salam, saya kira pemerintah saat ini sudah keterlaluan. Mereka bangga sekali jika banyak invstor asing yang menanamkan modalnya di Indoensia dengan demikian negara ini akan disebut negara yang kondusif untuk investasi.
Bayangkan saja,demi sebuah prestise yang tak ada juntrungannya (supaya disebut ramah investasi) negara ini rela mengorbankan rakyatnya sendiri. Di Kalimantan berapa banyak perusahaan sawit yang dimodali oleh orang Indonesia? pasti jawabannya sedikit sekali dan bahkah malah sudah tidak ada.Dan kalaupun ada,itu hanya nama kamuflase saja, karena sekarang pengusaha Luar terutama malaysia getol sekali mengubah nama perusahaan mereka menggunakan nama yang Indonesia banget. Modifikasi UU Penanaman Modal beberapa waktu lalu, sekali lagi adalah bukti pemerintah sudah keterlaluan. dengan memberikan segudang kemudahan investasi kepada pemodal asing,otomatis pemerintah sudah menggadaikan negara ini. Hasilnya, kita lihat saja nanti. Sebagai salah satu contoh adalah kelangkaan Minyak goreng belakangan ini, karena terasa sangat lucu Indonesia yang luasan dan produksi kelapa sawitnya adalah salah satu terbesar di dunia ternyata minyak goreng di dalam negeri langka.. Tentunya,berbekalkan berbagai kemudahan investasi termasuk dijamin keamanannya pemerintah dengan menerjunkan langsung aparat keamanan di setiap perusahaan baik sawit, Kayu maupun tambang. maka arus modal asing akan terus mengalir dan Dijamin penduduk lokal (masyarakat adat)akan semakin sengasara karena tanah dan hak-hak adanya pasti akan terampas. Pertanyaan sederhana adalah,kenapa pemerintah sangat baik memperhatikan kekenyangan perut pihak luar, sementara penduduknya warga negarannya mati kelaparan? satu lagi keanehan negara ini. salam Laurensius Gawing Pendamping Hukum Rakyat-Pontianak --- Itan aja <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Minggu, 1 Juli 2007, Kalteng Post > Perkebunan Sawit Didominasi Asing > PEMERINTAH tampaknya harus mulai membuka mata, > terkait dengan kenyataan, bahwa sebagian besar > perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia saat > ini didominasi oleh penanam modal asing (PMA). > Bahkan saat ini ada upaya sistematis untuk menguasai > perusahaan-perusahaan dalam negeri dengan pembelian > saham oleh perusahaan asing. > > Hal itu yang terungkap dalam Seminar Lingkungan > Hidup yang digelar oleh Forum Perempunan Peduli > Lingkungan HIdup Kalimantan Tengah (FPPLH-KT), Sabtu > (30/6) di Aula Badan Pelestari dan Pengelolaan > Lingkungan Hidup Kalimantan Tengah. > > Peneliti Alternatif Sumber Daya Alam dan Energi > (SDAE), Ahmad Mizani Rahman, menyebut saat ini > perkebunan sawit besar di Indonesia sangat > didominasi oleh para penanam modal asing (PMA), > yakni sebesar 40-45 persen dengan luasan 1,2-1,3 > juta hektare. Menariknya lagi, saat ini sebagian > besar PMA disini dikuasai oleh para pengusaha asal > Malaysia. > > Padahal dalam pandangan, Mizani minyak sawit > merupakan sumber daya alam yang berkembang pesat di > Indonesia, yang berpotensi untuk dijadikan sebuah > aset negara. Tetapi, mengapa justru orang asing > yang lebih dominan mengelolanya, ujar Mizani penuh > tanya. > > > Mizani juga mencoba menungkap fakta lain. Hasil > penelitiannya, terungkap jika para investor sawit > ini menguasai sekitar 5,5 juta hektare perkebunan > sawit di Indonesia. Sedangkan usaha perkebunan yang > dikelola rakyat hanya seluas 1,9 juta hektare atau > sekitar 35 persen saja. Keadaan ini sungguh sangat > ironis bagi kita sebagai warga negara Indonesia, > jelas Mizani. > > Dalam menanam modalnya, para investor menerapkan > strategi take over perusahaan dalam negeri satu per > satu, melalui pembelian saham kepemilikan secara > sistematis. Situasi ini secara langsaung maupun > tidak langsung, didukung oleh kebijakan Pemerintah > Pusat yang membuka pintu lebar bagi masuknya para > investor asing dengan serangkaian rencana untuk > pembangunan kebun kelapa sawit di kawasan perbatasan > Kalimantan dan Malaysia, dengan luas lahan 1,8 juta > hektare. > > MERAMPAS KEKAYAAN RAKYAT > > Sementara itu di Kalimantan Tengah, pembangunan > perkebunan kelapa sawit telah menimbulkan beberapa > persoalan yang mendesak, terkait isu kesejahteraan > masyarakat lokal. Pasca meredupnya pamor sektor > kehutanan dan begitu banyaknya perusahaan HPH yang > kolaps dan meninggalkan utang yang harus dibayar > negara, yang sumber keuangannya berasal dari rakyat. > Justru kebijakan baru diterapkan lagi, dengan > pemberian izin kepada perkebunan besar swasta sawit. > > > Pola penguasaannya dengan menguasai lahan yang > luas serta menggususr kebun-kebun rotan dan karet > rakyat, yang menjadi satu-satunya penopang > kehidupannya. Sementara itu, pola penguasaan ribuan > hektare dimonopoli oleh segelintir orang, sedangkan > ribuan masyarakat sekitar hanya bisa mengolah secuil > hektare lahan saja, ungkapnya. > > Menurutnya, berkurangnya lahan pertanian > masyarakat, bukan karena semakin bertambahnya > penduduk. Tetapi karena distribusi sumber-sumber > kehidupan yang tidak adil oleh pemerintah. (dha) > > > --------------------------------- > > Real people. Real questions. Real answers. Share > what you know. ____________________________________________________________________________________ Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. http://answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396545469