Assalamualaikum Wr. Wb.,

Alhamdulillah ...., jadi dari urang awak turun kasumando ruponyo.
Wassalam, syb.


Edisi Sabtu, 09 Jul 2005    
Din Syamsuddin di Pucuk Muhammadiyah
Oleh St Zaili Asril 
Oleh admin padek 1 
Sabtu, 09-Juli-2005, 17:07:06 2 klik   
 
 
SEBUAH antiklimaks: Prof. DR. H. Din Syamsuddin MA, sumando Rang Minang,
meraih suara terbanyak dalam pemilihan 13 formatur Muktamar Muhammadiyah
di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (7/7), dan formatur
bersepakat menetapkannya menjadi Ketua Umum Pucuk Pimpinan (PP)
Muhammadiyah 2005-2010, dan susunan pengurus lengkap baru akan
ditetapkan dalam rapat anggota PP Muhammadiyah di Yogyakarta, 17 Juli
2005 nanti.  
 
 


Lalu, bagaimana kita menyambut dan memandang serta mengharapkan
kepemimpinan lulusan Universitas California Los Angeles (UCLA) Amerika
Serikat (AS) itu dalam mengantarkan organisasi sosial-keagamaan yang
didirikan KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 1912 itu menjelang/memasuki
satu abad usianya pada 2012 nanti? 

Kita mengenal seorang Din Syamsuddin sebagai intelektual muda (48 tahun)
yang sudah naik pentas Muhammadiyah sejak terpilih jadi Ketua Pemuda
Mumammadiyah di Palembang (1988). Terakhir, pemimpin kelahiran Sumbawa
Besar 31 Agustus 1958 itu adalah Wakil Ketua PP Muhammadiyah dan saat
ini masih menjabat Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat
serta dosen pasca sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. 

Sebelumnya ia pernah jadi anggota pengurus DPP Golkar dan jadi salah
seorang direktur jenderal di Departemen Tenaga Kerja. Din pernah turun
ke daerah-daerah ikut memperjuangkan Prof. DR. HM Amien Rais MA menjadi
presiden. 

MEMIMPIN Muhammadiyah lima tahun ke depan dan menjelang satu abad usia
satu abad, diperhitungkan "akan menghadapi tantangan berat". Akankah
Muhammadiyah mampu meneruskan misinya sebagai pembaharu dan mengemban
misi modernisasi. Saat mencetuskan ide-ide pembaharuan pemikiran Islam
awal tahun 1970-an, Prof. DR. Nurcholish Madjid MA menilai pembaharuan
di Muhammadiyah berhenti, justeru pembaharuabn terjadi di organisasi
kemasyarakatan Nahdlatul Ulama (NU) - selama ini NU dikatakan organisasi
tradisional! NU semula berada di belakang Muhammadiyah, menampilkan diri
layaknya Muhammadiyah. Tantangannya, apakah Muhammadiyah memang berhenti
menjadi organisasi pembaharu!? 

Muhammadiyah memiliki tiga tugas pokok: sebagai organisasi dakwah;
sebagai organisasi pendidikan; dan sebagai organisasi sosial. Ketua Umum
Din Syamsuddin memikul tugas berat melakukan pembenahan agar mampu
menjalankan tugas-tugas pokok pada ketiga wilayah tugas utamanya itu.
Tantangannya, bagaimana Din dan PP Muhammadiyah memandang
situasi-kondisi persyarikatan Muhammadiyah sebagai organisasi
dakwah/pendidikan/sosial dan apa yangt akan mereka lakukan dalam lima
tahun ke depan - termasuk kiprah organisasi di bidang ekonomi dan
perdagangan di era global dan perdagangan bebas! Tantangannya, apakah
Muhammadiyah perlu melakukan revitalisasi! 

Khusus sebagai organisasi sosial keagamaan, Muhammadiyah menghadapi
tantangan bagaimana mengambil posisi terhadap partai politik - termasuk
Partai Amanat Nasional (PAN) yang umumnya adalah para kader yang semula
jadi pengurus/aktivis persyarikatan. Menarik apa yang dikemukakan Din:
keep close, not keep distance. Bukan "menjaga jarak yang sama", tapi,
"menjaga kedekatan yang sama" dengan partai-partai politik - termasuk
PAN. Din juga menyebut istilah "dakwah politik" dan "dakwah kebangsaan"
- mungkin dapat dianalogikan dengan "dakwah kultural" yang sudah lama
dilansir NU (1980-an). Tantangannya, mampukah Din dan PP Muhammadiyah
mengendalikan syahwat politik kader-kadernya? 

Dalam konteks ini, Muhammadiyah dapat dikatakan menanggung berbagai
konsekuensi saat sejumlah kadernya bedol desa menjadi pengurus PAN,
sampai tidak ada kader untuk mengurus Muhammadiyah. Ketika jadi
politisi, kebanyakan mereka mabuk kekuasaan dan melakukan sejumlah
kebodohan yang merugikan almamaternya. Toh Muhammadyah tetap menerima
kader-kadernya pulang kandang. Mantan Ketua PP Muhammadiyah Prof. DR. H.
Ahmad Syafii Maarif MA berusaha keras untuk bersikap keras/tegas
menghadapi mereka itu. Tantanannya, mampukah Din dan PP Muhammadiyah
bertegas-tegas terhadap kader-kader mereka yang terjun ke politik
praktis!? 

Paling tidak menurut pandangan Munir Mulkan dan Dawam Raharjo,
Muhammadiyah menghadapi tantangan kehadirannya di lapisan akar rumput.
Misalnya, Muhammadiyah tidak diterima lebih dikarenakan "sikap canggung"
terhadap berbagai tradisi, sebagai konsekuensi dari gerakan memberantas
TBC (tahayul, bid'ah, dan churafat). Kandidat Presiden Amien Rais tidak
mendapat dukungan dari masyarakat yang dikategorikan sebagai masih
berpenyakit TBC (Sebut saja isu: kalau Amien jadi presiden, ia akan
melarang "selamatan" dan "tahlilan". Prof. DR. H. Azyumardy Azra MA
merisaukan Muhammadiyah yang mengabaikan tasauf dan kesyahduan
beribadah. 

MUNGKIN itu sebabnya, Muktamar Muhammadiyah memilih 13 anggota PP
Muhammadiyah yang menggabungkan kader muda dan kader berpengalaman,
tapi, memberikan suara terbanyak yang begitu signifikan pada kader yang
relative masih muda dan memiliki latar belakang pendidikan Barat?
Mungkinkah kita mengharapkan Muhammadiyah - paling tidak dalam lima
tahun ini - membangun paradigma baru dalam tubuh Muhammadiyah dan
kemudian dalam kiprah sebagai potensi bangsa yang dapat menentukan arah
bangsa Indonesia ke depan - Prof. Ahmad Syafii Maarif aktif dalam
gerakan membangun moral bangsa dan memberantas korupsi-kolusi-nepotisme
(KKN)!?(H. Sutan Zaili Asril)Satu hal yang kita selalu lupa adalah
bahwasanya pendidikan dasar menengah adalah sebuah fase pembentukan
mentalitas dan intelektualias bangsa. Apa dan siapa yang salah? Kurang
cerdas rasanya untuk menghabiskan energi dan waktu kita untuk
mendiskusikan apa dan siapa yang salah, bukan itu substansinya. 

Ironisnya, kepala dinas pendidikan Kota Padang sebagai instansi langsung
yang harus bertanggung jawab terhadap maju mundurnya kualitas pendidikan
dengan gamblang mengatakan banyak hal yang menyebabkan anjloknya
prestasi siswa kota padang tahun ini, antara lain kurangnya kepedulian
masyarakat dalam menunjang aktivitas pendidikan. Masyarakat selalu
menjadi objek untuk disalahkan, tidak pernah punya itikad untuk berfikir
sebagai seorang top management di Dinas Pendidikan sudah gagal total
dalam mengemban amanah publik. 

DPRD kota Padang memberikan respon dengan sangat cepat terhadap
persoalan ini, akan segera memanggil "penguasa" dinas pendidikan kota
untuk meminta pertanggungjawaban terhadap hasil yang sangat memalukan
ini. Kalau perlu direkomendasikan untuk mengganti dengan segera kepala
dinas pendidikan. Bagaimanapun ini adalah situasi yang sangat emergency.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kota Padang kita tidak punya
jalan lain. Ganti kepala dinas dengan orang yang memang punya kompetensi
untuk itu dan reformasi total dinas pendidikan kota padang. 

Reformasi total haruslah mencakup semua komponen dalam lingkup dinas
pendidikan seperti bagian-bagian atau subdin yang terlibat langsung
dengan peningkatan kualitas pendidikan. DPRD kota Padang juga harus
segera menaikkan anggaran pendidikan kota, kalau bisa pangkas pos-pos
yang hanya sebuah pemborosan, untuk meningkatkan kualitas proses
pendidikan. 

Kapan lagi kita akan melakukan reformasi total pendidikan kota Padang?
Masihkah kita akan membungkus kegagalan pendidikan dengan show of force
atau lip sercice yang hanya akan memperbanyak dosa terhadap publik. 

Keberhasilan-keberhasilan yang diperoleh kota Padang tidak akan pernah
berarti apa-apa kalau kualitas pendidikan yang merupakan muara dari
seluruh persoalan bangsa masih memprihatinkan. Harapan terbesar tentunya
ditujukan kepada walikota Padang untuk mengembalikan citra kota Padang
sebagai sebuah "Kota Pendidikan". 

Keberhasilan sebuah masyarakat hanya bisa diukur dengan tingginya
tingkat mentalitas dan intelektual masyarakatnya. Tanpa itu hanya omong
kosong.* 

*Penulis adalah Presiden Gerakan Anak Sekolah Indonesia, Jepang. Dosen
Teknik Industri Universitas Andalas 
 


_____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
http://rantaunet.org/palanta-setting
------------------------------------------------------------
Tata Tertib Palanta RantauNet:
http://rantaunet.org/palanta-tatatertib
____________________________________________________

Kirim email ke