Pesawat Adam Air Jatuh di Dompu atau Bima? Dompu, Sumbawanews.com.- Sejumlah warga di Kabupaten Dompu dan Bima mengaku melihat pesawat yang terbang rendah dengan asap di bagian belakang tubuh pesawat, Senin (1/1) siang lalu. Namun, mereka tidak bisa memastikan nama pesawat itu, apakah Adam Air yang hilang saat ini atau tidak. Warga Dompu melihatnya terlebih dahulu sekitar pukul 14.30 Wita, kemudian warga Desa Maria Kecamatan Wawo Kabupaten Bima melihatnya beberapa saat kemudian dari arah yang tidak biasanya. Warga lingkungan Dorompana Kelurahan Kandai I, Arujin HS, mengaku, Senin (1/1) sekitar pukul 14.30 Wita, saat itu di wilayahnya sedang ada pengecoran jembatan proyek PPK. Tiba-tiba dari arah barat dengan suara keras terlihat pesawat terbang merendah dengan kondisi ekornya mengeluarkan asap. "Pesawatnya nyaris tidak kelihatan karena diselimuti oleh asap hitam," ujarnya Sabtu (6/1) lalu di kantor Kelurahan Kandai I Dompu. Menurut Kepala Lingkungan Dorompana ini, tidak hanya dirinya yang melihat kejadian itu, namun juga puluhan warga lainnya. Diakuinya, kakak kandungnya, A Malik, yang saat itu ada di rumahnya, juga menyaksikan hal yang sama. Bahkan, sempat memanggil warga lainnya untuk menyaksikan pesawat terbang rendah disertai asap hitam itu. Saat itu, hujan rintik-rintik. Ia mengakui, hal yang sama juga diakui oleh Arifin, M Yusuf, Muhdi, dan ibu rumah tangga di Doro Ngao Kelurahan Kandai I. Kendati pesawat itu dari arah barat, jelasya, namun tidak terus menuju ke timur. Malah, terlihat terbang dalam keadaan oleng dan berasap ke arah selatan Huu. Diperkirakan, jika dilihat dari arah terbang pesawat itu, kalaupun terjatuh, kemungkinan di sekitar Huu atau di laut lepas. Kata dia, warga lainnya memprediksi jatuhnya pesawat itu ke arah Desa Mata Kecamatan Empang Kabupaten Sumbawa, dekat dengan Dusun Ria Desa Riwo Kecamatan Woja Dompu. "Kita melihat dengan pasti pesawat itu, namun karena diselimuti asap tidak bisa tandai dengan jelas pesawat jenis apa. Tapi, badan pesawat itu besar,' ujar Arifin, saksi mata lainnya. Sekitar pukul 14.30 Wita itu, warga sekitar melihat moncong atau bagian depan pesawat ada warna merah. Banyak warga Kandai I yang melihat pesawat itu. Warga Kandai I, Dedi, saat itu menelepon ke pihak Adam Air Jakarta, namun dijawab hal yang sama juga telah mereka terima informasi dari warga Dompu lainnya. Sementara itu, sejumlah warga Kecamatan Huu juga melihat hal yang sama. Ada suara gemuruh dari pesawat yang terbang rendah. Meski sedang hujan lebat, saat itu warga mengaku menyempatkan diri keluar rumah untuk melongoknya. Tetapi, menurut sejumlah warga Huu, mereka hanya bisa mendengar suaranya saja, tidak melihat pesawatnya. "Warga hanya mendengar suaranya saja dan itu menjadi bahan perhatian," ujar Ilyas Jakariah, warga setempat. Idham, warga lainnya juga mengaku, saat itu sedang mandi hujan dan beberapa saat berusaha menyaksikan pesawat. Tetapi, karena sedang hujan lebat tidak mampu melihatnya. Tetapi, berdasarkan suara gemuruh dari pesawat itu diyakiniya dalam kondisi darurat. "Baru sekarang mendengar suara pesawat yang begitu dekat," ujar Idham yang diiyakan oleh temannya Robin. Anggota Polsek Huu, Briptu Suaeb, juga mendengar hal yang sama. Saat itu, dirinya sedang menebar benih di sawah dan pesawat itu dekat, seakan seperti di atas kepala. Tetapi, sama dengan yang lain, Suaeb mengaku tak dapat melihat tubuh pesawatnya. "Saya mendengar suaranya seperti sedang berputar-putar," terangnya. Beredarnya kabar kemungkinan adanya pesawat jatuh di sekitar wilayah perairan La Key Huu, ditindaklanjuti dengan penyisiran wilayah oleh aparat Polsek Huu. Kapolsek Huu, IPTU L Harpin, langsung memimpin anak buahnya untuk menyisir pantai dan hutan pada Sabtu (6/1) lalu. Namun, hingga Sabtu sore tidak membuahkan hasil. Aparat didampingi sejumlah warga setempat menyisir sampai ke Nanga Doro atau sekitar 10 km ke arah selatan pantai La Key. Lokasi berada di bibir pantai selatan yang berhadapan dengan laut Australia. Harpin menjelaskan, hari Minggu (7/1) penyisiran wilayah dilakukan di gunung Puma. Kapolsek dan warga menduga, kalaupun ada pesawat yang ingin mencari pendaratan darurat, maka gunung Puma sangat tepat didarati. Alasannya, gunung itu datar dan gundul. "Jika pesawat itu mencari pendaratan darurat pasti dipilih gunung itu," ujarnya dan berjanji akan kembali menyisiran ke gunung Puma. Untuk mencapai gunung tersebut, dibutuhkan waktu sekitar 5-6 jam. Namun, hal itu tetap dilakukan oleh aparat. "Karena warga yakin ada pesawat yang jatuh, kami akan mencoba mencari di sekitar gunung itu," ujarnya. Sabtu siang lalu, Bimeks beberapa kali dihubungi oleh Metro TV, SCTV, dan salah satu keluarga korban pesawat Adam Air. (BE.06) http://www.sumbawanews.com/?view=lihatartikel&id=4608&topik=1
-------------------------------------------------------------------------------- Fatmah: Tiang Belakang Berwarna Merah Senin, 08 Januari 07 (06:28) - oleh : admin Dompu, Sumbawanews.com.- Sementara itu, seorang warga di Nggaro Lela Desa Maria Kecamatan Wawo, Fatmah, mengaku, melihat pesawat mencurigakan dari arah berlawanan dari biasanya melintas di sekitar gunung Diha, Senin (1/1) lalu, sekitar pukul 15.00 Wita. Fatmah menjelaskan, biasanya selama ini hanya melihat pesawat terbang dari arah timur ke barat atau sebaliknya. "Tetapi, saat itu pesawat melintas dari arah selatan terus memutar timur lalu ke utara," ujar ibu satu anak ini kepada Bimeks, Minggu (6/1) kemarin. Ia mengaku, pesawat itu berbadan besar dan bagian tiang belakang berwarna merah. Namun, saat melintas pesawat itu terbang agak rendah dengan sayap bergerak naik turun dan tidak stabil. Suaranya pun nyaring. "Saya perhatikan dari arah selatan hingga melintas ke utara dekat pemancar Dinas Kehutanan di Doro Diha," katanya. Setelah melewati gunung itu, jelas Fatmah, pesawat itu seakan menukik. "Setelah itu saya tidak tahu lagi. Saya ceritakan kejadian itu kepada suami saya," tuturnya. Ia takut menceritakan kejadian itu pada orang lain karena dikuatirkan dikatakan berbohong. Namun, setelah ada yang memberitahukan bahwa ada pesawat Adam Air jurusan Surabaya-Manado yang hilang dan sudah dua hari belum ditemukan, baru Fatmah menceritakan kepada tetangganya. "Barangkali itu pesawat yang mau jatuh di Doro Diha itu. Coba Bapak cari pesawat itu di gunung sana," ujarnya kepada suaminya saat itu. Dari cerita itu, mulai terendus hingga warga Maria lainnya. Kamis (4/1) lalu, delapan warga bergerak menyusuri gunung Diha, namun belum ada tanda-tanda pesawat itu ditemukan. Apalagi, antara gunung Diha dengan gunung Timbo ada lembah yang curam dengan pepohonan yang rindang, agak gelap dan diselimuti kabut. Alat yang mereka bawa tak bisa memantau kedalaman lembah di Oi Bangka dan Oi Bura. Demikian juga di So Mpiri Palu dan Sori Panda. "Warga yang mencari pesawat yang diduga jatuh itu sia-sia dan mereka tak berani menuruni lembah," ujar Nurdin Kalu, warga Maria, Minggu (6/1). Ia menduga, kalau pesawat itu tidak jatuh di lembah itu, maka akan melewati wilayah Kecamatan Wera. "Kalau warga di sana melihat pesawat yang terbang rendah, kemungkinan pesawat itu jatuh di laut," duganya. (BE.04) http://www.sumbawanews.com/?view=lihatartikel&id=4607&topik=1 www.sumbawanews.com the first online news from sumbawa komp.dosen ikip blok 4/20 jatibening pondok gede 17421 phone/fax: 021-8486647, 70960307 [EMAIL PROTECTED] --------------------------------------------------------------- Online Network www.nusatenggaranews.com -- Nusatenggara News Updated ! www.tambangnews.com -- Mines & Energy News Updated ! www.sumbawabarat.com http://a-smarthing.com -- IT Solutions, System Integrations, Multimedia, Media & Event Organizer ------------------------------------------------------------------