On Sun, Mar 26, 2000 at 07:16:39PM +0700, Erga Munggaran wrote (probably edited):
% Wah, saya tertarik dengan metoda ini. Bisa dijelaskan dengan sedikit
% sample? OK, misalnya kita membuat suatu homepage gratis kepada user.
% Begitu user sign-in, lalu mengisi form ini dan itu akhirnya dia
% mendapatkan suatu directory yang permissionnya sebenarnya sama dengan
% user yang lain.
% Kemudian bagaimana dia membuat halaman homepagenya itu? Apakah bisa dibuka
% ftp? Atau kita buatkan suatu frontend untuk melakukan proses upload dan
% delete? Kalau telnet tentu agak sulit. Nah bagaimana dengan proses
% databasenya itu?
% Sebenarnya sudah saya tangkap apa maksud cara yang anda sebut itu. tetapi
% saya ingin lebih jelas lagi :-).
% --
% [EMAIL PROTECTED], @ThePentagon.com, @geocities.com
% http://jupiter.centrin.net.id/~erganov/ http://www.cryogen.com/erganov/
% Join to Indonesia Linux User Group at
% http://clubs.yahoo.com/clubs/indonesialinuxusergroup
%
---end quoted text---
Seperti saya jelaskan sebelumnya, bahwa aplikasi tersebut
ditangani dengan Web. Hal ini penting karena sebenarnya cara
tsb. memanfaatkan identifikasi pengguna-aplikasi, bukan pengguna
[yang terdaftar di] sistem operasi.
Jadi, asumsi yang harus digunakan:
>> semua aktivitas dilakukan lewat Web (web-sentris). Bukan FTP,
bukan pula telnet, atau yang lain. Merujuk kepada pertanyaan
semula, apabila asumsi ini tidak dapat dilakukan, ya sudah...
berarti cara tsb. tidak bisa digunakan.
(kecuali [maaf...] dimungkinkan servis lain dilewatkan secara
virtual juga. Misalnya, apakah mungkin ftp ditangani untuk
pemakai virtual -- yakni pemakai yang sebenarnya tidak
terdaftar sebagai pemakai sistem operasi? Proftpd bagaimana?)
Sebagai misal, di beberapa layanan penyedia ruang gratis untuk
halaman Web, mereka juga menyediakan form untuk upload yang
dikemas juga dengan alat bantu pembuatan halaman Web ('authoring
tool'). Dengan demikian, setiap terjadi manipulasi berkas
(insert/update/delete) dicatat status pemilik dan atribut yang
diperlukan lainnya. Aplikasi ini tentu saja menjadi semacam
'wrapper' yang mengijinkan/melarang (atau mengatur status
perizinan) akses terhadap file (dan sumber daya lain).
Aplikasi lain yang dapat memanfaatkan cara seperti di atas
adalah webmail. Hal ini dimungkinkan karena banyak Mail Transfer
Agent (MTA) yang dapat dihubungkan dengan basisdata untuk
menangani mekanisme pengalamatan. Jadi urusan folder surat
ditangani aplikasi (Web) sementara surat-menyurat tetap dikelola
MTA.
Kira-kira begitu...
--
@mal
[EMAIL PROTECTED]
-----------------------
My fingerprint is
F6C3 22B7 5486 191B D06F B7C2 272B B71F B05C C137
--------------------------------------------------------------------------------
Utk berhenti langganan, kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
Informasi arsip di http://www.linux.or.id/milis.php3
Pengelola dapat dihubungi lewat [EMAIL PROTECTED]