Untuk soal ini, Fuad ( atau Erry ? ) uda bilang ke media, "kita ini regulator, bukan satpam" nah lho....Siapa yang menjaga keamanan portofolio/dana nasabah kalau gitu ? Nasabah sendiri ?
Tabungan/depostio di bank bisa aja 'dirampok' owner atau manajemen, tapi paling tidak ada penjaminan dari pemerintah. Nah kalau naruh duit/portofolio di sekuritas, siapa yang menjamin ? Kalau begini jadinya, kita cuma bisa mengandalkan itikad baik dari owner atau manajemen. Ingat-ingat... kejahatan bukan cuma karena ada niat, tapi juga karena ada kesempatan... waspadalah... waspadalah... On 1/10/09, Tommy Jayamudita <jayamud...@gmail.com> wrote: > Dulu ada kasus sekuritas menjual saham nasabah kemudian kabur, maka lahirlah > KSEI yang menyimpan saham nasabah agar aman. Sekarang muncul kasus SP, > seharusnya Bapepam mengatur bagaimana agar dana nasabah juga tetap aman di > sekuritas. Harus diingat, bahwa investor membayar fee dan pajak atas > transaksi terlepas mereka untung atau rugi, keamanan keuangan investor musti > dilindungi. > > > ----- Original Message ----- > From: wid...@gmail.com > To: obrolan-bandar@yahoogroups.com > Sent: Saturday, January 10, 2009 2:29 PM > Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Sarijaya (lagi) dan Pandangan Masyarakat > Awam Tentang Investasi > > > Kasus seperti sarijaya bisa aja menimpa sekuritas lain, tinggal > integritas dari manajemen yang menentukan. Jika BAPEPAM tidak membuat > regulasi pengelolaan dana nasabah secara lebih ketat, saya khawatir > owner / manajemen sekuritas yang lain (bisa sekuritas manapun) > sekarang sedang memikirkan skema rencana 'peminjaman' dana nasabah > yang sama. > > On 1/10/09, jsx_consultant <jsx-consult...@centrin.net.id> wrote: > > Kejadian Sarijaya MIRIP kejadian perbankan tahun 1998: > > - Dengan adanya Pakto 98, orang berlomba lomba bikin bank, cukup > > dengan 50 miliar, orang boleh bikin bank. > > - Dengan punya bank, orang bisa ngumpulin duit dari masyarakat, > > lalu uang tsb dipinjamkan ama perusahaan afiliasi atau groupnya > > sendiri. Ketika krisis ekonomi menerjang, perusahaannya bangkrut > > dan tidak bisa mengembalikan uangnya ke bank. > > - Saat ini, ITU SUDAH BERLALU, Bank yg meminjamkan uang pada > > GROUPnya dianggap KRIMINAL dan peraturan PT tentang LIMITED > > LIABILITY hanya sebatas modal perusahaan ditambah dengan: > > - Direksi bank bertanggung jawab sampai dengan asset pribadi > > jika melakukan penyelengan. > > > > Balik ke Sarijaya: > > - Nasabah menyimpan deposit di Sarijaya dengan imbalan bunga. > > - Artinya Sarijaya harus menginvestasikan uang deposit tsb agar > > bisa menbayar bunga ke nasabah. > > - Yang aman tentunya deposit tsb disimpan di bank, tapi sekuritas > > bisa saja memutarkan uang tsb pada instrument yg lain. Memutarkan > > uang deposit BUKANLAH penggelapan. > > > > Nah sekarang POINTnya apa ?: > > - Apakah ada peraturan pasar modal yg melarang sekuritas untuk > > menginvestasikan uang deposit pada instrument lain selain bank. > > Deposito dibankpun bisa hangus kalo banknya bangkrut, deposito > > hanya dijamin 1 miliar doang. Uang deposit mencapai 240 miliar. > > - Apakan ada peraturan yg melarang perusahaan sekuritas meminjam > > kan uang pada GROUPnya sendiri ? seperti pada perbankan. Apakah > > Direksi sekuritas diminta pernyataan oleh BEJ untuk menanggung > > kerugian publik TERMASUK DARI asset pribadi diluar asset > > sekuritas ?. > > - Apakah BAPEPAM/BEJ melakukan AUDIT ROUTINE terhadap sekuritas > > terhadap PRINSIP PRINSIP pengelolaan sekuritas yg BAIK, seperti > > - Uang deposit harus disimpan pada instrumen keuangan yg AMAN. > > - Jika dipinjamkan, apakah dicheck POINT2: > > - Apakah dipinjamkan ama afiliasinya ?. > > - Apakah ada jaminannya ?, jenis jaminannya apa dan berapa > > persen coveragenya ?. > > - Apakah BAPEPAM mengharuskan sekuritas diaudit oleh akuntan > > publik yg hasilnya bisa diakses oleh publik ?. > > > > > > Banyak point point diatas berupa pertanyaan karena embah > > engga tahu persisnya. Mohon bantuan dari yg tahu jawabannya. > > > > Tapi INTINYA: > > - Apakah PAYUNG HUKUM dan peraturan pasar modal sudah CUKUP > > untuk MENCEGAH peristiwa Sarijaya terulang lagi DIMASA > > DEPAN ?. > > - Jika tidak ada atau TIDAK mencukupi, BAPEPAM harus > > membuatnya !!!, jangan cuman menyalahkan HR padahal > > mungkin saja PERATURAN PASAR MODALnya tidak cukup untuk > > melindungi INVESTOR.. > > > > Tambahan: > > - Apakah TIDAK ADA peraturan pasar modal yg MELARANG emiten > > beli asset atau akuisisi JAUH DIATAS harga wajar pada > > case BUMI ?. > > - Jika TIDAK ADA, ini SUDAH GILA, karena sebuah emiten > > bisa DIISAP HABIS assetnya oleh EMITEN NAKAL. > > > > Di Amerika, sangsi peraturan pasar modal sangat berat, > > SEC (bapepam) lebih ditakuti dibanding IRS (pajak). Udah > > 2 miliarder pasar modal yg bunuh diri. Kejahatan dipasar > > modal dibayar dengan NYAWA bukan cuman hanya asset pribadi... > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "y_dizz" <y_d...@...> wrote: > >> > >> Sejak terjadinya musibah Sarijaya, banyak sekali teman & kerabat > > yang > >> menyampaikan comment-nya lewat Facebook. Banyak yang bertanya > > mengapa > >> hal ini bisa sampai terjadi. Mereka yang paham rata2 menyampaikan > >> keprihatinannya. Namun ada juga komentar miring dari mereka yang > > bisa > >> dibilang awam soal investasi, yang kadang bikin saya geleng2 kepala. > >> > >> > >> Komentar itu antara lain: > >> > >> "Kan sudah pernah saya bilang, investasi kaya gitu sudah resikonya > >> duitnya dibawa kabur orang..." > >> > >> "Kaya gitu sih nggak ada bedanya dengan ikut MLM..." > >> > >> "Saham itu JUDI tapi LEGAL, duit cepat datangnya cepat juga > >> ludesnya..." > >> > >> "Nggak ada orang kaya dari SAHAM. Kalo mau kaya ya kerja & > > nabung..." > >> > >> dll, yang masih banyak lagi. > >> > >> > >> Kita tentunya sudah tidak asing dengar omongan seperti ini dari > >> masyarakat umumnya. Yang bikin saya sedih, apakah sebegitu piciknya > >> pandangan masyarakat Indonesia mengenai investasi. Bukankah selama > >> ini Pak Erry Firmansyah & Bu Sri Mulyani gencar mengkampanyekan > > untuk > >> berinvestasi di pasar modal, demi mengubah culture saving oriented > >> menjadi investment oriented. Apa begitu banyaknya kasus penipuan > >> seperti reksadana Bank Century, Antaboga, Signature Capital & baru2 > >> ini Sarijaya telah membuat masyarakat kita takut untuk berivestasi? > >> > >> Setahu saya, di Singapore, Hongkong & Jepang, pasar modal & futures > >> bukan hal yang asing bagi sebagian besar warganya. Konon, lebih > > dari > >> 50% masyarakat disana menanamkan investasinya di saham & derivatif, > >> baik langsung maupun lewat mutual fund (reksadana). > >> > >> Saya hanya teringat pada 1998 lalu, krisis ekonomi akhirnya > >> berkembang menjadi krisis kepercayaan. Tentu kita tidak ingin pada > >> krisis kali ini, para investor kehilangan kepercayaannya pada BEI. > >> Dampaknya tentu sangat buruk. > >> > >> Mohon pendapatnya Mbah & warga OB yang lain. > >> > > > > > > > > ------------------------------------ > > > > + + > > + + + + + > > Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus > > kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas. > > + + + + + > > + +Yahoo! Groups Links > > > > > > > > > > >