Komentar: tentang air kendi

Setiap manusia punya antibody yang menghalau segala kuman, sedangkan kekuatan antibody 
untuk setiap manusia tentu saja tidak sama.  Minum air comberanpun, bisa sakit pada 
satu manusia tapi belum tentu sakit pada manusia lainnya.

Ingat di zaman Muhammad, maupun Yesus, kalau mau nyalain api pun bisa menghabiskan 
waktu 3 bulan sampai satu tahun menunggu musim yang tepat sehingga apinya bisa nyala.  
Sekarang anda punya geretan, dulu mereka mengadu dua batu dengan menggeseknya 
ber-gantian!  Kalau mereka tidak pernah minum air yang dimasak dulu tentu tidak 
mengherankan, karena dulu polusi tidak sebanyak sekarang, dan juga dengan kemasukkan 
bacteri tubuh anda akan membuat macam2 vaccine yang meninggikan daya tahan tubuh anda. 
 Sebaliknya bila anda selalu menghindari bakteri, tubuh anda justru jadi lemah tidak 
tahan menghadapi serangan bakteri yang mendadak dan akibatnya anda bisa langsung mati 
!  Itulah sebabnya, pak Ogah selalu menunjukkan macam2 kebohongan agama, kalau benar
semua nabi itu dikirimkan oleh tuhan, seharusnya mereka mengajarkan bikin geretan.  
Ternyata tak ada satupun geretan di manapun didunia memakai resep dari kitab2 suci 
agama manapun juga.  Allah/Tuhan semua agama tidak mampu membuat geretan, sebaiknya 
kita mulai mencari agama yang mengajarkan bikin geretan! karena dialah paling sedikit 
merupakan agama yang lebih benar (meskipun juga belum berarti dari Allah yang 
sebenarnya).  Islam yang mempunyai pasukan yang sangat biadab, ternyata hancur lebur 
dikalahkan oleh pasukan yang lebih biadab tanpa simbol Allah macam2 yaitu pasukan 
"Jenghis Khan".  Apa sebabnya??  Jenghiz Khan menggunakan api membakar seluruh kota2 
Islam yang dilaluinya mereka dengan mudah menciptakan api untuk membakar.  Pasukan 
biadab
Islam hanya mampu membawa pedang yang bila terjatuh maka kepala pemegangnya juga ikut 
jatuh.  Kemampuan menciptakan api dalam waktu cepat menyebabkan suatu kelompok mampu 
mengungguli kelompok lainnya, inilah yang tak pernah di diskusikan dalam sejarah 
maupun agama.

Seorang dengan Sero-positive Aids bukanlah berarti negative.  Sero-positive, berarti 
pemeriksaan serologis darah dengan menggunakan antigen dari virus Aids positive pada 
pasien tersebut.  Artinya pasien tersebut secara serologis (laboratoris) adalah 
tertular virus Aids.  Tetapi gejalanya fisik belum tampak, seperti penurunan jumlah 
sel2 darah putihnya, terjangkit penyakit2 tbc, dan bakteri2 apatogen lainnya, yang 
semuanya akan tampak bila dari hanya gejala seropositive berubah menjadi gejala 
klinis.  Gejala sero positive tidak menyebabkan pasiennya mati, pasiennya mati justru 
setelah terserang kuman2 sekunder yang bukan AIDS.  Virus Aids tidak pernah mematikan 
pasien, pasien yang terkena Aids akan turun kemampuan antibodynya dalam menghadapi
semua penyakit2 yang ringan sekalipun. Akhirnya pasiennya mati karena penyakit lainnya 
itu!  Jadi sero-positive bisa terjadi dengan gejala klinis negative, tapi bukan 
artinya Aids negative!

Linglung itu bukan gejala penyakit fisik, tapi gejala gangguan kejiwaan.  Manusia 
harus mempunyai jiwa yang stabil untuk menghasilkan fisik yang sehat.  Oleh karena itu 
jangan terperosok dalam pengertian agama yang menyamakan jiwa=roh.  Jiwa dalam 
Kedokteran memang yang menyebabkan manusia hidup, tapi beda dengan "roh" yang dalam 
pengertian agama akan keluar dari tubuh yang mati untuk masuk ke surga / neraka.  
"Jiwa" hanya exist dalam fisik yang hidup, jiwa tak pernah ada dalam fisik yang mati.  
Untuk lebih jelasnya, analogy batu battery lebih cocok kita gunakan disini.  Charge 
(muatan listrik) dalam suatu battery hanya exist bila secara fisik battery tersebut 
baru dan masih bagus/utuh, tapi bila batu battery itu sudah rusak/damage, chargenya pun
tidak ada/ hilang bukan pergi ke surga atau neraka.  Meskipun banyak dokter beragama 
di Indonesia yang menyalah artikan se-olah2 jiwa=roh, tetapi sesungguhnya tidak lah 
benar artinya.  Inilah contoh bagaimana agama selalu menyesatkan seseorang yang 
mempelajari teknology dalam menyerap ilmu di negara maju.  Kelihatannya sang murid 
cemerlang dengan angka2 tinggi untuk pengetahuan yang dimilikinya, tapi pulang ke 
Indonesia tak mampu menciptakan apapun, juga tak mampu memecahkan masalah yang ada 
hanya karena gelar sarjananya hanya diserap dengan menghafal seperti seorang umat 
agama menghafalkan kitab sucinya tanpa perlu membedakan penggunaannya yang tepat guna. 
 Kalau akhirnya orang2 seperti ini seperti linglung, itulah yang kita sebut gangguan 
jiwa
tahap awal.

Masalah di Indonesia, sangatlah sederhana.  Pergulatan politik dalam negeri hanyalah 
perjuangan memperebutkan tahta seperti yang dipersyaratkan sang raja yang mencari 
menantu untuk disandingkan dengan putri raja!  artinya, Indonesia bukanlah negara 
merdeka seperti yang dipercaya rakyatnya.  Kemerdekaan hanyalah merupakan kata2 
kebanggaan bagi suatu bangsa yang sedang diperah oleh penjajahnya yang tidak terlihat. 
 Bayangkan, anda punya tanah di Bogor sedang dibangun rumah dengan mandor dari 
Jakarta, tentunya mandor anda akan diteror oleh penduduk setempat, dan bahan2 bangunan 
habis dirampok dan dicuri.  Tapi kalau anda mengangkat mandor dari wilayah Bogor juga, 
pembangunan rumah anda berjalan lancar dan aman dengan biaya yang lebih kecil/murah.
Begitulah yang dilakukan penjajah negara Indonesia yang tidak terlihat tersebut, 
mandornya tentunya presidennya yang harus orang Indonesia yang dihormati rakyatnya.  
Sang penjajah bagaikan seorang raja, tentunya harus mencari mandor yang tangguh untuk 
mampu memerah bangsanya sendiri dan semua orang akan tunduk akan perintahnya.  Oleh 
karena itu pemilihan presiden yang penuh konspirasi di Indonesia tempohari tidak 
memuaskan sang penjajan (sang raja).  Oleh karena itu perlu diadakan sayembara perang 
tanding.  Dulu raja yang mencari menantu, memilih nya dengan cara mengadakan sayembara 
perang tanding dimana pesertanya akan mati di medan laga kalau kalah, dan pemenangnya 
akan disandingkan dengan putri raja yang nantinya akan menggantikan kedudukan
sang raja!  Artinya, di Indonesia akan terjadi perebutan kekuasaan baik secara fisik 
maupun secara politik.  Kekacauan akan pasti terjadi, karena sang raja tidak suka 
dengan cara pengangkatan presiden di Indonesia melalui rekonsiliasi yang pasti tidak 
menggambarkan kekuatan/power kepemimpinan yang sesungguhnya dan ini mengakibatkan high 
cost.

Islam Muhammadiyah, memang bersaudara dengan Islam NU, tapi kalau kedua power ini 
harus beradu dengan jatuhnya korban seperti waktu G30S tentu tidak terlalu harus anda 
herankan ataupun anda sesalkan, karena memang rumusnya harus begitu.  Ingatlah 
populasi yang terlalu padat dalam suatu negara mengakibatkan ineffisiensy, akibatnya 
kalau lebih 10 juga rakyat terbunuh atas tuduhan PKI bukanlah sesungguhnya benar2 PKI 
tapi sekedar menurunkan populasi secara drastis!  Tujuan adalah menguarangi populasi 
demi effisiensi, caranya bisa dengan menuduh PKI, bisa juga Fundamentalis, dan seribu 
satu istilah bisa digunakan dengan hanya satu tujuan.  Tentu saja cara ini tidak 
melanggar nilai2 moral, karena kita tidak langsung membunuhi mereka, tapi mereka
saling berbunuhan demi kepercayaan dan kebenaran yang mereka masing2 yakini.  Orang2 
tersebut tidak dipaksa untuk melakukan tindakan tersebut, tapi kita hanya memberi 
berberapa alternative pilihan yang merupakan keyakinannya untuk mundur dari dunia yang 
penuh sesak ini demi kenikmatan sang kapitalist dunia ini.

KITA TAK MUNGKIN MENCEGAHNYA, TAPI KITA HANYA BISA MENGHINDARI DIRI KITA UNTUK 
TERPERANGKAP JADI KORBANNYA.  AGAMA2 SEDUNIA SUDAH JADI TARGET DAN ALAT DALAM MENCAPAI 
TUJUAN2 KAPITALIST, JUGA MENJADI JALAN BAGI UMATNYA UNTUK DIJERUMUSKAN DEMI 
KEBERHASILAN TARGET SANG PERENCANA.

ogah!


latief wrote:

> jangan minum air yang belum dimasak. demikian pernah saya punya teman di jerman 
>bilang begitu, padahal jutaan orang lainnya di eropa barat dengan tenangnya minum air 
>dari kran, apalagi musim panas, air dingin dari kran sepertinya bikin tenggorokan 
>kita jadi lega, tapi kata kawan saya tadi, kita musti hati-hati dengan bakteri yang 
>ada di pipa air itu, apalagi tidak semua pipa itu anti bakteri, katanya berapi-api, 
>saya sedikit percaya jadinya, sebab teman kita ini sudah lebih dari sepuluh tahun 
>tinggal di hamburg. dan saya pada waktu itu baru datang, alias anak bawang.
>
> tapi, saya kan orangnya tak percaya sebelum mengalaminya sendiri. setelah mengamati 
>tingkat kesehatan orang yang minum air dari kran tanpa dimasak dan orang yang minum 
>air matang, saya mengambil kesimpulan bahwa peminum air matang memang merasa lebih 
>aman, yang membawa rasa positif dalam menghadapi segala macam penyakit yang bisa saja 
>dari udara atau makanan yang kita makan. jadi kira-kira begini : orang yang minum air 
>matang merasa aman, mendapat sugesti dari mendidihnya air itu (bakteri mati, katanya).
>
> rasa positif. ini teori pernah saya tentang, karena seorang yang menderita aids, 
>dibilang sero-positif, positif disini negatif artinya buat kesehatan kita, bingung 
>kan ?
>
> kebingungan dalam hidup memang bisa bikin linglung, linglung adalah penyakit, atau 
>katakanlah sebagai salah satu dari tabiat saya, yang suka bertanya dan mendebat tiap 
>pemikiran yang bisa saya pikirkan, dengan kemampuan saya sebagai orang indonesia yang 
>tinggal dirantau, yang frustrasi tak bisa bikin apa-apa kecuali menulis, pendapat, ya 
>hanya pendapat, lebih tidak. inilah keluh kesah orang yang jauh, melihat pertumpahan 
>darah di tanah air nya, makin lama makin menuju suatu masa yang gelap, tanpa 
>penerangan. sepertinya orang tak mau lagi hidup dengan rasa aman, orang hanya sibuk 
>mencari selamat buat dirinya sendiri, karena mereka tak mendapat perlindungan dari 
>negara, yang ada dijalanan adalah anarki, rampok, dan geng anak sini dan anak sono.
>
> kita membuat garis batas antara yang menganut paham kiri dan kanan. kita dijebak 
>lagi dengan sistim yang pernah menjerat leher ratusan ribu orang di tanah air kita 
>dulu. dan sejarah musti lagi kita bicarakan, sejarah musti lagi ditulis, oleh 
>orang-orang yang mengetahuinya, yang masih hidup, atau dari catatan-catatan pribadi 
>yang pernah ada dijaman itu. ini adalah tugas para ahli sejarah indonesia, yang mau 
>bercerita, tentang peri laku bangsa kita, yang memang sudah turunan orang yang suka 
>berkelahi atau bangsa kita memang miskin sekali, sehingga bisa dibeli oleh mereka 
>yang ingin menggunakannya, sebagai alat menuju kekuasaan.
>
> kekuasaan. ini kata sakti. berarti mengontrol orang lain. sebagai orang yang nggak 
>pernah berkuasa, saya punya pengalaman hidup yang cukuplah, diantaranya minta ijin 
>tinggal di negri belanda, yang musti saya minta tiap 5 tahun. artinya mulai lagi isi 
>formulir, wawancara, foto baru lagi, dan semua adalah tanda-tanda bahwa ada yang 
>berkuasa fdiatas saya, yaitu sang pengontrol.
>
> tapi siapakah yang mengontrol sang pengontrol itu ? iya siapa ?
>
> bingung lagi, sudah jauh-jauh tinggal dinegri dingin, jadi buitenlander, yang di 
>jerman disumpahi dengan makinan ausländer raus ! iya, begitulah nasib kita, orang 
>kulit berwarna dimusuhi disini, karena kita (kata neo nazi dan pengikutnya) : 
>merampas hak mereka (hak untuk macarin orang sono, atau hak jadi tukang sampah), 
>pokoknya ngomong gampangnya kita harus pulang, sebelum dipaksa pulang (secara 
>psikologis).
>
> cara psikologis, dalam perang urat syaraf, selalu jadi pegangan para pemain, yang 
>saling lempar ide dengan pemaksaan, seperti membakar buku. buku adalah jendela (kata 
>mbak erna), dan jendela itu adalah ilmu, ilmu itu buat kemajuan bangsa, kan begitu ?
>
> ada apa dengan otak orang kita, apa betul buku itu berbahaya ? sekarang buku kiri, 
>besok buku kanan, lusa buku siapa saja, akhirnya kita mau dibodohi terus dan diajak 
>hidup dalam ketakutan ...
>
> kemudian, muncul satria berkuda, dan kita akan menjerit kesenangan ? itukah harga 
>reformasi yang diperjuangkan dengan darah dan air mata ?
>
> saya ingat semangat anak muda '98, umur berapa mereka waktu itu ? dan ... tumbanglah 
>sirajatega !  tapi, apa yang terjadi sekarang ? hampir 3 tahun yang lalu, mereka 
>ingin perubahan, berubah, dan mau beubah lagi, sampai kapan ?
>
> bangsa kita bukan bangsa yang bodoh, buktinya banyak yang punya gelar sarjana, 
>doktor dan professor, apalagi yang tamat sekolah menengah, banyak sekali, itu artinya 
>kita bukan bangsa yang tak sekolah, kita bisa baca semua (mungkin), tapi mengerti apa 
>yang dibacanya, ragu juga. jawapnya hanya satu, orang indonesia sendiri yang musti 
>berusaha keras untuk keluar dari gelanggang kekacauwan, dan ini musti ada kemauan 
>bersama, tanpa motivasi untuk berhenti dalam perang saudara ini, kita hanya melihat 
>fatamorgana, dalam mimpi dibuai janji-janji politisi, padahal perut rakyat makin 
>kosong, hanya berisi angin ...
>
> yang membawa kabar lewat kentut, bahwa perut itu belum diisi nasi, hanya air dari 
>kendi, dingin.
>
> salam, heri latief
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> ---------------------------------------------------------------------
> [oe] i tuoi dati sono in pericolo...
> http://groups.yahoo.com/group/soasiu
>
> Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/



---------------------------------------------------------------------
[oe] i tuoi dati sono in pericolo...
http://groups.yahoo.com/group/soasiu 

Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/ 


Kirim email ke