--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Jacob Oen <oenja...@...> wrote:
>
> Kalo pake teori conspiracy bandarmologi, kasus Dubai dan Yunani
> itu adalah kasus yg bener2 ada tapi dijadiin sumber duit.
> 
> Coba pak Rei pikir pake COMMON SENSE, apakah mungkin BOZZ lokal
> dan internasional engga tahu kasus Dubai dan Yunani dari
> JAUH JAUH HARI !!!.
> 
> Inilah dunia Capitalis, jadi kalo mau cepet kaya, kerja ama
> para BOZZ kapitalis dan mudah mudahan LULUSAN Universitas OB
> nantinya jadi calon calon Soros atau minimal jadi menantunya
> dah... hehehe... jangan ragu dan pesimis, Hokie Te It lah... (jsx_consultant 
> wrote). 
> 
> Lantas apa yang bisa dilakukan oleh para retailer dan investor kecil 
> (yang terlanjur punya posisi di harga atas) untuk menghadapi situasi yang 
> ada kesan di luar kontrol mereka? 
>  
> Bagaimana supaya mereka bisa tetap survive di tengah semakin buas-nya 
> (baca:rakus-nya) para Hedge Fund/Bandar/Pemodal Besar memanfaatkan dan 
> memanipulasi situasi krisis demi kepentingan mereka?  
> 
> Adakah cara yang lebih baik selain "bersabar" dan tidak C/L?, Karena (kalau 
> C/L, loss-nya cukup besar), dan adakah kemungkinan jika setelah CL harga 
> bisa terus turun atau malah sebaliknya? 
> 
> Mungkin-kah cara bijak pak Sbudiyana bisa dijadikan contoh bagi kebanyakan 
> para pemain kecil bursa dalam menghadapi situasi yang dilematis seperti 
> sekarang ini? (remember pak Budiyana sudah malang melintang di dunia bursa > 
> 20 thn?, does his approach are suitable with the newcomers?)
> 
> Tidak ada jawaban jitu atau pasti bagi setiap orang dalam menyikapi situasi 
> ini, dan kembali lagi pada apa yang disebut pak Sbudiyana sebagai HO-KIE TE 
> IT yang berperan dan intuisi masing2 orang.
> 
> Maka tidaklah berlebihan apa yang pernah disampaikan saudara saya bahwa dia 
> sama sekali belum tertarik berinvestasi di stock market karena menurut dia 
> banyak alasan yang dibuat-buat untuk sebuah kenaikan (memancing OPTIMISME 
> berlebihan secara semu) sebaliknya juga banyak alasan yang sekedar 
> dibuat-buat untuk sebuah penurunan(memunculkan "FEAR" yang tidak perlu)yang 
> pada gilirannya merugikan para investor/retailer kecil, mereka membeli 
> di harga tinggi, setelah itu terpaksa cut-loss karena takut harga akan 
> turun terus.
> 
> Investasi di stock market (bagi sementara orang) adalah "ZERO SUM GAME" 
> bahkan bisa-bisa menjadi "NEGATIVE SUM-GAME" bukannya gain yang didapat, 
> bisa jadi modal awal tergerus secara significant.
> 
> Gagasan OBAMA untuk membatasi perilaku Bank-Bank commercial dan Para Hedge 
> Fund untuk mencegah praktek-praktek kotor di stock market perlu diapresiasi, 
> bahkan pemikiran dari mantan PM Malaysia DR. Mahatir Mohammad yang lebih 
> mengutamakan sektor riil ketimbang kemajuan pasar modal dan pasar uang patut 
> diancungkan jempol.  
> 
> Kembali ke Otoritas Bursa Indonesia, adalah tanggung jawab mereka 
> untuk memikirkan cara-cara yang tepat dan bijak untuk mencegah terjadinya 
> aksi spekulasi yang berlebihan (EXCESSIVE) agar pemodal kecil, investor kecil 
> dan retailer kecil tidak menjadi korban keganasan (GREEDINESS) dari Para 
> Hedge Fund Besar/Pemodal Besar/Spekulan Besar/MAFIA BESAR BURSA, sehingga 
> pasar modal Indonesia bisa berkembang secara sehat dan dapat mendukung 
> pertumbuhan sektor riil secara memadai.
> 
> SEMOGA!!!.
> 
>Sip : tbumi

Analisa sangat sederhana saja. Di resesi 2009, malahan banyak

CEO dan Managers institusi mendapatkan bonus yg bernilai

jutaan dollar. Apakah dana tsb jatuh dari langit ?

Tentu sajalah TIDAK.

Jadi setiap ada masalah baru, tentu ada pihak yang selalu

menakut nakuti para investor agar supaya investor panik sell.

Begitu harga saham tsb sdh mencapai titik terendah, maka merekalah

yang pungut / beli secara serakah.




Kirim email ke