By : Alihozi

"Sungguh, Allah telah menganugerahi kalian kekayaan yang berlimpah ini bukan 
untuk kalian timbun, melainkan untuk kalian manfaatkan demi tujuan yang telah 
Dia tunjukkan kepada kalian" (Imam Ja'far Ash Sahdiq)

Berpuasa di bulan suci ramadhan secara syariat adalah menahan tidak makan dan 
minum serta menahan hubungan biologis antara suami dan istri dari terbit fajar 
sampai matahari terbenam , namun secara hakikat adalah Allah,SWT mengajarkan 
kita, memerintahkan kepada kita dengan menahan dari yang halal agar mampu untuk 
menahan dari segala bentuk harta kekayaan yang haram, baik secara zat maupun 
cara mencarinya. (K.H Athian Ali Ketua FUI Bandung)

Berpuasa di bulan suci ramadhan merupakan gambaran miniatur dari kehidupan 
dipadang masyar nanti yang mana semua manusia akan mengalami kehausan dan 
kelaparan yang teramat sangat menunggu pengadilan mahkamah Illahi, karena 
begitu lama waktunya menunggu hari penghisaban amal baik dan buruk di bawah 
teriknya panas matahari. Di sana tidak ada yang bisa menolong kita , apakah 
keluarga yang kita cintai maupun harta kekayaan kita yang banyak waktu dunia.
Yang bisa menolong kita hanyalah amal ibadah kebaikan kita selama hidup di 
dunia.

Dengan mengingat dan mengimani kehidupan di padang masyar (akhirat) tsb, kita 
semestinya menyadari bahwa dengan berpuasa di bulan suci ramadhan Allah,SWT 
mengajarkan kepada kita bahwa untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki adalah 
dengan menjalankan semua perintah Allah,SWT dan menjauhi segala larang-Nya 
termasuk disini adalah menjadikan konsep khilafah (perwalian) dalam kepemilikan 
kekayaan harta.

Khilafah (perwalian) dalam ajaran Islam adalah memberikan kepemilikan pribadi 
atas suatu kekayaan harta label amanah dan mengubah si pemilik menjadi wali 
dari kekayaan dan wakil (khalifah) Allah Yang Maha Tinggi, Pemilik dan Penguasa 
alam raya beserta isinya. Jadi dengan konsep khilafah ini manusia harus sadar 
sepenuhnya bahwa semua kekayaan harta adalah harta Allah,SWT. Dialah Pemilik 
sebenarnya. Manusia hanyalah khalifah-Nya di muka bumi, menjadi wali-Nya atau
diberikan amanah atas bumi dan segala kekayaan yang dikandungnya.

Firman Allah,SWT dalam Al-Qur'an :

"Dialah yang menjadikan kalian khalifah-khalifah di muka bumi. Barang siapa 
yang kafir, maka akibat kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran 
orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi 
Tuhan mereka, dan kekafiran orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan 
menambah kerugian mereka belaka . (Q.S Fathir 35:39)

"Berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkanlah sebagian dari harta 
kalian yang Allah telah menjadikan kalian menguasainya… (Al-Hadid 57:7). 
Sebagaimana lazimnya pemberian amanah tersebut meniscayakan manusia untuk 
mempertanggungjawabkan amanah itu kepada si pemberi amanah, dalam hal ini 
manusia juga berada dalam pengawasan Allah ,SWT (Sang Pemberi amanah) berkenaan 
dengan penggunaan dan pemanfaatan amanah yang telah diberikan-Nya.

Konsepsi islami mengenai esensi kepemilikan ini yaitu konsep khilafah, bila ada 
dan mendominasi kuat dalam mentalitas Muslim yang memiliki harta kekayaan, maka 
ia (konsep khilafah) akan menjadi sebuah kekuatan yang mengarahkan perilaku, 
sehingga Muslim yang memiliki kekayaan merasa terikat dengan semua aturan-aturan
yang telah ditentukan oleh Allah Yang Maha Kuasa , menjadikannya sebagai 
sekedar seorang wakil yang selalu berkewajiban menjalankan segala kehendak 
pihak yang mengangkatnya sebagai wakil atau khalifah.

Saya akan coba berikan contoh-contoh pelaksanaan konsep khilafah dalam
kepemilikan harta kekayaan agar kita bisa lebih mengamalkannya dengan baik 
konsep ini dalam kehidupan kita sehari-hari.

Contoh Pertama, kita harus menanggalkan seluruh asosiasi mental yang telah 
melekat padanya maksudnya adalah kaum Muslim JANGAN menjadikan kepemilikan 
harta kekayaan pribadi sebagai ukuran kehormatan dalam masyarakat Muslim dan 
memandangnya bernilai dalam hubungan sosial.

Dalam suatu hadist yang diriwayatkan Imam Ali ibnu Musa ar Ridha dikatakan " 
Seseorang yang bertemu dengan seorang Muslim miskin lalu menyapa dengan salam 
yang bebeda dari salamnya kepada orang kaya, Allah akan memandangnya dengan 
pandangan yang penuh kemarahan di hari kiamat."

Mengapa saya mengambil contoh ini sebagai contoh pertama dalam konsep khilafah 
dikarenakan pengamatan saya sampai dengan kondisi saat ini, kaum muslimin 
banyak sekali yang sudah meninggalkan ajaran Islam ini yaitu menghormati dan 
menghargai orang lain bukan lagi dari akhlaknya atau agamanya tetapi dari harta 
kekayaan yang dimiliki atau dari jabatannya, sehingga sudah banyak sekali 
mendorong kerusakan – kerusakan moral dalam masyarakat kita yaitu seperti 
terjadinya
Kolusi , Korupsi dan Nepotisme.

Contoh Kedua, dalam konsep khilafah kepemilikan harta kekayaan pribadi 
mempunyai fungsi sosial , Islam mengajarkan kepada ummatnya agar anugerah 
kekayaan yang berlimpah bukan untuk ditimbun melainkan untuk dimanfaatkan demi 
tujuan yang telah Allah,SWT tunjukkan kepada ummat manusia. Seperti dengan 
mengeluarkan Zakat, Infaq dan Sedekah atas kekayaan yang dimilikinya tsb.

Contoh Ketiga, Manusia yang memiliki harta kekayaan tidak boleh congkak, 
sombong, arogan atau diliputi rasa bangga dan pongah. Kalau hal ini dilanggar 
maka cepat atau lambat akan membawa kehancuran kepada manusia itu sendiri. 
Lihat Firman Allah,SWT Qs.Al-Kahfi 18:39-42

Contoh Keempat, Jangan menjadikan kepemilikan kekayaan property itu sebagai 
tujuan akhir, tapi jadikanlah sebuah sarana untuk mewujudkan tujuah khilafah 
umum dan untuk memenuhi berbagai kebutuhan umat manusia, bukan untuk memuaskan 
hasrat menimbun dan menumpuk-numpuk yang tak akan pernah surut.

Sebenarnya masih banyak contoh-contoh pelaksanaan konsep khilafah dalam 
kepemilikan harta kekayaan, namun untuk saat ini saya baru bisa memberikan 
beberapa contoh tsb. Semoga kita semua yang menjalankan ibadah puasa di bulan 
suci ramadhan ini bisa menjalankan bukan hanya pada dataran syariatnya saja 
akan tetapi juga pada dataran hakikatnya , seperti melaksanakan Konsep Ekonomi 
Khilafah dalam kehidupan sehari – hari agar tercapai tujuan kebahagian hidup 
yang hakiki dunia dan akhirat…Aaamiin.

Mohon Maaf Atas Segala Kekurangan

Salam
Al-Faqir

Alihozi
https://www.facebook.com/pages/Catatan-Catatan-Ekonomi-Islam-Iqtishaduna/1711896\56345407


-- 

--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Mayapada Prana" dari 
Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke mayapadaprana+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke