Kompas.com,
Kamis, 28 Agustus 2008 | 11:21 WIB
JAKARTA, KAMIS -  Bursa Efek Indonesia (BEI) menganggap kisruh tentang
langkah PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menggadaikan saham anak-anak
usahanya belum selesai. Otoritas bursa berharap, laporan keuangan
semester pertama 2008 induk usaha investasi Grup Bakrie tersebut bisa
memberikan keterangan yang lengkap tentang gadai saham itu.

Eddy Sugito, Direktur Pencatatan BEI, mengatakan, hingga kini, BEI
masih belum mengetahui secara detail mengenai kepemilikan saham Bakrie
& Brothers di PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bakrieland Development
Tbk (ELTY), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). "Kalaupun ada
parsial (sebagian)," katanya, kemarin (27/8).

Karenanya, Eddy menginginkan agar manajemen emiten bersandi BNBR itu
mencantumkan secara lengkap kepemilikan sahamnya di tiga anak usaha
tersebut dalam laporan keuangan semester pertama 2008. Tak hanya itu,
dia juga meminta BNBR menjelaskan secara rinci jumlah saham anak
usahanya yang telah digadaikan.

Pertimbangannya, BNBR telah melangsungkan penerbitan saham baru atau
rights issue untuk membiayai pembelian 35 persen saham Bumi, 40 persen
saham Bakrieland, dan 40 persen saham Energi pada akhir April lalu.
Sehingga, seharusnya, portofolio saham di ketiga anak usaha itu akan
muncul dalam laporan keuangan BNBR di akhir 30 Juni 2008. "Ketika
dijaminkan ke tempat lain untuk financing (utang) mestinya muncul di
notes (catatan) bulan Juni," ajar Eddy.

Penelaahan terbatas

Memang, hingga kini BNBR belum merilis laporan keuangan untuk periode
semester pertama 2008. Pasalnya, perusahaan sedang melakukan
penelaahan terbatas atau limited review atas laporan keuangan
tersebut. Eddy menegaskan, batas akhir penyampaian laporan keuangan
semester pertama itu adalah tanggal 31 Agustus nanti. "Kami masih
menunggu laporan itu," imbuhnya.

Direktur BNBR Dileep Srivastava herjanji, pihaknya akan mencantumkan
komposisi kepemilikan saham di anak usahanya saat ini, berikut jumlah
saham yang digadaikan dalam laporan keuangan BNBR. "Kami akan
menjalankan semuanya sesuai dengan seharusnya," tegasnya. Dileep
memastikan, BNBR akan melansir laporan keuangan itu pada akhir bulan
ini.

Sekadar informasi, aksi gadai saham BNBR mencuat saat laporan Biro
Administrasi Efek (BAE) Ficomindo melaporkan kepemilikan BNBR atas
saham Bummi. Pada 8 Agustus, BNBR hanya memiliki 6,75 persen saham
Bumi dan terus menciut jadi 6,73 persen saham pada 14 Agustus lalu.
Yang mengagetkan, Bank Danamon menyimpan 7,99 persen saham produsen
batubara terbesar di Indonesia tersebut. Padahal, berdasarkan hasil
aksi korporasi akhir April lalu, seharusnya, BNBR mendekap 35 persen
saham Bumi.

Direktur Keuangan BNBR Yuanita Rohali pernah mengakui, sebagian besar
saham Bumi milik BNBR tersebar di beberapa bank kustodian. Salah
satunya di Bank Danamon. Alasannya, BNBR memakai saham itu sebagai
jaminan untuk mendapatkan utang sebesar 300 juta dollar AS dari J.P.
Morgan Chase & Co. dan ICICI Bank Ltd. akhir Juli lalu. Selain itu,
BNBR juga meraup utang 1 miliar dollar AS dari Barclays.

Sedangkan Dileep menambahkan, BNBR juga menggadaikan saham Bakrieland
dan Energi. "Tapi, yang paling banyak saham Bumi karena portofolionya
besar," imbuhnya. Menurut dia, aksi gadai saham ini sudah memperoleh
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 21 Februari
lalu. Namun, manajemen BNBR tidak pernah menjelaskan secara detail
jumlah saham yang sudah digadaikan serta penggunaan dana pinjaman
tersebut.

Menurut pengamat pasar modal Financorpindo Nusa Edwin Sinaga,
seharusnya, BNBR memberikan penjelasan tentang catatan
utang-piutangnya dalam laporan keuangan. Catatan itu juga harus
mencantumkan keterangan tentang saham anak usaha yang dijaminkan.
"Gadai saham itu wajar, apalagi BNBR perusahaan investasi," imbuhnya.
(Wahyu Tri Rahmawati, Nuria Bonita)



Sumber : KONTAN

Kirim email ke