BEBSiC Tolak Dana Chevron dan Total

(JATAM, 18/04/2007) Borneo Ecology and Biodiversity Conservation Institute (BEBSic) mengeluarkan surat penolakan pendanaan Chevron dan Total (17/4) pada Pertemuan Nasional Pendidikan Lingkungan Hidup 2007 (Penas PLH 2007) yang akan datang. Dalam surat yang yang ditujukan kepada Jaringan Pendidikan Lingkungan Hidup (JPL) itu, BEBSiC menyampaikan tiga alasan penolakan terhadap dua perusahaan transnasional asal Amerika Serikat dan Perancis tersebut.

Pertama, Chevron telah melakukan pencemaran lingkungan hidup di kawasan Saloloang (Tanjung Jumlai) dan sekitarnya (Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur) pada tahun 2005 (kasus kebocoran gas) dan 2007 (kasus kebocoran pipa minyak). Hingga saat ini tidak jelas tanggung gugat Chevron terhadap pencemaran dan dampaknya kepada masyarakat.

Kedua, TOTAL hingga saat ini masih tetap melarang nelayan melakukan penangkapan ikan di wilayah tangkapan tradisional rakyat sekitar kawasan tambangnya.

Ketiga, Beberapa unit perusahaan Chevron dan TOTAL di Kalimantan Timur masih masuk dalam kategori Proper MERAH yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Artinya perusahaan tersebut memiliki reputasi buruk dalam mengelola lingkungan hidup.

Surat BEBSic, lembaga yang peduli terhadap konservasi sumber daya alam ini dikeluarkan menanggapi sikap Panitia Pertemuan Nasional Pendidikan Lingkungan Hidup Penas PLH 2007 yang memutuskan menggunakan dana Chevron dan Total untuk pelaksanaan Penas PLH. Ade Fadli, Direktur Eksekutif BEBSic juga menyatakan keprihatinannya karena tidak ada penjelasan dari Panitia Pengarah Nasional dari Kalimantan Timur (saudara Yusuf Lawey), berkaitan dengan sikap JPL terhadap pendanaan tersebut.

Dalam suratnya, BEBSic juga menyatakan keluar dari Kepanitiaan Penas PLH 2007 dan berhenti menjadi JPL Kalimantan Timur. Ade Fadili berharap, peran JPL mendorong pencapaian Perbaikan Sistem Pendidikan Nasional tak boleh dipisahkan dari Perbaikan Kondisi Lingkungan Hidup Indonesia. (JM)



Kirim email ke