Judul aritikel di atas ini terasa seakan-akan agak berlebihan walaupun kenyataannya memang demikian. Cobalah simak berapa puluh ribu orang yang dibunuh sebagai korban perang di Palestina maupun di Irak tetapi dunia seakan-akan cuek alias nobody care terhadap mereka. Tetapi di lain pihak satu saja wartawan dibunuh, bisa menghebohkan seantero jagat raya. Hal inilah yang kita lihat dalam kasus pembunuhan wartawan James Foley dan kemudian menyusul Steven Sotloff yang keduanya dari Amerika. Bukan hanya Presiden Obama saja, bahkan bapak Sri Paus dari Vatikan peduli terhadap kasus ini, sehingga nama maupun fotonya menjadi berita utama di seluruh media cetak maupun elektronik di seluruh dunia selama berhari-hari penuh. Kira-kira apakah akan menjadi berita utama apabila seorang konglomerat atau jenderal dibunuh. Kemungkinannya kecil apabila dibandingkan dengan pembunuhan seorang wartawan. Hal ini bukan terjadi di luar negeri saja, melainkan juga di Indonesia. Sebut saja kasus wartawan Udin dari harian Bernas yang dibunuh di Bantul, ataupun kasus wartawan Tempo yang dianiaya oleh anak buah Tommy Winata. Maka tidaklah mengherankan apabila banyak oknum merasa jengah apabila menghadapi wartawan. Jangankan pejabat tinggi biasa, bahkan presiden SBY merasa ketakutan terhadap awak media. Hal ini telah beliau ungkapkan berkali-kali. Fakta nyata bahwa Reporter mampu menggalang masa sehingga presiden negara adikuasa seperti Amerika saja misalnya, presiden Nixon telah bisa dimakzulkan (impeach) oleh reporter. Di lain pihak berapa banyak sudah pejabat tinggi telah bisa meraih jabatan tinggi, karena adanya dukungan dari media/wartawan misalnya bupati Banyuwangi maupun president Jokowi, sehingga mampu mengangkat seseorang “From Zero to Hero” Orang yang memiliki identitas Pers Card sebagai wartawan seakan-akan memiliki Baju Anti Peluru yang mampu melindungi mereka dari hal-hal yang bisa menyudutkan mereka. Misalnya polisi, debt colector maupun preman sekalipun akan merasa jengah dan khawatir apabila berhadapan dengan wartawan. Pejabat tinggi maupun konglomerat pada umumnya lebih sungkan terhadap wartawan daripada jaksa ataupun polisi. Apabila pesawat delay atau pelayanan hotel yang tidak memuaskan, keluhan wartawan pada umumnya akan jauh lebih diperhatikan daripada pejabat ataupun orang yang berduit, sebab mereka khawatir citra perusahan mereka bisa terpuruk apabila diberitakan menjadi sebuah berita yang bersifat negatif. Tak bisa dipungkiri pula, wartawan mendapatkan banyak kemudahan misalnya untuk bisa bertemu dengan pejabat tinggi ataupun selebritis mana pun. Begitu juga pada saat memasuki lokasi acara, seperti pameran, sepakbola maupun konser. Umumnya mereka bisa mendapatkan tiket masuk sebagai reporter secara gratis karena mengharapkan acara mereka diliput oleh media yang mereka wakili. Selain itu mereka mendapatkan kesempatan duduk di depan untuk mengambil foto dan juga waktu untuk wawancara khusus dengan para selebritis maupun pejabat tinggi. Wartawan sering diundang untuk berkujung ke luar negeri, bukan saja oleh perusahaan airlines, melainkan juga untuk turut meliput kunjungan pejabat yang melakukan kunjungan kerja maupun kenegaraan. Bahkan di luar negeri beberapa wartawan bisa mendapatkan produk maupun kendaraan secara gratis, agar mereka bisa menguji cobanya terlebih dahulu produk terbaru mereka. Maka tidaklah heran apabila wartawan bahkan turut diundang pergi keluar negeri duduk dalam satu pesawat di pesawat presiden. Seringkali apabila wartawan ingin berkujung ke luar negeri, pada umumnya mereka bisa mendapatkan kemudahan dalam mengurus visa bahkan Greencard. Pasalnya mereka mengharapkan berita yang positif dari negeri yang akan mereka kunjungi. Begitu juga discount khusus di beberapa hotel tertentu. Apabila Anda mengalami kesulitan di luar negeri, awak media pada umumnya akan mendapatkan bantuan, bukan saja dari pihak kedutaan, tetapi juga oleh rekan-rekan awak media setempat. Awak media pada umumnya mempunyai koneksi jauh lebih banyak. Demikian juga link ke berbagai institusi. Satu hal penting agar bisa mendapatkan status VIP sebagai reporter tersebut, bukan hanya ijazah sekolah komunikasi semata, melainkan kartu Indentias atau Press Card yang jauh lebih penting sebagai tanda bukti bahwa si pemegang kartu tersebut adalah wartawan yang mewakili media tertentu. Tanpa memiliki Press Card resmi, maka tidak akan diakui sebagai wartawan. Harian Online KabarIndonesia (HOKI) – www.kabarindonesia.com http://www.kabarindonesia.com bermaksud memberikan kesempatan kepada mereka yang tertarik untuk mendapatkan International Press Card HOKI sebagai Reporter atau Fotografer dengan cara mengajukan permohonan kepada kami. International Press Card ID HOKI, bukanlah sekedar Press Card biasa melainkan Press Card yang benar-benar telah diakui secara Nasional maupun Internasional. HOKI telah mendapat penghargaan MURI sebagai media yang memiliki jumlah repoter terbanyak secara nasional dan pernah menyelenggarkan lomba menulis dengan hadiah total sebesar Rp 250 juta. HOKI tercantum secara internasional di WIKIPEDIA berbahasa: Indonesia, Inggris, Perancis, Portugis dan Rusia. Selain itu International Press Card HOKI berlaku di 132 negara, termasuk Amerika, Australia, Kanada, Eropa, Korea, Jepang, Afrika maupun Tiongkok. Jadi bukanlah berlebihan apabila International Press Card HOKI ini merupakan Press Card yang bergengsi dan mempunyai nilai yang tinggi. Bagi mereka yang tertarik untuk bisa mendapatkan International Press Card HOKI sebagai reporter ataupun fotografer, silahkan menghubungi Redaksi KabarIndonesia melalui email ke alamat email: info<at>kabarindonesia.com dengan subject/judul: “Saya tertarik untuk dapat Press Card HOKI” Contoh gambar International Press Card HOKI bisa dilihat di www.kabarindonesia.com http://www.kabarindonesia.com Semoga dengan memiliki HOKI International Press Card, Anda bisa menjalankan tugas dan panggilan jurnalistik dengan lebih aman, nyaman, percaya diri dan dihargai setara dengan wartawan-wartawan di seluruh pelosok dunia. (*)
-- --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "Mayapada Prana" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke mayapadaprana+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.