The only one that's not change in this world is the change itself.
--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, "Jacob Oen" <oenja...@...> wrote: > > Humankind are used to face ups and downs, peace and war, optimism and > pessimism, and those things we call circle of suffering, the nature of life. > > From point of view of certain master mind that tragedy should be created > consciously or unconsciously in order for them to enjoy the excitement and > take the winning situation. > > And for those small people (victim) if I may suggest, please adopt the > following understanding.....that....."Tragedy should be utilized as a source > of strength" no matter what sort of difficulties, how painful experience is, > if we lose our hope,,,, that is our real disaster. > > Please also keep in mind that since the Worldly life are interconnected and > interdependent....hence, the only way to prevent the catastrophe or the > collapse of global economy is to design and apply a fair and reliable > monetary and economic system + put stringent control over those who has MORAL > HAZARD to take charge. > > > Sent from my XL BlackBerry®. > > -----Original Message----- > From: "It's Elaine!" <elainesu...@...> > Date: Sun, 4 Oct 2009 21:52:41 > To: <obrolan-bandar@yahoogroups.com> > Subject: Re: [ob] The Nightmare of Sang Raksasa - Hyperinflation > > *This is a very bearish post you got there mate! Well, here's my 2 cents, or > should we call it, the GREAT AGENDA (ha ha whatever) for 2010: > * > > - *US dollar is losing its value, price goes up, but since the US is the > biggest consumers for now, inflation will make them lose their purchasing > power thus the demand will be weak (as imports get more expensive), less > workers and raw materials needed. A deadly spiral. > > * > - *Keep in mind that we must be careful to operate from the best > definition of inflation. Though it is commonly thought of as 'rising > prices', I prefer the more traditional (and ultimately, more meaningful) > definition: 'an increase in the quantity of money and credit'. Rising > prices > are simply one of the effects of inflation; first you have the inflation in > the form of an increase in money and credit and then as an aftereffect we > experience rising prices. > > * > - *The demand for coal from China (the biggest consumer) and Japan (the > biggest importer) are expected to be lower next year as they already have > excess supply from last year contract. > > * > - *When we talk about inflation, we really mean (cheap) currency. Since > China holds the most USD today it means they're in danger as well. > Basically > they're holding worthless paper. (It's not even in the form of paper), so > CIC goes around the world to spread this worthless paper, including to Bumi > (lolz) > > * > - *Igor Panarin, a Russian economic professor, predicted that the United > States of America may disintegrate in late 2010 because of civil war and > social unrest (like what happened in Indonesia eleven years ago). I kinda > agree with this guy. People's States of China.. > > * > - *USD collapses and replaced by SDR (or other form of global money) for > international trade. You know, currently only 4% of USD is in bank notes > (paper), the rest (96%) is electronic money. USD can be created in a matter > of a millisecond. > > * > - *There will be possibly the biggest (and the last) major catastrophe > for stock market around the globe in 2010, thanks to dollar shock. I'd say > Buy On Weakness (that is if the global stock exchange doesn't get frozen). > > * > - *Alternative energy sources such as biomass, solar, nuclear and natural > gas will play major roles in 2010 forward. > > * > - *Asia will be flooded with Americans that are looking for jobs. Our > job. > > * > - *Japan will have population crisis. Japaneses are simply refusing to > have children because of high unemployment. > > * > - *Many high profile hedge fund like Templeton and Mobius are already > betting in Asia ex Japan. > * > > *Well, it's not really an agenda, just common sense so please feel free to > discuss. No reason to be afraid though as I know Indonesia survived Asian > Crisis, right? [?]. I know, sometimes I made crazy thinking. I expect most of > you will not agree with me (as usual), but please kindly share your opinion > too. After all these mess, everything will start over again, this is only a > lifecycle. We are so lucky to witness this epic turnaround. Woohoo!! > > There is no secret agenda, all we have to do is open our mind and think > outside the box. Macro economy is not a science, it's an art. lolz.. > *** > 2009/10/4 yokorusi <yokor...@...> > > > http://unpublisheddream.blogspot.com/2009/10/nightmare-of-sang-raksasa.html > > > > > > Bulan February 2009 yang lalu di dalam satu tulisan yang berjudul Worst > > Than Nothing atau Better Than Nothing? - saya sedikit mengulas mengenai > > esensi krisis keuangan yang bersumber dari keserakahan, kebejatan moral dan > > kebohongan terstruktur. > > > > Tulisan kali inipun tidak jauh dari krisis keuangan di US dan tidak jauh > > pula dari keinginan saya menyatakan kembali bahwa ketiga hal tersebutlah > > yang telah dan akan terus membawa ekonomi US menyentuh titik terburuk dalam > > satu dekade mendatang bila pemerintah US dan sebagian besar ekonom US tidak > > melakukan koreksi kebijakan dan titik pandang pemulihan krisis secara > > segera. Titik terburuk tersebut adalah malapetaka hyperinflation. > > > > Hyperinflation? Satu hipotesa yang saat ini masih dianggap kecil > > kemungkinan (atau bahkan tidak mungkin) terjadi oleh sebagian besar ekonom. > > Saya sendiri termasuk satu dari kelompok yang beranggapan bahwwa potensi > > terjadinya hyperinflation di US adalah relatif tinggi. Tentu saja ini dengan > > berbagai asumsi yang mengikuti. > > > > Memang sungguh tidak mudah membayangkan terjadinya hyperinflation di US > > membayangkan sebuah negara adidaya dalam satu dekade ke depan dapat > > terjerembab dan tersungkur dimana nilai mata uangnya merosot drastis, > > terjadi pengangguran dimana mana, kemiskinan menyebar, negara terperangkap > > dalam hutang dengan jumlah yang sangat besar, dan sering kali diikuti oleh > > krisis politik serta krisis social. Mungkin lebih sulit dibanding pada saat > > 2007 kita membayangkan indeks Dow terkoreksi 50 persen dimana di Maret 2009 > > ternyata menjadi kenyataan. > > > > Mungkin mendengar argumentasi hyperinflation di US saja, sebagian pihak > > yang kontra hyperinflation akan segera menyanggah dengan menunjuk bahwa saat > > ini di pasar saham US telah terjadi bullish market dimana kenaikan indeks > > Dow dan S&P di 2009 dianggap sebagai tonggak terjadinya pemulihan ekonomi di > > US. Silahkan saja. Saya pribadi melihat kenaikan itu sebagai bentuk classic > > bounce in a long-term bear market. Sehingga tidak lama lagi akan indeks > > mereka akan kembali mengalami penurunan. > > > > Lalu indikasi kuat yang manakah yang memperlihatkan kemungkinan terjadinya > > hyperinflation?. > > > > Point Pertama dan terpenting adalah kebijakan pemerintahan Obama yang > > konsisten melakukan defisit spending bahkan lebih agresif dari pemerintahan > > Bush. Defisit spending terjadi akibat besarnya kebutuhan dana untuk > > membiayai program stimulus dan pemulihan ekonomi US. > > > > Akibat program stimulus dan pemulihan ekonomi tersebut maka public debt di > > US per awal semester II 2009 telah mencapai sekitar USD 11.6 trillion. Suatu > > angka yang luar biasa besar dan perlu diketahui bahwa akumulasi terbesar > > mulai terjadi sejak tahun 2008 dan masih akan terus berlangsung di tahun > > mendatang. Di tahun 2008, total biaya bunga atas keseluruhan hutang US > > adalah USD 452 billion. Angka yang luar biasa besar, tidak terbayang apabila > > dihitung dalam Rupiah. > > > > Ironisnya, hampir seluruh program stimulus dan pemulihan ekonomi ini > > dirancang untuk mendapatkan efek pemulihan yang cepat. Caranya adalah dengan > > meningkatkan konsumsi masyarakat. Boleh dikatakan hanya sedikit program yang > > dirancang untuk menciptakan kesempatan kerja dalam jangka panjang. > > > > Di dalam suatu perekonomian yang mengalami krisis berkepanjangan maka > > peningkatan konsumsi tidak memiliki efek multiplier yang kuat terhadap > > pemulihan ekonomi. Permintaan pasar yang tercipta hanyalah bersifat > > sementara dan tidak didukung oleh adanya peningkatan pendapatan dari > > konsumen dalam jangka panjang. > > > > Dalam situasi yang sama, sebagian stimulus diberikan tidak secara gratis > > melainkan melalui suatu insentif yang dapat digunakan saat membeli produk > > tertentu seperti program Cash for Clunkers. Akibatnya insentif tersebut > > dapat menyebabkan sebagian masyarakat terjebak dalam hutang baru tanpa > > memiliki daya bayar tambahan. > > > > Di sisi lain, program stimulus dan pemulihan ekonomi ini hampir seluruhnya > > didanai melalui kombinasi antara cetakan uang baru dan pinjaman dari > > berbagai negara kreditur dimana yang terbesar adalah diberikan oleh China. > > > > Menurut data yang dikeluarkan oleh CIA, per 2008 posisi public debt dari US > > adalah ranking ke 24 sedangkan Indonesia berada di ranking 77. Di 2008 > > posisi public debt hanyalah 61 persen dari GDP. Jadi bila menggunakan data > > yang sama maka public debt US di 2009 telah berada di 10 besar negara dengan > > ratio public debt terhadap GDP tertinggi. Siapa saja di 10 negara tersebut? > > Zimbabwe, Japan, Lebanon, Jamaica, Italy, Singapore, Greece, Sudan, Belgium > > dan Egypt. Hanya beberapa dari negara ini yang saat ini perekonomiannya > > relatif stabil sisanya dalam keadaan krisis bahkan beberapa dalam keadaan > > krisis akut. Perlu diketahui bahwa semakin besar hutang suatu negara maka > > semakin besar pula kemungkinan mata uang negara tersebut mengalami > > kemerosotan nilai atau devaluasi. > > > > Ada beberapa pertanyaan yang dapat menjadi bahan pertimbangan bersama. > > Bagaimana cara pemerintahan melakukan pemotongan pengeluaran bila mereka > > masih akan terus melakukan program stimulus dan pemulihan ekonomi? Darimana > > akan diperoleh pendanaannya? Bagaimana jika negara kreditur berhenti untuk > > menyediakan pinjaman? Bagaimana cara pemerintah US membayar hutang serta > > bunga di waktu mendatang? Apa yang akan terjadi bila efek dari stimulus > > telah memudar yang berarti konsumsi kembali menurun? Apakah dengan mencetak > > uang kembali adalah jawaban yang tepat? > > > > Point Kedua adalah pergerakan terjadinya inflasi di US mulai terlihat > > dengan terjadinya penurunan nilai USD baik terhadap mata uang kuat lainnya > > maupun terhadap emas. Ini sebenarnya wajar terjadi karena semakin besar > > hutang yang diciptakan maka secara alamiah nilai matauang akan semakin > > merosot. Menjadi tidak wajar karena nilai devaluasi semakin membesar dalam > > hitungan waktu yang semakin singkat. Sehingga ini mengarah kepada potensi > > terjadinya currency crisis di US dalam beberapa tahun mendatang. > > > > Di sisi lain, merosotnya nilai USD akan menciptakan efek kenaikan harga > > pada seluruh barang import. Ini pada akhirnya akan menciptakan inflasi yang > > sesungguhnya di sektor riil melalui kenaikan harga barang dasar. Bila > > nantinya ditangani dengan memberikan bantuan likuiditas kepada masyarakat > > maka bantuan tersebut akan kembali menciptakan efek penurunan nilai yang > > berikut. Sebaliknya bila dilakukan pencegahan kenaikan harga melalui > > pematokan harga maka akan terjadi kelangkaan barang yang berpotensi membawa > > harga barang semakin mahal. > > > > Dengan posisi USD relatif terhadap harga emas (dan komoditas lainnya) yang > > semakin menurun maka akan terjadi kecenderungan pelaku investasi akan > > beralih dari pasar saham dan matau uang kepada pasar komoditas. Ini akan > > menyebabkan harga emas semakin mahal (sekaligus mendorong naiknya harga > > silver, nickel, coal, copper dan komoditi lain) dan sebagai akibat nilai USD > > akan semakin terdorong ke bawah. Hal ini telah sering dikemukakan oleh Jim > > Rogers, Marc Faber dan Peter Schiff. > > > > Apa yang akan terjadi bila kebijakan cetak uang terus berlangsung, stimulus > > terfokus pada peningkatan konsumsi, harga emas dan komoditi melambung dan > > sektor industri di US tidak mampu bangkit? Bagaimana bila disertai > > berhentinya dana dari negara kreditur? > > > > Terdekat adalah currency crisis, double digit inflation dan ambruknya pasar > > saham di US. > > > > Point Ketiga, mari kita lihat unemployment rate di US saat ini. Bila > > program stimulus dan pemulihan ekonomi selama dua tahun terakhir lebih > > menekankan kepada sektor produktif ketimbang sektor konsumtif maka > > seharusnya terjadi penurunan pengangguran secara berangsur. Paling tidak > > efek tersebut dapat terlihat walaupun mungkin masih kecil. Apakah demikian > > adanya? Jawabannya adalah tidak. > > > > Unemployment rate yang secara resmi disampaikan terakhir adalah 9.7% pada > > pertengahan September yang lalu. Banyak pihak menyatakan bahwa angka ini > > tidak mencerminkan angka sebenarnya. Mengapa? Karena angka ini tidak > > mengikut sertakan faktor independent contract, faktor pekerja full time yang > > sekarang bekerja part time dan faktor pengangguran yang berhenti mencari > > kerja. Sehingga menurut kalkulasi beberapa sumber, bila dihitung semuanya > > adalah sekitar 17 persen! Mengerikan! > > > > Seberapa parahkah tingkat pengangguran di US bahkan bila dibandingkan > > dengan tingkat pengangguran di Indonesia di 1998? Mengapa pemerintahan Obama > > memilih untuk fokus pada health care program dibanding program yang > > bertujuan untuk menciptakan pekerjaan baru? Bagaimana mungkin dalam setahun > > mendatang tingkat pengangguran akan mengalami penurunan secara drastis? > > Apakah kita semua yakin bahwa di 2010 akan terjadi penciptaan kesempatan > > kerja baru yang luar biasa besar sehingga angka pengangguran berkurang? > > > > Dari ketiga point di atas, maka saya berkesimpulan bahwa bila pemerintahan > > Obama tidak segera melakukan perubahan drastis di dalam kebijakan stimulus > > dan pemulihan ekonomi maka dalam waktu tiga sampai lima tahun mendatang > > negara paman Sam berpotensi tinggi untuk mengalami double digit inflation > > dengan trend semakin meningkat. > > > > Bila kejadian tersebut tidak ditangani dengan restrukturisasi hutang secara > > tepat, pemotongan budget secara besar2an dan tidak terjadi kebangkitan di > > sektor industry maka ekonomi US akan terperangkap dalam hyperinflation. > > > > Secara ringkas... > > Apa yang terjadi di Dow dan S&P saat ini adalah classic bounce in the long > > term bear market - Rising Dow is not a signal of economic recovery - > > Hanyalah masalah waktu menuju ke bawah kembali > > > > Harga emas dan komoditi lain akan terus meningkat seiring dengan melemahnya > > nilai tukar USD sebagai mata uang kuat dunia dan mata uang jangkar dalam > > perdagangan global > > > > Potensi terjadinya currency crisis di US dan double digit inflation dalam 3 > > sampai 5 tahun mendatang > > > > Terjadinya peralihan investasi secara signifikan dari US dan negara kuat > > lainnya menuju negara di Asia yang memiliki sumber daya alam kuat > > > > Bursa bursa di Asia terutama di China, India dan Indonesia akan mengalami > > kenaikan dalam jangka panjang akibat kenaikan harga komoditas dan peralihan > > lokasi investasi > > > > Obat terbaik bagi pemerintahan dan ekonomi US adalah kembali ke kittah, > > there is no free lunch in the world, there is no new economic paradigm. > > Tidak akan mungkin keluar dari perangkap hutang dengan menciptakan setumpuk > > hutang baru. Akhir dari keserakahan, kebejatan moral dan kebohongan > > terstruktur hanyalah penderitaan berkepanjangan. > > > > Socrates Rudy Sirait, PhD > > http://unpublisheddream.blogspot.com/ > > > > > > > > > > ------------------------------------ > > > > + + > > + + + + + > > Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus > > kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas. > > + + + + + > > + +Yahoo! Groups Links > > > > > > > > >