http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2010/02/17/99265/Jalur-Feminis-Koin-Cinta-Bilqis

PEREMPUAN

17 Februari 2010
Jalur Feminis Koin Cinta Bilqis
Oleh Nana Riskhi Susanti
“SEBAGAI seorang ibu, saya akan lakukan apa pun untuk anak saya. Tapi,
dari mana mungkin saya dapat uang segitu banyak”. Begitulah penuturan
Dewi Farida, ibu Bilqis Anindya Passa.

Dewi (37), beberapa minggu terakhir ini kerap menghiasi layar kaca di
sejumlah berita, infotainment, maupun wawancara eksklusif yang
ditayangkan sejumlah stasiun televisi.

Ia bukan pemain sinetron, tokoh politik, atau pengusaha ternama. Ia
adalah seorang perempuan tabah, ibu yang berikhtiar mengumpulkan
’’koin cinta’’ demi kesembuhan anaknya, Bilqis Anindya Passa.

Di depan rumahnya di Jalan Kramatsentiong, Gang Mesjid No E87 F RT 07
RW 06 Kramat, Senen, Jakarta Pusat, terpasang poster bertuliskan
’’Koin Cinta Bilqis, A Liver to Live Forever”.

Harapan hidup bayi Bilqis memang tidak sebesar anak lain yang sehat.
Ia menderita penyakit yang jarang diderita kebanyakan bayi, yakni
atresia bilier.

Saluran empedunya tidak ada dan tidak berkembang secara normal,
sehingga menyebabkan kerusakan pada hati dan akhirnya terjadi sirosis
hati. Bilqis harus segera menjalani operasi transplantasi hati.
Inisiatif Kreatif Perempuan Operasi Bilqis diperkirakan membutuhkan
dana Rp 1,1 miliar. Untuk mencari dana, Dewi pun terinspirasi dengan
kasus Prita Mulyasari yang mencoba mengumpulkan bantuan masyarakat
lewat “Koin Prita”.
Belum genap dua bulan sejak dibentuk pada 25 Desember 2009, gerakan
Koin Cinta untuk Bilqis telah berhasil mengumpulkan lebih dari Rp 1
miliar.

Terbukti, empati dan simpati masyarakat terhadap bayi 17 bulan
pengidap kelainan saluran empedu tidak terbentuk atau berkembang
secara normal (atresia bilier) itu, termobilisasi sedemikian cepat.
Ada yang melalui transfer ke rekening, ada pula yang lewat pengumpulan
koin. Uang itu untuk biaya operasi transplantasi hati di RSUP Dr
Kariadi Semarang.

Gerakan Koin Cinta Bilqis memang mendapatkan simpati dari masyarakat.
Sejumlah kalangan mulai dari masyarakat biasa, politisi, hingga artis
turut menyumbang sejumlah uang. Relawan yang bersedia menjadi
koordinator posko di masing-masing wilayah bermunculan dan semakin
banyak. Bilqis pun kini tengah bersiap menjalani operasi di RSUP Dr
Kariadi Semarang.

Sebagai seorang perempuan (ibu), Dewi Farida memang menarik perhatian
publik dengan kegigihannya melakukan Gerakan Koin Cinta Bilqis.
Inisiatif  kreatif berdampak besar ini mengantarkannya sebagai ibu
yang pantang menyerah dan menyelamatkan nyawa anaknya.

Empati dan simpati masyarakat bukan hanya tertuju pada penyakit yang
diderita Bilqis, tetapi beralih pada aksi brilian sang ibu untuk
mengumpulkan dana yang amat besar.
Simbol Kepedulian Jika publik menjadikan Prita sebagai simbol
perlawanan konsumen terhadap arogansi institusi pelayanan publik, kini
giliran publik menjadikan Dewi Farida sebagai simbol gerakan
kepedulian kesehatan anak miskin.

Predikat itu, menurut saya, pantas diberikan kepada Dewi sebab
penyakit yang diderita Bilqis adalah penyakit ’’mahal’’ yang upaya
penyembuhannya memerlukan dana besar.

Gerakan Koin Cinta Bilqis lalu memberikan penyadaran bagi publik bahwa
anak-anak Indonesia banyak membutuhkan uluran bantuan untuk
penyembuhan penyakit.

Sebagian besar penderita tidak memiliki dana untuk penyembuhan
penyakitnya. Kehadiran Dewi dengan Koin Cinta Bilqis-nya memberikan
inspirasi/pencerahan bagi perempuan (ibu) kurang mampu di seluruh
Indonesia untuk tidak menyerah dengan keadaan ekonomi.

Dewi menyadarkan bahwa anak-anak Indonesia berhak mendapatkan jaminan
kesehatan dan pelayanan kesehatan, dengan berbagai macam jalur/cara.

Jalur yang ditempuh Dewi memang jalur gerakan sosial yang membidik
simpati dan empati masyarakat untuk ’’menyumbang’’. Koin sebagai
simbol kepedulian kepada Bilqis sengaja disodorkan kepada publik agar
tergerak hatinya untuk menyisihkan ’’receh’’.

Terbukti, setelah kasus Bilqis terungkap melalui media, sejumlah
simpati dan  bantuan datang bertubi-tubi.

Muncul pula ekspose serentetan bocah malang penderita penyakit langka
yang membutuhkan biaya besar. Kendala ekonomi masih mendominasi motif
belum tersembuhkannya penyakit sang bocah.

Hal ini menjadi refleksi tersendiri bagi Dewi Farida. Sebagai
pemrakarsa Gerakan Koin Cinta Bilqis, ia berniat mendirikan Yayasan
Bilqis untuk membantu Bilqis-Bilqis yang lain.

Menyadari betapa dahsyatnya dampak koin kepedulian yang terkumpul dari
masyarakat, Dewi beranggapan ia memiliki tugas besar untuk membantu
anak-anak yang susah mencari akses, materi, maupun jejaring, untuk
pengobatan penyakitnya.
Jalur Feminis Jalur gerakan sosial seperti ini lebih cepat ketimbang
jalur prosedural untuk meminta bantuan kepada Kementerian Kesehatan.
Ini disadari oleh Dewi Farida ketika memilih langkah melakukan aksi
peggalangan dana melalui Gerakan Koin Cinta Bilqis dengan memanfaatkan
media jejaring sosial facebook.

Media televisi pun amat berjasa kepada Dewi Farida, karena melalui
televisi tersebarlah informasi mengenai penyaluran bantuan dana via
rekening Bilqis dan perkembangan terkini tentang Gerakan Koin Cinta
Bilqis.

Sebagai perempuan (ibu), Dewi mengambil jalur pintas melalui media
agar segera mendapatkan dana untuk biaya operasi Bilqis. Jalur pintas
ini justru menuntun Dewi untuk menunjukkan heroismenya.

Heroisme perempuan (meminjam istilah Bandung Mawardi), terbentuk
karena kesadaran diri dalam kompleksitas hidup. Namun, heroisme Dewi
Farida ditunjukkan dengan ketekunan dan semangat luar biasa dari
fenomena Koin Cinta Bilqis. Koin Cinta Bilqis bukan sekadar fenomena
penggalangan dana untuk biaya operasi.

Lebih dari itu, Koin Cinta Bilqis adalah jalur feminis yang
mengantarkan perempuan (ibu) untuk tekun memelihara naluri, firasat,
dan sikap heroisme yang luar biasa untuk kesembuhan anaknya. (37)

— Nana Riskhi Susanti, Pengelola Sekolah Cinta Bahasa.


------------------------------------

==========================================

MILIS MAJELIS MUDA MUSLIM BANDUNG (M3B)
Milis tempat cerita, curhat atau ngegosip mengenai masalah anak muda dan Islam.

Sekretariat : 
Jl Hegarmanah no 10 Bandung 40141
Telp : (022)2036730, 2032494 Fax : (022) 2034294

Kirim posting mailto:majelismuda@yahoogroups.com
Berhenti: mailto:majelismuda-unsubscr...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/majelismuda/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/majelismuda/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    majelismuda-dig...@yahoogroups.com 
    majelismuda-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    majelismuda-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke