Ini ungkapan menarik pak Manurung, ekonomi, sosial, budaya yg diterapkan Islam dan Kristiani memang bertolak belakang, didalam Islam tidak di ajarkan utk hidup ber mewah2, diajarkan bahwa sistem dan keuangan/perbankan Islam tujuan nya adalah memperkenalkan sistem nilai dan etika Islam kedalam lingkungan ekonomi, krn itu utk sebagian muslim sistem ini dianggap bukan sekedar transaksi komersial, tetapi sebagai kewajiban agamis. Menjadi miskin dalam Islam bukan hal yg memalukan, bukan simbol kelemahan, bukan hal yg patut dilecehkan, sebaiknya dalam Islam orang2 miskin adalah orang2 yg patut dikasihani dan dihargai, prinsip2 ini tentunya berkaitan dengan philosophy ekonomi Islam yg diantaranya : Dalam ekonomi Islam, semua jenis sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan Tuhan, kegiatan2 yg dilakukan manusia dalam menangani produksi ini akan dipertanggung jawabkan di akhirat nanti, Islam menolak setiap pendapatan yg tidak syah, apalagi usaha yg menghancurkan masyarakat (korupsi misalnya ?). kekuatan vital dlm ekonomi Islam adalah kerja sama, semua transaksi harus berpegang pada tuntunan Allah dalam Al Qur an. Kepemilikan pribadi hrs berperan sebagai kapital produktif yg meningkatkan kesejahteraan masyrakat, dalam hadist dinyatakan " jangan kau miliki hartamu sendiri, jangan hanya mengedarkan harta mu hanya untuk orang2 kaya seperti mu " konsep ini berlawanan dengan konsep ekonomi kapitalis dimana kepemilikan industri didominasi oleh monopoli, tidak terkecuali industri yg merupakan kepentingan umum. Seorang muslim yg kekayaan nya melebihi tingkat tertentu diwajibkan membayar uang zakat, zakat merupakan alat distribusi atas penguasaan harta tsb. Jadi jelas disini kita bisa melihat kenapa menjadi orang kaya/mewah bagi umat Islam bukan prioritas kehidupan . salam omie
Juga harus dilihat bahwa dari pola hidup dan beribadah, ummat non-Muslim kebanyakan menempatkan 'materi dan kesantaian' sebagai elemen penting dalam beragama. Setiap kebaktian minggu ummat Kristani, penyerahan kolekte (uang, termasuk dollar seratusan yang dilipat agar tidak kelihatan teman yang duduk di sebelah, dan dimasukkan ke kantung persembahan) adalah semacam 'kewajiban'. Pesan terselubung dari ritual ini (kata para analisis sosiologi): Carilah uang sebanyak-banyaknya untuk sebagian diserahkan ke gereja setiap minggu. Nah, tidak semua patuh untuk memberikan kolekte perpuluhan. Sebagian besar malah investasi bangun rumah. Nanti kalau pak Pendeta atau pastor lewat di depan rumah, dan mampir, dan mengingatkan ayat-ayat perpuluhan, barulah cengengesan.... dan mohon didoakan. Kedua, setiap tempat ibadah ummat Kristiani selalu dirubah agar semakin dinikmati oleh penganutnya. Perabotan kursi-kursi, AC dan marmer halus disumbangkan oleh jemaat yang kaya. Barang mahal itu membuat jemaat melirik dan mengamat-amati perabotan seperti kursi pak pendeta. Lirikan dan fokus 'meningkat' terutama kalau khotbah panjang-panjang dan membuat be-te. Nah, biasanya ummat Kristiani beribadah selalu didampingi istri atau suami. Bisik-bisiklah: "Nanti sehabis kebaktian kita lihat di mana ada dijual marmer atau kursi macam itu... " Ketiga, dalam kaitannya dengan alokasi anggaran rumah-tangga, jika ummat Muslim dikenal 'siap' untuk menjalankan ibadah haji, kalau perlu setiap tahun, maka para pendeta Kristiani juga menganjurkan ummatnya untuk mengunjungi Vatikan atau Jerusalem. Tetapi, penganjurnya (penatua atau pendeta) meminta mereka diongkosi (alias ditanggung gratis oleh jemaat) ke sana. Nah, akibatnya kalau ada ummat Kristiani Indonesia yang pernah ke Vatikan ataupun ke Jerusalem, maka sepulang dari sana, kepada pendeta atau pastor selalu dikatakan: "Maaf, kita sekeluarga mampir ke Jerusalem atau ke Vatikan, pas lagi pulang seminar dari Eropah ....." Jadi, iyaa bagaimana iya? --- Roslina Podico wrote: > Maksudnya kali kalau dirataken. Karena kalau dilihat > satu demi satu mah, > satu Haji Suharto dapat mengalahkan jumlah kekayaan > seluruh penduduk > Jakarta, belum lagi Haji -haji yg duduk di DPR, > tentu mereka semua > kaya-kaya. > > Memang benar, kekayaan jangan dibangga-banggakan, > apalagi kekayaan hasil > korupsi. Kita harus mendidik bangsa Indonesia, > berpikir kritis dan > intelektual jangan jadi pencontek atau pengagum satu > bangsa tertentu, > sampai mencatut segala tetek bengek yg bersifat > budaya. Kalau mau > beriman, jadilah orang beriman yg mandiri, tapi > bukan menjadi pencatut > budaya yg diagamakan. > > idakhouw wrote: > > > > Sudah dicek: Pondok Indah, Simprug, Menteng, > Kebayoran Baru, dll itu? > > Saya tahu banyak orang dari kalangan Muslim di > Jakarta yang jauh, jauh > > lebih mapan dari saya. Jadi, data 9999 itu dicomot > dari mana? kalaupun > > benar, apa gunanya sih membangga2kan kekayaan? > > > > I. > > > > --- In mediacare@yahoogroups.com > , > > "RM Danardono HADINOTO" > > wrote: > > > > > Di Jakarta, 99,99% hunian kelas menengah keatas > dihuni non muuslim, > > > mau diterapkan juga? atau sekedar di kampung > kampung? > > > > > > > > ____________________________________________________________________________________ Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase. http://farechase.yahoo.com/ Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Blog: http://mediacare.blogspot.com http://www.mediacare.biz Yahoo! Groups Links --------------------------------- Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play Sims Stories at Yahoo! Games.