Vega-ZR Ganti CDI Mio
Sumber: http://www.tgp-store.co.id/ 

Halo OP. Ada penggemarmu yang kebingungan nih. Aku baru dibelikan motor Vega 
oleh orang tuaku karena aku masuk sekolah favorit.

Karena pengin lebih kencang, aku ikuti saran-saran temanku untuk ganti CDI 
milik Mio. Tetapi kok gak mau hidup ya? Apa ada yang salah? Padahal memasangnya 
gampang tinggal lepas yang lama dan pasang yang baru. Karena soketnya sama 
persis. 

Tolongin aku dong OP. kalau tak bisa pasang CDI Mio, terus CDI apa yang cocok 
buat Vega ZR? 

Terima kasih sebelumnya.. 

TOMMY HARYANTO 
Magelang 
Lewat email kontek_otop...@yahoo.com 


Saran temanmu bisa jadi terinspirasi bahwa dulu banyak motor Jupiter Z dan New 
Vega yang comot CDI Mio untuk dongkrak performa. Bahkan sempat juga ngetrend di 
balap road race terutama kelas MP5. Namun dengan catatan, jika aplikasi jurus 
ini maka pick up pada magnet Jupiter Z atau New Vega wajib ditambah panjangnya 
beberapa mm di bagian depan. 

Tetapi itu hanya berlaku buat New Vega dan Jupiter Z yang aplikasi CDI Mio 
lama. Salah satu alasannya karena CDI Mio lama punya rpm limiter lebih tinggi. 
Begitu pula dengan pattern atau bentuk peta pengapiannya bisa dijodohkan dengan 
mesin balap. Tentu dengan ubahan seperti yang OP sebut sebelumny. Ini karena 
timing CDI Mio lama relatif rendah. Makanya pick up magnet Jupiter Z harus 
ditambah beberapa mm. Langkah ini diteruskan dengan memotong pick up bagian 
belakang, sepanjang penambahan pick up di bagian depan. 

Tetapi itu cerita lama. Sebab CDI Mio lama atau Mio Soul ternyata tak bisa 
diaplikasikan ke CDI New Mio. Begitu pula CDI Vega ZR tak bisa diaplikasi ke 
New Vega dan Jupiter Z. 

Penyebabnya ada pada perkabelan. Meski bisa ditukar pasang karena bentuk soket 
CDI yang sama, New Mio yang gunakan CDI Mio lama berkode 5TL ternyata tak bisa 
dihidupkan. Tentu saja sebaliknya Mio lama atau Mio Soul tak bisa dihidupkan 
dengan CDI New Mio berkode 28D. Penyebabnya? 

Secara fisik, jelas bukan masalah ukuran. Bukan karena ukuran casing CDI 
Jupiter Z berkode 5TF atau pun 5TL lebih besar ketimbang 28D. Bukan pula 
disebabkan merek yang nempel di kedua CDI berbeda, 5TL atau 5TF dilabeli timbul 
Yamaha sedangkan 28D berlabel Moric. Lagi pula meski beda merek, kedua tipe dan 
model CDI ini produsennya sama kok, yakni PT. Moric! 

Bukan juga perbedaan selisih sudut antara posisi pick up dan posisi pulser 
terhadap TMA. Tetapi murni penyebabnya karena letak kabel di soket kedua CDI 
berbeda. 

Dari keterangan soket keduanya, posisi kabel plus aki berkelir cokelat 
muda/brown (Br) tidak terbalik dengan posisi kabel negatif aki berkelir 
hitam/black (B), karenanya meski kedua CDI tak bisa disaling tukarkan. Tapi tak 
sampai membuat CDI korsletting. 

Pertanyaannya, kenapa juga posisi kabel ditukarkan? Padahal produsen alias 
pabrik CDI -nya sama juga. Dari segi fisik casing kedua CDI yang berbeda 
ukuran, jelas desain hubungan komponen-komponen di dalamnya berbeda. Sebab 
macam dipadatkan. Inilah yang bisa membuat jalur perkabelannya berbeda. 

Nah, balik ke Vega ZR. Karena ukuran fisik casing CDI Vega ZR berkode 5D9 sama. 
Dengan tanda casing juga diembos merek Moric, tak heran muncul anggapan kedua 
CDI 28D dan 5D9 bisa saling ditukarkan. Dan memang benar adanya! Ini bisa 
dilihat dari hubungan perkabelan keduanya. 

Sekali lagi, Vega ZR hanya bisa aplikasi CDI New Mio berkode 28D! 

Asyiknya, kedua mesin motor punya spek bore/stroke yang sama persis. Lebih 
tepatnya bore 50,0 mm dengan stroke 57,9 mm. Bisa diartikan tipikal mapping 
atau peta pengapiannya tak jauh beda. So, sekarang ada alternatif CDI racing 
atau aftermarket buat Vega ZR, yakni pasang CDI asal New Mio! 

Namun dengan satu catatan karena puncak timing bagi mesin skutik relatif diset 
lebih rendah, kemungkinan begitu Vega ZR pasang CDI racing buat New Mio, timing 
mesti digeser naik. Sama seperti kejadian pada saat Jupiter Z atau New Vega 
kanibal CDI Mio lama. 

Untuk pilihan CDI buat Vega ZR, selain mengaplikasi CDI New Mio, OP menyarankan 
beli saja CDI aftermarket yang sudah dirancang buat Vega ZR. Di pasaran ada 
produk BRT, tuh. Tinggal tancap tanpa perlu modifikasi pick up. Enak tho? 

Hanya perlu diingat, CDI BRT punya beberapa tipe timing atau kurva pengapian 
yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk BRT tipe Hyperband contohnya diberi kode 
ST, TR, dan RK. 

Kode ST dan TR bisa digunakan untuk motor standar dan korek harian. Sedangkan 
tipe RK khusus untuk mesin balap. Pastinya timing pada tipe ST adalah terendah, 
sedang tipe TR puncak timingnya lebih tinggi. Begitu pula tipe RK malah lebih 
tinggi lagi. 

Ingat sesuaikan dengan ubahan yang sudah dilakukan ke mesin. Sebab jika tidak, 
bukan penambahan performa yang Sobat dapatkan, tapi akselerasi mesin terasa 
berat. Timing pembakaran ketinggian sih. 

Malah, efek lebih parah, suhu ruang bakar ketinggian. Terjadi detonasi. Dan 
karena panasnya gak normal, seher bisa macet atau rusak dengan permukaan 
menjadi berjerawat. Hiiii... 

Untuk merek Rextor, sampai saat ini belum ada tuh diproduksi. Namun Sobat bisa 
coba aplikasi CDI Rextor Adjustable buat New Mio. Hanya saja mesti disetting 
Pulser Position Adjuster (PPA) lebih advance dengan memutar ke berlawanan arah 
jarum jam. 
Begitu pula dengan MSS (Map Selector Switch) juga mesti dicari. 

Atau jika Sobat kesulitan mendapatkan CDI BRT khusus Vega ZR atau Rextor untuk 
New Mio di pasaran, maka solusinya ya pasang saja CDI BRT atau Rextor untuk 
Jupiter Z. OP yakin lebih mudah ditemui. Tetapi dengan satu catatan, perkabelan 
mesti diubah. Ikuti saja diagram perkabelan di atas. 

Sumber: OTOPLUS (Rubrik Oprek) 14/VII, MINGGU KEEMPAT 28 SEPTEMBER - 4 OKTOBER 
2009
Gambar lengkap dapat di lihat di Tabloid OTOPLUS
Sumber: http://www.tgp-store.co.id/ 

Kirim email ke