Oky Hartanto,
Trimakasih atas komentarnya. Memang benar sih, saya baru pertama dan 
mungkin hanya satu kali saya menggunakan jasa Air Asia itu. Ada 
hikhmahnya buat saya. Di Eropa praktek penjualan tiket tanpa tiket 
tercetak juga sudah lama berlaku. Bahkan chek innya semua percomputer. 
Dengan code yang kita dapat kita ketik di computer, semuanya beres, 
namun tetap dapat tempat duduk yg sudah diatur. Saya sering menggunakan 
jasa Jet Air atau Air Berlin dll. anatara Muenchen-Berlin, Muenchen 
Frankfurt, Muenchen-London, Roma pokoknya kota-kota besar di Eropa. 
Habis sering jalan, jadi kalau lagi pas, carilah jasa yg paling murah.

Tentang Cabin yg terlalu kecil. Saat saya terbang itu, saya sendiri ngak 
tahu (ngak mau tahu) saya lagi naik jenis pesawat apa yg jelas bukan 
Boing 737 atau Air Bus begitu. Sebagaimana saya lukiskan, pesawat memang 
penuh, jadi sebagai penumpang yg terakhir masuk (karena saya ngak mau 
rebut-rebutan kursi), tempat di cabinpun sudah penuh dan cabinnya 
otomatis lebih kecil dari cabin boing gitu loh mas.

Saya sebenarnya ngak ngeluh, hanya sekedar sharing. Kalau masalah 
penerbangan, jenis Herkulespun saya sudah rasakan. Masya dari Medan ke 
Surabaya saja sampai satu hari lamanya. Tapi kami singgah di hampir 
seluruh Lapangan terbang di Nusantara demi kebutuhan para militer kita. 
Nah dalam Herkules lain lagi. manusia duduk diselah-selah barang-barang 
militer. Kursinya kayu ngak ada busanya tuh, kayak bangku sekolah gitu.

Lebih asyik lagi penerbangan dari Jayapura ke Wamena, Biak-Serui atau ke 
Fakfak dan sebaliknya. Penumpang ada yang bawa auyam hidup, ketela dll. 
Namun yang paling saya nikmati adalah naik Helikopter. Rasanya pengen 
loncat saja dari dalam ingin menjangkau nyiur yang melambai disepanjang 
hutan Medan ke PT.Arun di Lokhsemawe.

Ok. Salam terbang-terbangan deh


Oky Hartanto wrote:
> Dear Roslina,
> Mungkin Anda termasuk pertama kali menggunakan AirAsia dan (sorry) 
> belum tahu benar konsep low fare airlines. Semua maskapai penerbangan 
> pasti mencari untung yg sebesar2nya, nah AirAsia untuk ngurangin biaya 
> yang nggak perlu antara lain dengan:
> - tanpa tiket, karena sebenarnya yg dibutuhkan penumpang hanya kode 
> booking. So, buat apa harus cetak tiket yang satu penumpangnya 
> memegang tiket dengan berlembar2 kertas. Biaya cetak tiket bisa ditekan.
> - tanpa majalah atau koran di kursi, juga cukup mengurangi beban 
> pesawat, otomatis mengurangi penggunaan bahanbakar.
> - tanpa tempat duduk, penumpang bisa memilih kursi sesuai keinginan 
> sendiri.
> Masalah tas tangan Anda nggak bisa masuk kedalam kabin. Seluruh 
> maskapai di dunia menerapkan ukuran dan berat standar untuk tas tangan 
> yang masuk kedalam kabin, apabila Anda memang membawa tas diluar 
> ukuran cabin itu berarti menjadi tanggung jawab Anda sendiri yang 
> tentunya malah menyusahkan Anda karena tas tsb diletakkan di bawah kursi.
> Sepanjang saya menggunakan berbagai maskapai penerbangan, cabin 
> AirAsia dan maskapai lain yg menggunakan Boeing 737 termasuk luas 
> untuk tas kamera saya yang lumayan berukuran 75 liter, justru saya 
> mengalami kesusahan ketika naik maskapai yang menggunakan MD-82 atau 
> MD-83 karena cabinnya lebih kecil lagi.
> Sekarang menanggapi keluh kesan Sdr Nita,
> Sepanjang tahun ini memang saya sering mendapat delay untuk setiap 
> penerbangan saya. Kalaupun Anda tidak mendapatkan tiket pengganti yang 
> Anda harapkan mungkin memang keadaan hari itu sedang kacau, bayangkan 
> bila Anda dalam posisi petugas ground maskapai tersebut dan mendapat 
> tekanan dari seluruh penumpang, Anda pasti bingung kan?
> Saya pernah juga pakai Garuda dari Bangkok ke Jakarta. Penumpang masuk 
> pesawat on time dan hendak take off on schedule pula. Ketika hendak 
> masuk ke taxi way tiba-tiba ada mobil petugas bandara mendekat 
> akhirnya seluruh penumpang kembali ke terminal karena terdapat 
> kerusakan mesin pesawat. Penumpang harus menunggu hingga 4 jam, 
> padahal Bangkok-Jkt hanya 2 kali penerbangan, siang dan sore, saya 
> naik yang sore.
> Akhirnya seluruh penumpang menunjuk salah satu perwakilan untuk 
> meminta kompensasi dari Garuda, yaitu penginapan, uang saku, dan tiket 
> baru, serta pengurusan bagasi, airport tax seluruh penumpang, dan 
> ternyata dikabulkan. Ada beberapa penumpang dialihkan ke flight lain 
> ke Singapura menggunakan pesawat lain. Karena lagi peak season saya 
> nggak termasuk yang pulang cepat, maka saya hrs menginap dan esok 
> paginya pulang ke Jakarta dengan Thai Air.
> Kunci-nya sabar, dan laporkan keluhan langsung ke duty manager jangan 
> petugas lapangan, karena mereka hanya menjalankan tugas saja dari atasan.
> Semoga membantu
> -oky
>
> */Roslina Podico <[EMAIL PROTECTED]>/* wrote:
>
>     Dalam kunjungan terakhir saya ke Indonesia bulan Agustus yl.Saya
>     sempat
>     menggunakan jasa Air Asia atas saran seorang teman di Medan.
>     Alasannya,
>     Airasia jauh lebih murah dari penerbangan lainnya. Sayapun
>     menerima usul
>     tersebut dan membeli dua tiket ke Jakarta. Memang sebelum beli
>     tiket itu
>     saya sempat membandingkan harga dengan penerbangan lain bedanya hanya
>     RP.10.000. (sepuluh ribu rupiah)/tiket. Sebelum pembayaran saya
>     disodorin selembar kertas berisi aturan-aturan yang diketik. Lembaran
>     kertas ini setara dengan tiket. Aturannya al. tdk boleh membawa
>     tumbuhan
>     dengan akarnya (tanah). Berat barang hanya 15 kg/orang, kalau tdk
>     tepat
>     waktu, tiket hangus dll.
>
>     Pada hari penerbangan di lapangan udara Airport taxnya lebih mahal
>     dari
>     Airport Tax penerbangan lain.Termasuk mengejutkan saya, penumpang tdk
>     didaftar sesuai dengan tempat duduk. Masing-masing mencari tempat
>     duduk
>     sendiri. Saya dan ipar saya yang mendahulukan orang naik, akhirnya
>     harus
>     duduk terpisah. Ipar saya dapat tempat duduk paling belakang
>     sedang saya
>     dapat tempat duduk paling depan dekat pintu. Tas tangan yang sedikit
>     gendut tidak bisa disimpan di Cabin, di bawah kakipun amat sempit
>     ruaangannya.
>
>     Setelah semua pada duduk dan pesawat tinggal landas, crew pesawat
>     mengumumkan bahwa penumpang dilarang amemakan makanan bawaannya
>     sendiri
>     dalam pesawat, sebaliknya crew akan menjajakan barang jualannya,
>     alias
>     minuman dlm kemasan plastik dan makanan jajanan sederhana. Saya belum
>     pernah bawa makanan maupun minuman dalam pesawat, karena biasanya
>     selalu
>     disuguhin sebanyak-banyaknya oleh para crew pesawat. Sore itu saya
>     benar-benar haus karena udara juga sangat panas. Dalam hati saya, Mak
>     ngerinya kondisi negaraku ini!
>
>     Saya belajar menerima keadaan dengan pertimbangan, mungkin dengan
>     harga
>     yg dihemat, memungkinkan orang yg kurang mampu tetap bisa saling
>     berkunjung. Tapi miris juga ngelihatnya. Banyak orang yang ngak beli
>     apa-apa, mungkin memang tidak lapar dan tdk haus atau harus bertahan
>     sebab harga jualan itu bukan lagi harga bagi yang ngak punya duit.
>     Bahkan tdk-lah berlebihan jika saya katakan crewnya juga kurang luwes.
>
>     Pada awalnya saya ngak ngeh dengan situasi. Saya melihat sebuah
>     koran di
>     depan kursi penumpang lain. Biasanya setiap kali saya terbang,
>     penumpang
>     ditawarin koran atau majalah dipintu masuk. Saya pikir koran itu
>     adalah
>     koran yang demikian, cuma karena saya belakangan masuk ngak kebagian
>     kali, gitu pikiran saya. Salah seorang crew yg duduk berhadapan
>     dengan
>     saya dekat sekali dengan Koran itu. Dengan sopan saya minta tolong,
>     apakah dia bisa ambilkan koran itu buat saya. Dengan mata bengong
>     (melotot keheranan kali ya?) dia jawab, itu kan bukan koran saya,
>     katanya. Sayapun jadi malu.
>
>     Mungkin si crew yang muda ini juga belum tahu kalau penumpang pesawat
>     lain biasa disuguhi segala macam bacaan di pesawat sebagai service.
>     Untunglah perjalanan itu hanya sejauh medan ke Jakarta.
>
>     rudi kuswanto wrote:
>     >
>     > Dear All,
>     >
>     > Kata bijak, belajarlah dari pengalaman. Mudah2an
>     > cerita teman kita ini menjadi pelajaran dan
>     > pertimbangan untuk melangkah lebih bijak.
>     >
>     > Salam untuk semua,
>     >
>     > rudi kuswanto
>     > bisnis harian
>     > gedung grahapena
>     > jl. kebayoran lama 12, jaksel
>     > 0818176852
>     >
>     > Note: forwarded message attached.
>     >
>     > __________________________________________________________
>     > Do you Yahoo!?
>     > Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
>     > http://new.mail.yahoo.com
>     >
>     >
>     >
>     ------------------------------------------------------------------------
>     >
>     > Subject:
>     > Jangan naik Airasia lagi!
>     > From:
>     > "Nila Kuntari"
>     > Date:
>     > Mon, 13 Nov 2006 17:53:49 +0700
>     >
>     >
>     > Dear temen-temenku,
>     >
>     > Saya mau sharing aja pengalaman naik Airasia beberapa waktu yang
>     lalu
>     > (harapan saya sih, bisa di masukin ke surat pembaca supaya orang
>     gak
>     > sengsara naik Airasia)
>     >
>     > Ceritanya begini:
>     >
>     > Saya dan teman saya booked pesawat Airasia tanggal 2 november ’06
>     > pukul 07.15-08.50 dengan nomor penerbangan QZ7550 untuk tujuan
>     > Jakarta-Batam setelah itu saya menyebrang ke Singapore naik
>     ferry dan
>     > connecting flight ke Bangkok dengan penerbangan Tiger Airways
>     (dengan
>     > tiket yang sudah saya booked dari jauh2 hari). Saya tiba di bandara
>     > Soekarno Hatta pukul 06.00 pagi tapi karena (katanya…) ada masalah
>     > teknis pada mesin dan sebagainya maka penerbangan di delayed
>     selama 2
>     > jam… kita di janjikan akan berangkat pada pukul 09.00 dari Jakarta.
>     > Tapi anehnya saat hampir jam 09.00 semua penumpang tujuan
>     > Jakarta-Batam di persilahkan untuk makan pagi di café Asoka! Saya
>     > pikir..wah ini pasti ada yang gak beres, pasti di delayed lagi
>     > pesawatnya. Ternyata betul!
>     >
>     > Penerbangan di delayed 2,5 jam lagi, yang artinya saya baru bisa
>     > berangkat pukul 11.30 padahal saya harus tiba di Singapore paling
>     > tidak pukul 13.55 waktu Singapore atau 12.55 waktu Jakarta karena
>     > penerbangan saya berangkat pukul 14.55. Saya langsung bicara dengan
>     > petugas Airasia yang in charge pada hari itu (Pandu) dan saya
>     jelaskan
>     > keadaan saya, setelah itu dia langsung bicara dengan temannya
>     melalui
>     > walkie talkie. Setelah itu si Pandu ngomong lagi ke saya, dan
>     bilang
>     > bisa saja penerbangan saya diganti dengan Airasia Singapore-Bangkok
>     > kalo tiket Tiger Airways saya hangus karena keterlambatan
>     Airasia dan
>     > dia akan mengusahakan ke atasannya. Saya lega dong dan minta
>     kepastian
>     > sebelum pukul 10.00 tapi setelah lama saya tunggu akhirnya saya
>     turun
>     > bolak balik ke kantor Airasia yang ada di bawah. Dan jawabannya
>     sangat
>     > mengecewakan “maaf, kami belum bisa membantu ibu”…akhirnya saya
>     minta
>     > berbicara dengan atasannya yang katanya sedang ada di Surabaya.
>     Dengan
>     > jawaban robot yang sudah terprogram, atasannya juga bilang minta
>     maaf
>     > dan bilang bahwa memang sudah seperti itulah peraturannya… bahwa
>     > produknya memang seperti itu. Saya amat sangat kecewa dengan
>     Airasia!!
>     > Sudah saya kehilangan waktu, kehilangan uang karena tiket saya
>     hangus
>     > dan mesti beli lagi dan juga energi saya terbuang percuma karena
>     saya
>     > menunggu berjam-jam di Airport tapi tenyata dari Airasia gak ada
>     > tanggung jawabnya dan gak memberi solusi apa2!!!
>     >
>     > Memangnya masalah teknis dan kerusakan mesin itu kesalahan
>     penumpang
>     > pesawat??!! Mestinya Airasia bertanggung jawab pada
>     > penumpangnya…karena terus menerus pesawatnya di delay akhirnya
>     jadwal
>     > semua orang berantakan. Saya dan puluhan penumpang lainnya sudah
>     bayar
>     > dimuka jauh sebelum keberangkatan dan saya cuma mau pesawat
>     berangkat
>     > tepat waktu sesuai jadwal itu saja! Saya gak butuh di sogok makanan
>     > atau apa pun dari Airasia tapi cara management Airasia mengelola
>     > perusahaannya dan menangani penumpangnya sangat gak bertanggung
>     jawab,
>     > gak profesional dan gak pantes ber-operasi di Indonesia! Saya dan
>     > puluhan penumpang lainnya keleleran gak jelas di airport. Mana
>     > tanggung jawab Airasia??? Petugasnya saja gak ada yang datang ke
>     kita
>     > dan meminta maaf karena pesawatnya di delayed berjam-jam.
>     >
>     > Saya udah ngomong dengan teman2 sekantor saya..dan ternyata banyak
>     > diantara mereka yang kesal setengah mati dengan Airasia dan gak mau
>     > naik Airasia lagi.
>     >
>     > Jadi saran saya untuk semua penduduk Indonesia…*pikir2 lagi kalo
>     mau
>     > naik Airasia!** Jangan tergiur dengan harga murahnya*…karena
>     setelah
>     > di hitung-hitung harganya sama aja kok. Lebih baik kita naik
>     pesawat
>     > yang pasti-pasti aja…pasti berangkat, pasti tepat waktu dan
>     pasti selamat.
>     >
>     > Saya bekerja di bidang PR dan saya mengerti kalo delayed itu bisa
>     > terjadi dimana-mana, namun seharusnya Airasia lebih baik lagi dalam
>     > menangani krisis yang terjadi akibat kelemahan dalam produknya.
>     Misalnya :
>     >
>     > - Dengan datang langsung dan berbicara dengan semua penumpang
>     mengenai
>     > delayed yang terjadi berjam-jam (bukan cuma sekedar memberi tahu
>     lewat
>     > pengeras suara jika pesawat di delayed).
>     >
>     > - Memberi tahu fakta yang sebenarnya kenapa keberangkatan terus di
>     > delayed.
>     >
>     > - Berusaha mencari solusi yang baik untuk semua penumpang karena
>     > dengan adanya delayed ini jadwal semua orang jadi berantakan.
>     >
>     > - Peraturan adalah peraturan namun seharusnya Airasia bisa lebih
>     bijak
>     > menyikapi peraturan sehingga tidak merugikan penumpang akibat
>     > peraturannya.
>     >
>     > - Memberi kompensasi misalnya: mengganti tiket Tiger Airways
>     saya yang
>     > hangus..karena kerusakan mesin khan bukan salah saya tapi malah
>     saya
>     > yang di rugikan.
>     >
>     > - Semua personil Airasia seharusnya bisa lebih ramah lagi dan
>     gak cuma
>     > menyampaikan jawaban robot yang sama diantara semua personilnya.
>     >
>     > Semoga pengalaman saya bisa menjadi informasi yang berguna untuk
>     semua
>     > orang bahwa masih banyak penerbangan lain yang layak untuk kita
>     tumpangi.
>     >
>     > Makasih banyak,
>     >
>     > Nila Kuntari (riRie) I Brand Management I PT. Natrindo Telepon
>     Seluler
>     > Gedung Citra Graha Lt.2 Jl. Gatot Soebroto kav 35-36 Jakarta I
>     021-5224450
>     >
>
>
>
>     Web:
>     http://groups.yahoo.com/group/mediacare/
>
>     Klik:
>
>     http://mediacare.blogspot.com
>
>     atau
>
>     www.mediacare.biz
>
>     Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke:
>     [EMAIL PROTECTED]
>
>     Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
> ------------------------------------------------------------------------
> Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited. 
> <http://pa.yahoo.com/*http://us.rd.yahoo.com/evt=36035/*http://music.yahoo.com/unlimited/>
>  
>
>  



Web:
http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

Klik: 

http://mediacare.blogspot.com

atau

www.mediacare.biz

Untuk berlangganan MEDIACARE, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/mediacare/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke