Bang IAN yang saya hormati,

IMHO, semua ahli bisa saling melengkapi tanpa harus membuat nilai absolut atau 
harga mati untuk suatu metode. Tidak ada yang benar atau salah. Semua hanya 
preferensi.

Saya sangat mengerti apa yang hendak Bang IAN sampaikan terkait MM. Di sisi 
lain saya juga sangat mengerti apa yang hendak disampaikan oleh Uda Tasrul dan 
Prof JT terkait keandalan TA, bahwa TA seringkali salah dimengerti baik karena 
persepsi maupun tingkat penguasaan sehingga keandalannya menjadi terbatas. 
Tetapi saya rasa semua pihak setuju bahwa tidak ada satupun tools dalam TA yang 
dapat digunakan sendiri tanpa alat lain dan menjamin 100% memberikan profit 
secara konsisten. Dan bahwa pada akhirnya semuanya hanyalah permainan 
probabilitas. Dalam konteks ini saya sangat setuju dengan arah pembicaraan Bang 
IAN dimuka. 

Terkait penggunaan FA dan TA, sebenarnya sudah seringkali dibahas di milis ini. 
Paling tidak ini yang saya ingat: 
http://finance.groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/message/45397 Mungkin 
dapat dipertimbangkan juga sebagai masukan.
Karena untuk saya pribadi, tidak ada yang namanya absolut di dunia pasar modal. 
Salah satu pelajaran pertama yang harus saya pelajari ketika pertama belajar 
adalah mengenal diri sendiri. Dari sana barulah saya bisa menemukan metode yang 
paling cocok dan paling nyaman untuk saya pribadi. Dan metode saya jelas tidak 
akan cocok untuk semua orang. Bahkan bisa jadi hanya cocok untuk saya pribadi. 
Jadi saya rasa sulit kalau mengatakan suatu metode dan/atau tools sebagai harga 
mati. Jauh lebih baik mengenal secara MENDALAM setiap alat dan tools, lalu 
biarkanlah setiap individu memilih tools yang paling cocok dan nyaman untuk 
dirinya. Tidak ada yang salah atau benar dalam hal ini. Tools dapat diibaratkan 
sebagai senjata. Ketika berperang, para warriors dipersilahkan memilih 
senjatanya masing2 yang paling dikuasainya. Dan itulah yang terbaik untuk 
mereka.

Di Indonesia, pasar masih belum efisien. Itulah sebabnya pengetahuan tentang 
market maker dan cara pikirnya, cara pikir pemain besar dst... yg semuanya 
mungkin di Indonesia disebut "perbandaran", juga menjadi penting selain hanya 
TA semata. Hal ini jelas berbeda dengan pasar yang relatif lebih efisien 
seperti di US market misalnya. Makanya saya percaya bahwa pemain2 pro di pasar 
modal Indonesia menghadapi kendala yang lebih besar daripda pemain di US 
market. Karena by design, jauh lebih banyak yang harus dikuasai dan dimengerti. 
Ahli TA seperti Uda Tasrul dan JT saya rasa juga menyadari hal ini. Untuk 
mereka lebih mudah menganalisa US market daripada pasar Indonesia :) 

Kembali lagi, semuanya diperlukan dan bisa saling mengisi, melengkapi.

Just my 2 cents.

2010/4/6 Irwan Napitupulu irwannapitup...@gmail.com

Dan kalau orang trading masih pakai FA, itu namanya trader tersesat.
Sebaliknya, kalau investor masih pakai TA, itu namanya investor tersesat.

Investor andalannya FA, trader andalannya TA. Harga pas, tidak boleh ditawar2 :)

Kirim email ke