REFLEKSI: Para menteri seperti juga presiden dan wapres RI berkunjung ke Sidoarjo dengan maksud: datang, lihat dan pulang, jadi bukan datang seperti Julius Cesar dengan prinsip : Vini vidi Vici. Rakyat di daerah harus memahami bahwa kunjungan ke daerah oleh para petinggi negara bukan berarti akan ada perbaikan dan rejeki, tetepi hanya mereka datang berpiknik karena dibayar negara dengan bertopeng studi banding.
http://www.tribun-batam.com/index.php?module=detail&noberita=25562 24 November 2006 Para Menteri SBY Panik! Areal 440 Hektare Berbahaya Empat Korban Masih Hilang Jakarta, Tribun - Ledakan pipa gas milik Pertamina di areal lumpur panas Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Rabu (22/11) malam, membuat sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu kalang kabut. Bahkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro terpaksa harus pontang-panting mencari informasi dan menjelaskannya kepada publik. Belum selesai menangani ledakan gas areal Lapindo, Menteri Purnomo, Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, Menteri Pekerjaan Umum Joko Kirmanto, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi yang kemarin berada di Sidoarjo, Jawa diminta segera balik kanan menuju Jakartamemenuhi panggilan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Begitu pesawat yang ditumpangi bersama Gubernur Jatim Imam Oetomo, dan Ketua Timnas Lapindo Basuki Hadimulyono, mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, rombongan menteri langsung bergerak menuju ke Istana Presiden. SBY sudah menyiapkan rapat kabinet terbatas untuk membahas kasus meledaknya pipa gas tersebut. Tribun sempat melihat Purnomo Yusgiantoro dan sejumlah menteri terlihat terburu-buru masuk ke Kantor Presiden. Ketika dicegat wartawan, Purnomo enggan berbicara. "Nanti saja, akan ada jumpa pers," kata Purnomo sambil lari masuk ke ruangan rapat di lantai dua, Kamis (23/11). Rapat dimulai pukul 18.05 WIB dan berakhir pukul 19.30. Menurut catatan Tribun, rombongan Purnomo tiba di Istana sekitar pukul 17.30, sedangkan pesawat dari Bandara Juanda, Surabaya, . landing di Halim Perdana Kusuma sekitar pukul 16.00. Usai rapat, Purnomo Yusgiantoro bersama menteri-menteri terkait segera mengadakan jumpa pers. Uniknya, meski Purnomo telah menjelaskan panjang lebar duduk persoalan meledaknya pipa gas di Lapindo, namun wartawan tetap memburunya. Tak pelak, Purnomo segera masuk ke dalam mobil dan tancap gas. Ketika itu wajah Purnomo kelihatan tegang dan letih. Kawasan berbahaya Dalam penjelasannya, Purnomo mengatakan ledakan pipa gas dinyatakan sebagai bencana, sehingga pemerintah harus ikut terlibat dalam mengatasi masalah tersebut. Menurut Purnomo, setelah menerima laporan terkini, SBY segera menetapkan daerah ledakan pipa gas di lokasi semburan lumpur dalam status bencana. "Presiden meminta agar daerah segitiga di lokasi kejadian yang luasnya sekitar 440 hektare dinyatakan sebagai dangerous area (kawasan berbahaya), segera dilakukan penutupan total, dan diawasi petugas. Beliau juga minta pengaliran lumpur ke sungai Porong dipercepat agar tidak menganggu, karena sebentar lagi musim hujan," ungkap Purnomo. Diuraikan, setelah terjadi peristiwa itu, Timnas Penanggulangan Bencana Lumpur Sidoarjo telah bekerja. Saat ini jalan tol ditutup total dan dilakukan pengamanan secara manual. "Total kerugian saat ini masih dihitung. Kami sudah minta kepada Pertamina menghitung, termasuk Petro Kimia Gresik (PKG) dan PLN. Akibat peristiwa ini, kedua perusahaan itu tidak mendapatkan pasokan gas. Sebagai ganti sementara, tim telah mengupayakan bahan bakar sementara dari Codeco lepas pantai, yang didistribusikan ke PKG dan PLN agar listrik tidak mati," ujarnya. Disinggung keikutsertaan Freehold, sebagai pemilik baru Lapindo, dalam penyelesaian masalah ini, Purnomo mengatakan tim tidak melihat siapa pemilik baru. Terpenting, masalah yang ada di lapangan diselesaikan lebih dulu. "Hari ini kami telah bergerak mulai dengan menerjunkan tim SAR, sebab masih ada empat korban belum ditemukan. Selain itu, kami juga melakukan isolasi pipa gas di dua stasiun yakni bagian penerima Porong dan Sidoarjo. Pengamanan dilakukan Polri," jelasnya. Banyak hambatan Dikatakan, sebagai antisipasi jangka pendek, Timnas akan meninggikan tanggul A dan B agar masyarakat Desa Kedung Bendo bisa dilindungi. Selain itu Timnas juga akan memperbaiki tanggul utama di sekitar semburan lumpur, memperbaiki tanggul jalan tol dan membersihkannya, serta memperbaiki dan menambah kapasitas ruas jalan untuk mengurangi kemacetan. "Untuk kelancaran pasokan gas bagi PGM akan diambil dari pipa Pertamina sebelah hulu lokasi ledakan ke stasiun gas Porong. Kami memperkirakan akan selesai dalam waktu dua hari. Jika industri di Porong sudah menerima gas, mereka bisa aktif melakukan kegiatannya lagi," tuturnya. Diakui, upaya yang dilakukan Timnas mengalami banyak kendala. Saat ini, medan yang harus dihadapi cukup berat, sebab di lokasi terdapat danau lumpur baru dengan suhu tinggi. Kondisi ini meyulitkan tim SAR untuk menyelamatkan empat korban hilang. Selain itu, dekatnya TKP dengan pusat semburan dan intensitas kerusakan cukup tinggi membuat perbaikan tanggul membutuhkan waktu lama. Rencana pemasangan pipa gas di permukaan tanah juga mengalami hambatan sebab Timnas meyakini masih akan terjadi pergerakan tanah. Dalam laporannya kepada Presiden, Purnomo menjelaskan kronologis ledakan itu. Bermula pada Rabu (22/11), sekitar pukul 16.00, di pusat semburan terindikasi ada pergerakan tanggul utama. Empat jam kemudian terjadi percepatan pergerakan. Pada tanggul yang melingkari pusat semburan itu terjadi penurunan lebih dari dua meter, diikuti ledakan gas, kebakaran, jebolnya tanggul tol serta mengalirnya air dan lumpur. Menurut analisa Timnas, kejadian itu diperkirakan akibat turunnya lapisan tanah yang mengakibatkan melemahnya kekuatan tanggul. Alhasil, tanggul runtuh sehingga air dan lumpur menggenangi jalan tol. Land subsidence (penurunan tanah) ini juga menyebabkan pecahnya pipa gas transmisi, sehingga gas bertekanan 440 psi ini keluar dari pipa dan terbakar. "Saat itu aliran gas mati secara otomatis, sebab ada kontrol otomatis di sana. Sisa gas dalam pipa terbakar sehingga terjadi ledakan. Ledakan itu mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia," katanya.(JBP/ade/tof) Korban meninggal: * Kapten Affandi, Komandan Koramil Balongbendo, Sidoarjo * Serda Hafid * Tri Iswandi (karyawan PT Jasa Marga) * Yusman Ediantom (PT Jasa Marga) * Bripka Slamet (PJR Polda Jatim) * Bripda Fangi Saputra (PJR Polda Jatim) * Edi Sutarno ( PT Adikarya) Korban hilang * Kapten Hendero, Komandan Danramil Taman * Franciscus Prasetyo (PT Jasa Marga) * Haryo ( PT Adikarya) * Dodi (PT Guna Bangun Pratama