Mitos ini sekarang ditebarkan oleh Wapres HMJK dengan ucapannya bahwa beliau 
tidak akan maju sebagai capres 2009 karena "bukan orang Jawa". Mitos selalu 
tidak benar. Diharapkan penebaran itu bukan karena beliau minder, karena 
popularitasnya juga tidak bersinar-sinar benar. Juga ini ucapan bukan dari 
seorang negarawan, karena sifatnya memecah, bukan merekat bangsa yang majemuk 
ini.
   
  Mitos terkait timbul ketika Orba karena "kebosanan" dengan pemerintahan 
otoritatif Soeharto yang 32 tahun. Namun mitos itu tumbang karena BJ Habibie 
bukan Jawa. Gus Dur
  mengatakan punya darah Tionghoa. Megawati Soekarnoputri jelas berayah 
Jawa-Bali dan
  Ibu Fatmawati berasal dari Bengkulu. Jadi apa pasal? Setiap WNI, punya atau 
tidak S1, asal memenuhi persyaratan yang ada dan layak tanpa rekayasa, silahkan 
saja dengan penuh PD mencoba jadi capres.
   
  Minta maaf, ketua PB NU SA Siraj sebaiknya lebih sering berbincang-bincang 
dengan Gus
  Dur sekait multikulturalisme, liberalisme, demokrasi, posmo, Green movement, 
global warming dan banyak lagi pemikiran kontemporer sehingga akan 
dapatmenerangkan Piagam Madinah secara lebih mantap.
   
  Banyak sukses!
  DM

Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
            SUARA MERDEKA
  Sabtu, 31 Maret 2007 : 21.43 
   
    NU: Mitos Presiden Adalah Jawa Asli Harus Dihilangkan
   
  Makassar, CyberNews.Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil 
Siraj dalam Harlah NU dan peringatan Maulid Nabi Muhammad di Makassar, Sabtu 
mengatakan, mitos/kepercayaan masyarakat yang selama ini berpikir bahwa yang 
menjadi Presiden RI harus berasal dari Jawa, wajib dihilangkan.   Pasalnya, 
kata Aqil, siapapun berhak menjadi pemimpin dan memimpin di negeri orang lain 
meski yang bersangkutan adalah pendatang.
  Aqil mengambil contoh keteladanan Nabi Muhammad saat hijrah ke Yasrib di mana 
Muhammad bersama pengikutnya hanya merupakan pendatang itu, berhasil membuat 
penduduk Madinah untuk bergabung dengan Muhammad dan berjuang bersama mereka.
  Tak lama setelah menetap di Madinah, Nabi bersama semua penduduk Madinah 
secara konkret meletakkan dasar-dasar masyarakat madani, dengan menggariskan 
ketentuan hidup bersama dalam suatu dokumen yang dikenal sebagai piagam Madinah 
(Mitsaq al-Madinah).
  Dalam dokumen itu, umat manusia untuk pertama kalinya diperkenalkan, antara 
lain, kepada wawasan kebebasan, terutama di bidang agama dan politik, khususnya 
pertahanan, secara bersama-sama.
  Dan di Madinah itu pula, sebagai pembelaan terhadap masyarakat madani, Nabi 
dan kaum beriman diizinkan mengangkat senjata, perang membela diri dan 
menghadapi musuh-musuh peradaban.
  Bahkan beliau bersama para pendukungnya yang terdiri dari kaum Muhajirin dan 
kaum Anshar hendak mendirikan dan membangun masyarakat beradab.
  Sebab itu, Agil berharap pemimpin di Indonesia ini bisa mengambil pelajaran 
pada diri Nabi Muhammad yang berhasil menciptakan suatu perjanjian antara 
pendatang dengan penduduk Yasrib (Madinah) yang tertuang dalam Piagam Madinah.
  Di dalam piagam Madinah ini, lanjutnya, antara pendatang dengan penduduk 
setempat, tidak ada perlakuan diskriminatif pada salah satu pihak baik 
berdasarkan golongan, suku maupun ras.( ant/Cn07 ) 




  

         

 
---------------------------------
Bored stiff? Loosen up...
Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.

Kirim email ke