Celakanya, perusahaan perusahaan di Indonesia harus bersaing ketat
dengan negara-negara yang ketat dalam cost calculation: RRC, Vietnam
dll.

Disini, di Eropa, juga tak dikenal istirahat diluar waktu
istirahat, itupun dihitung tepat, time is money. Herannya, jutaan
pekerja migran dari Turki dan negara negara Muslim, termasuk
Indonesia disini tak ada yang protest tuh? Mereka bekerja dengan
rajinnya, seperti teman teman yang non Muslim.

Anggota staff saya yang Muslim, ada empat orang, Persia, Lebanon,
Turki dan Mesir, tak pernah yang shalat, bekerja non stop seperti
yang lainnya.

Perusahaan perusahaan Eropa juga harus mati-matian berkalkulasi
agar tak amblas ditelan RRC..

Salam

Danardono




--- In mediacare@yahoogroups.com, "Hafsah Salim" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Pabrik Sepatu Nike Hengkang 15000 Buruh Demo Sia2
>
> Enggak ada investor yang mau membayar buruhnya untuk bershalat 5
> waktu.  Mau shalat jangan jadi buruh, mau kerja dipabrik jadi buruh
> jangan bershalat.  Apalagi investor dipaksa menyediakan berbagai
macam
> dana untuk kegiatan buruhnya beragama seperti menyediakan tempat
> shalat, tempat wudhu dll.  Nike mengambil keputusan yang tepat,
cabut
> dari negara Allah ini, biarkan saja Allah yang memberi mereka gaji.
>
> Kembali ada investor satu lagi yang cabut dari negara penuh bencana
> ini.  Lebih dari 15 ribu buruh telah menambah jumlah pengangguran di
> Indonesia.  Pemerintah RI menahan pemilik pabrik sepatu ini,
tentunya
> melanggar peraturan tindakan ini.
>
> Seperti yang sudah berulangkali saya tulis dan saya peringatkan
kepada
> pemerintah RI dan orang2 Indonesia, bahwa agama Islam itu racun,
racun
> bagi investor, racun bagi produktivitas umatnya, racun bagi
kemampuan
> berpikir logis dan rasional, bahkan racun bagi kesatuan dan
persatuan
> bangsa ini.
>
> Sekarang kembali investor besar yang sulit didapat ini hengkang dari
> negara angan2.  Sebabnya hanya dikatakan kualitas buruhnya buruk,
> padahal kalo mau secara detail diperinci penyebab utamanya adalah
> Syariah biadab ini yang selalu merugikan perusahaan.  Terlalu banyak
> kegiatan keimanan dan juga pungutan untuk kepentingan keimanan yang
> menyebabkan kualitas kerja buruh memburuk.  Biaya buruh Cina masih
> lebih mahal, tapi kerjanya benar2 bagaikan robot, tidak perlu
shalat 5
> waktu, produktifitasnya sangat tinggi, akibatnya meskipun harga
> buruhnya mahal tapi produktivitas buruhnya tinggi, dan sewa tanahnya
> rendah disertai bebas dari pungutan2 dari mesjid2, otomatis investor
> bisa mengeruk keuntungan yang jauh lebih tinggi katimbang negara
yang
> menyembah Allah ini.
>
> Kalo kemudian investor ini cabut, ber-kaok2lah buruhnya, padahal
> sebelum cabut seharusnya mereka menyadarinya, dan pemerintah perlu
> membimbing dan menjelaskannya kalo agama Islam itu merupakan batu
> sandung yang merusak produksi sehingga mereka yang masih mau shalat
> sebaiknya jangan kerja jadi pengangguran saja, tapi mereka yang
memang
> cuma mau kerja tanpa shalat diutamakan untuk diterima jadi pegawai,
> jangan dibalik, buruh yang diterima justru yang cuma memanfaatkan
jam
> kerja untuk shalat.  Enggak ada perusahaan yang mau membayar buruh
> untuk waktunya bershalat.
>
> Ny. Muslim binti Muskitawati.
>


Kirim email ke