dari milis tetangga nih ...

----- Forwarded by foreman/Plant_MPC/IALK on 14/07/2010 17:34 -----

wirawan <wirawan....@gmail.com> 
Sent by: syiar-is...@yahoogroups.com
11/07/2010 22:40

To
Syiar-Islam <syiar-is...@yahoogroups.com>
cc

Subject
[syiar-islam] Teroris Mendirikan negara Islam?






Teroris Mendirikan negara Islam?


Muhasabah SI 91

Beberapa waktu lalu di Singapura Presiden SBY menyampaikan bahwa dirinya 
mendapat sms yang menyebut bahwa teroris yang akhir-akhir ini ditangkap di 
Pamulang, Pejaten, Solo dan sekitarnya adalah bertujuan mendirikan negara 
Islam .  Dan disinyalir bahwa mereka hendak membunuh presiden pada tanggal 
17 Agustus nanti.


Memang hampir tidak ada yang merespon pernyataan SBY tersebut.  Namun di 
lubuk hati umat Islam, khususnya para aktivisnya,  kiranya bertanya-tanya: 
betulkah para teroris yang lugu-lugu itu hendak mendirikan negara Islam? 
Lalu negara Islam itu sendiri negara yang bagaimana? Konsepsi ideologinya 
bagaimana, konsepsi politik ekonomi, politik pemerintahan, politik 
pertahanan keamanan, dan politik luar negerinya bagaimana? Dan juga apakah 
konsepsi negara Islam itu lebih menjamin kesejahteraan rakyat atau tidak 
dibandingkan dengan konsepsi kenegaraan demokratis yang dijalankan secara 
praktis oleh presiden SBY sekarang?  Dengan system negara Islam apakah 
keadilan bisa ditegakkan atau kezaliman semakin merajalela dibandingkan 
system pemerintahan yang dikendalikan oleh presiden SBY sekarang?  Dan 
dengan system negara Islam apakah korupsi bisa diberantas tuntas atau 
malah
lebih sempurna?


Kita masih bertanya-tanya apa maksud SBY melemparkan pernyataan bahwa para 
teroris itu bertujuan menegakkan negara Islam yang tentu dalam perspektif 
presiden SBY hukumnya haram dan harus diperangi para aktivis yang 
memperjuangkannya.


Adalah tidak masuk akal kalau ada suatu kelompok yang ingin mendirikan 
negara dengan cara menebar terror kepada warga negara yang mayoritasnya 
memiliki pandangan hidup yang sama dengan kelompok yang menggunakan metode 
terror itu.  Barangkali satu-satunya negara yang pernah berdiri berkat 
aktivitas terror  hanyalah Israel.  Israel diproklamasikan oleh David Ben 
Gurion tahun 1948.


Namun perjuangan bangsa Yahudi itu  telah dimulai dengan aktivitas terror 
yang mereka lakukan kepada kaum muslim penduduk Palestina sejak tahun 
1920-an setelah kaum Yahudi bermigrasi ke negeri tersebut dengan fasilitas 
yang diberikan oleh militer Inggris yang menguasai wilayah Palestina pasca 
kemenangan Inggris atas Khilafah Turki Utsmani pada perang dunia pertama 
pada tahun 1917.  Jadi antara peneror dengan warga yang diteror tidak 
sebangsa dan seaqidah.


Oleh karean itu, tidak bisa diterima oleh akal sehat kalau ada sekelompok 
muslim bersenjata bom yang terus-menerus main bom dengan tujuan menegakkan 
negara Islam.  Pasalnya para pengebom itu tidak dikenal oleh masyarakat 
muslim.  Lebih tidak masuk akal lagi ketika mantan Kepala BIN Hendro 
Priyono dan mantan Komandan Densus 88 Suryadarma dan seorang mantan 
petinggi JI asal
Malaysia Nasir Abbas mengatakan bahwa Nurdin M Top dkk. menebar bom dan 
serangan bersenjata untuk menegakkan Khilafah di Indonesia lalu akan 
menyerang Malaysia dan Pilipinan untuk membentuk Khilafah yang meliputi 
wilayah Asia Tenggara.  Sebab orang yang disebut Noordin M Top itu sama 
sekali tidak dikenal oleh masyarakat muslim di Indonesia, bahkan oleh para 
aktivis dari parpol Islam maupun oramas-ormas Islam.  Apalagi Noordin itu 
warganegara Malaysia seperti Nasir Abbas.


Jadi jelas tidak masuk akal kalau para “teroris” yang keberadaannya di 
negeri ini tidak dikenal luas dan tidak mengakar di tengah-tengah 
masyarakat itu bisa mendirikan negara Islam.  Jangankan mendirikan negara 
Islam, mengambil alih kekuasaan saja tidak akan bisa.  Logika mereka yang 
membuat pernyataan teroris akan mendirikan negara Islam itu jelas tidak 
nyambung (broken logic).  Sadar atau tidak sadar justru pernyataan 
tersebut telah menciptakan dua monster, yakni “Negara Islam” dan “Para 
Teroris Yang Hendak Mendirikannya” yang datang yang sangat berbahaya. Jadi 
siapa sebenarnya yang menebar terror?


Dalam pertemuan FUI membahas teroris beberapa waktu lalu, pakar aliran 
sesat Amin Djamaluddin mengisahkan pengalamannya bersama para 200 aktivis 
GPI pada tahun 1978 ditangkap dan dipenjara.  Mereka diciduk di Jakarta 
karena mau demo menentang kebijakan Suharto.  Ceritanya ada seorang kader 
yang dibilang keturunan tokoh DI bernama Suprapto dimasukkan kedalam GPI 
melalui Sekjen GPI waktu itu Zainuddin Q oleh mertuanya DM Hasan. Suprapto 
ini langsung aktif dalam rapat-rapat GPI dan dialah yang menulis 
poster-poster provokatif terhadap pemerintahan Soeharto.  Namun malam 
sebelum demo ternyata Suprapto digelandang oleh sejumlah tentara Garnisun 
ibukota dan digiring ke kantor GPI dan tempat-tempat berkumpulnya para 
aktivis.  Semua ditangkap atas petunjuknya.  Belakangan diketahui bahwa 
Suprapto adalah anggota militer aktif.


Apa yang terjadi di Aceh, Pamulang, Pejaten, dan Solo baru-baru ini tidak 
lepas dari peranan yang dimainkan oleh seorang disertir polisi bernama 
Sofyan Sauri, yang nempel kepada Ustadz AA yang dikenal sangat digandrungi 
anak-anak muda karena dianggap sangat anti thaghuut dan pro jihad. Operasi 
intelijen seperti itu tentu punya motif, misalnya saja menjadi tabir asap 
kasus Century, menakut-nakuti agar tidak demo tolak Obama, atau agar tidak 
menentang kebijakan mencabut subsidi BBM yang mencekik rakyat!


Umat harus waspada (QS. An Nisa 71) terhadap operasi intelijen yang akan 
menghancurkan umat dan mengubur cita-cita mereka.  Wayamkuruuna 
wayamkurullah wallahu khairul maakiriin! Wallahul musta’an…


http://www.voa-islam.com/lintasberita/suaraislam/2010/06/03/6704/teroris-mendirikan-negara-islam/


7/11/2010 10:43 PM



Kirim email ke