MOTIVASIKAH YANG SALAH ? Seperti kita ketahui pada saat ini banyak lulusan perguruan tinggi yang menganggur atau tidak bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan selepas perguruan tinggi. Ini adalah dilema bagi negara-negara yang sedang berkembang dan apalagi bagi negara-negara yang miskin seperti Indonesia ini ?
Apakah memang lapangan kerja di negara Indonesia terutama di Ranah Minang ini tidak ada ? Saya teringat dengan ungkapan bapak Prof. DR. Dachnel Kamars, MA (Dosen Pascasarjana Univ. Negeri Padang). Sewaktu memberikan ceramah mengenai Manajemen SDM. Beliau mengungkapkan bahwa : Lapangan kerja sebetulnya sudah ada dan bukannya tidak ada !, saya diwaktu kuliah di Amerika Serikat, se apartemen dengan beberapa orang mahasiswa dari berbagai negara mancanegara, saya pernah mewawancarai beberapa mahasiswa dari Canada dan Amerika Serikat !. Saya tanyakan kepada mereka, mengapa anda kuliah dijurusan pertanian ?, mereka jawab karena orang tua saya adalah seorang petani ! Loh, jadi saudara kuliah disini untuk jadi petani ?, ya !. jawabnya. Saya akan mewarisi lapangan kerja ayah saya dan saya akan robah sistim yang dipakai oleh ayah saya itu dengan sistim pertanian yang saya pelajari di Universitas ini ! Demikian seterusnya wawancara kepada mahasiswa dari negara maju lainnya, seperti mahasiswa dari Canada yang kuliah di jurusan perternakan juga mengatakan demikian juga, mereka ingin melanjutkan dan mewarisi pekerjaan orang tua mereka. Nah !, sekarang di negeri kita !. Apakah orang tua kita tidak bekerja ? Tidak kan ?, orang tua kita masing-masing memupunyai lapangan kerja, sehingga mereka sanggup memebesarkan kita, mendidik, melanjutkan kuliah kita keperguruan tinggi dan lain-lain ! Apakah ini dikarenakan oleh hasil kerja orang tua kita ? iya kan ?. Jadi kalau kita seperinsip dengan mahasiswa asing yang diwawancarai oleh bapak Prof. DR. Dachnel Kamars, MA. diatas, maka tentu mahasiswa kita yang telah selesai kuliah tidak akan menganggur !. Dunsanak mahasiswa !, Bagaimanakah dunsanak mahasiswa yang menganggur sekarang ini dimotivasi oleh orang tua sanak ?. Pada umumnya orang memotivasi anak mereka begini "Nak ! kamu harus sekolah supaya jangan bekerja seperti bapak !, Bapak ini seorang petani ! jadi kamu jangan jadi petani walaupun sawah ladang kita cukup luas !, saya mau kamu harus jadi pegawai !. Di sekolah guru memotivasi gurunya juga begitu !. Anak-anak ! Kamu harus rajin belajar supaya kamu berhasil cepat tamat dan cepat mencari atau mendapatkan kerja jadi pegawai negeri ! Apa yang tertanam di benak anak didik sampai setelah menjadi mahasiswa ?. Saya harus cepat tamat walaupun bagaimana caranya, kalau ujian mencontek, mencenek, buat jimat, kalau ada tugas diupahkan, yang penting cepat dapat ijazah dan langsung melamar jadi pegawai negeri !. Ilmu dan kepandaian itu dipikirkan kemudian, nanti setelah bekerja ! Di zaman tahun 70-an sampai 80-an mahasiswa yang tamat begini diterima jadi pegawai negeri, karena dimasa itu memang negara membutuhkan pegawai negeri lulusan perguruan tinggi tanpa seleksi, kalaupun ada seleksi, itu hanya seleksi administrasi. Nah, bagaimana pada saat sekarang ? Mereka para lulusan sarjana yang dimotivasi seperti diatas dan kuliah juga seperti diatas !. Apa yang bisa mereka buat setelah tamat ? Sementara lowongan kerja untuk jadi pegawai negeri tidak ada ?, atau tidak diterima dikarena yang diterima sedikit ?. Pastilah mereka menganggur ! Dunsanak !, mari kita renungkan kembali bagai mana kita memotivasi anak kita dari dini ! bawalah mereka kerja atau sosialisasikan pekerjaan dunsanak kepada anak kita, apabila kita seorang pedagang, mungkin pedagang kaki lima, atau mempunyai petak toko yang kecil, sosialisasikanlah kepada mereka bahwa kamu juga harus bisa berdagang seperti saya ini, maka kamu harus menguasi ilmu dagang, kamu harus pergi sekolah ke jurusan dagang, setelah tamat kamu dapat memperbaiki cara dagang bapak ini !. Atau seandainya anda sekarang seorang peternak ayam ras, juga sosialisaikanlah kepada anak kita supaya mereka dapat melanjutkan usaha kita ini kepada anak, maka anak disekolah kejurusan atau universitas peternakan ! Dan jika anda adalah seorang pengusaha makanan seperti kerupuk sanjai atau karak kaliang, motivasilah anak kita bagaimana usaha kita ini dapat dilanjutkan, dan sekolahkan mereka ke sekolah jurusan tata boga dll, sehingga karupuak sanjai dan karak kaliang ini, mutu, kualitas dan packingnya dapat ditingkatkan menjadi komoditi ekspor ! Tentu memotivasi ini ditanamkan kepada anak dimulai dari saat dini atau disaat dia masih kecil !. Dari ceramah bapak Prof. DR. Dachnel Kamars, MA diatas saya juga mendapat gambaran yang sama dari kawan saya orang Cina sekelas di waktu sekolah dengan saya. Kawan saya yang orang Cina ini sepulang sekolah membantu kerjaan orang tuanya tidak ngeluyur seperti anak orang kita. Orang Cina yang ada di Sumatera Barat tidak ada yang nganggur !. Setelah tamat sekolah dan kuliah, mereka terjun berkarya seperti karya orang tuanya. Orang tuanya tukang gigi, si anak kuliah ke kedokteran gigi, setelah tamat kuliah, buka klinik gigi sekali gus membuat gigi palsu ilmu turunan bapaknya !, mereka tidak cari kerja tapi membuat kerja !. Dunsanak orang tua, guru dan dosen ! Berikanlah motivasi seperti ini kepada anak, siswa, dan mahasiswa ! Katakan bahwa anda sekolah dan kuliah disini adalah bukan untuk mencari kerja tetapi untuk membuat lapangan kerja !. ------------------------- Banyak maaf. Wassalam, Z. Rky. Mulie http://www.geocities.com/siswaonline ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting ------------------------------------------------------------ Tata Tertib Palanta RantauNet: http://rantaunet.org/palanta-tatatertib ____________________________________________________