiat

ayahnya kepada Umar. Umar pun berkata, "Semoga Allah SWT merahmati

ayahmu."



Kisah yang tertulis kitab

fadhailul 'amal itu sarat akan makna dan pesan. Di bulan Ramadhan ini, kita

dapat mengambil pelajaran dari sikap dan keteladanan Abu Bakar yang tidak rakus

terhadap harta kekayaan. Meski ia adalah seorang khalifah, namun tetap memilih

hidup sederhana demi menjaga amanah.



Inilah sikap keteladanan

dari seorang pemimpin sejati yang perlu ditiru oleh para pemimpin bangsa kita.

Perilaku pemimpin, memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan masyarakat.

Terlebih, bangsa Indonesia memiliki karakteristik masyarakat yang paternalistik

yang rakyatnya berorientasi ke atas.



Apa yang dilakukan pemimpin

akan ditiru oleh rakyatnya, baik perilaku yang baik maupun yang buruk. Dengan

spirit Ramadhan, maka hendaknya para pemimpin memberi teladan untuk hidup

secara wajar agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial. Wallahu 'alam.



 



http://koran.republika.co.id/koran/25



[Non-text portions of this message have been removed]





    
     

    
    


 



  






      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke