Apa bedanya harga minyak USD 120 atau USD 125 atau USD 110 untuk Indonesia?
Bedanya nggak terlalu banyak, angka2 itu lebih efek ke psikologis saja. Yang
pasti selama masih di atas asumsi harga APBN yg cuma USD 95, kondisi makro
Indonesia masih akan tetap lousy, dan parahnya akan getting worse. Obatnya
cuma satu, sesuaikan harga minyak ke harga ke-ekonomis-annya, yaitu ke harga
market, dan lalukan adjustment setiap bulan. Masak harga komoditas di pasar
induk bisa adjust setiap saat, minyak sekali sebulan saja tidak bisa. Zaman
Gus Dur, sudah pernah dilakukan dan masyarakat sudah mulai terbiasa.

Pemerintah saat ini ada di phase "denial" saja, menyangkali bahwa bom
tinggal sebentar lagi meletus. Untuk duet SBY-JK, masalah minyak memang agak
beda perspektif-nya. Untuk SBY, harga minyak sama sekali tidak boleh naik,
kecuali beliau mau menjadi negarawan, bukan politisi yang punya ambisi
terpilih lagi. Untuk JK, lebih pragmatis, naikkan saja harga minyak, kalo
jadi tidak populer, bisa lempar tanggung jawab ke SBY, dan tahun depan
tinggal cari gandengan baru, bisa ke mbakyu Mega atau yg lain.

Tapi untuk kita orang kecil yang mau melihat Indonesia jadi lebih maju,
tidak ada cara lain selain menyesuaikan harga minyak, nanti harga2 lain
seperti PLN juga akan menyesuaikan. Kalo memang mau subsidi ke orang kecil,
tinggal pakai cara subsidi langsung (cash payment) atau sejenisnya yang
tidak ikut dinikmati oleh kalangan menengah atas.
Setelah harga minyak dinaikkan, inflasi akan naik sebentar, SBI mungkin akan
di-adjust. Market BEI akan turun, tapi ekspektasi ke depan akan jauh lebih
baik, dan certainty bahwa pengelolaan ekonomi negara akan dapat lebih
menenangkan investor institusional.

Just my 2 cents.

Regards,
Bandar Bola

Kirim email ke