Da Sutan, tolong saja dikirimkan postingan saya ini ke
Rantaunet. Moga-moga ada manfaatnya, karena saya masih
ingat dengan beberapa anggotanya yang mungkin
membutuhkannya.Sebab saya sudah sejak tgl 20 (kalau
tidak salah), telah unsubscribe dari sana.

Kalau saya masih terdaftar disana, tangan saya
terlalu lincah dan mata saya terlalu jeli, pikiran
saya terlalu kencang untuk beradu argument, yang pada
akhirnya bisa menyakiti hati insan-insan(padahal saya
juga sakit juga lho kalau dibawa kehati), tapi dasar
saya ini orangnya, ngak pendendam, pemaaf, dan suka
melupakan kejahatan yang dibuat orang lain kesaya,
mengingat kebaikannya saja, serta benar-benar santai,
jadi repot, bikin orang tambah geram dan geregetan
sama saya, saya khawatir akan menyusahkan sebahagian
pihak disana, saya ngak mau menyusahkan orang lain
lagilah. Kasihan beliau-beliau itu.

Makasih da Sutan yah. 

Wassalamu'alaikum. Rahima .

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Assalamu'alaikumwarahmatullahiwabarakaatuhu.

Ketika kaum Munafik mengatakan (disaat mereka
mendapatkan musibah) akan kebaikan mereka mengatakan :
" Ini adalah dari sisi Allah", dan tatkala mereka
ditimpa suatu musibah kejelekan mereka mengatakan : "
Ini (datangnya) dari sisi kamu(wahai Muhammad). Allah
langsung menjawab : " Katakanlah , semuanya dari sisi
Allah Subhanahu Wata'ala, maka mengapa orang-orang
Munafik itu tidak memahami pembicaraan sedikitpun?"
" Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah,
maka apa saja bencana yang menimpa kamu adalah
dari(kesalahan) kamu sendiriĀ…."(Q.S Annisa 78-79)

Betapa banyak penafsiran-penafsiran manusia seputar
musibah-musibah yang melanda Indonesia beberapa tahun
belakangan ini. Bagi sebahagian orang mengatakan, ini
adalah ujian, sebahagian lain mengatakan itu adalah
azab Allah.

Pada hakikatnya kedua-duanya adalah sama benarnya.
Benar, itu adalah ujian(bala) dari Allah Ta'ala,
karena Allah sendiri berfirman : " Tiap-tiap yang
berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji
kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan
(yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada kamilah kamu
dikembalikan".(Q.S Al Anbiya 35). JUga benar kalau itu
merupakan azab dari Allah Ta'ala, sesuai dengan ayat
"apa-apa saja yang menimpa kamu dari kejelekan maka
itu berasal dari diri kamu sendiri". Juga firmanNya. "
Dan takutlah kamu akan suatu siksaan, yang tidak
hanya saja menimpa orang-orang yang dzalim diantara
kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras
siksaNya"(Q.S Al Anfal 25)

Jadi ujian, atau bala itu ada berupa kebaikan ada juga
berupa kejelekan.

Dan bukankah sudah dari awal penciptaan manusia Allah
berfirman :" Sesungguhnya kami telah menciptakan
manusia dari setetes air mani yang bercampur, yang
kami hendak mengujinya(dengan perintah dan larangan),
karena itu kami jadikan manusia itu mendengar dan
melihat".

Jadi, pada hakikatnya hidup didunia ini merupakan
ujian-ujian, bagaimana seseorang terlepas dan berhasil
dari ujian-ujian tersebut. Ujian seseorang bukan hanya
berupa musibah kecelakaan dan kemelaratan, tetapi juga
kekayaan, kemewahan duniawi, merupakan ujian juga.
Manusia yang berhasil dalam hidupnya adalah manusia
yang mampu menghadapi ujian tersebut dengan baik.

Musibah yang terjadi di Indonesia, khususnya Jogja,
seharusnya menjadi perhatian besar, perenungan dan
i'tibar bagi yang masih hidup.

Dari sisi letak geografis tanah Indonesia, memang
diakui sangat rentan akan bencana alam, gempa, banjir.
Kenapa begitu, banyak pegunugan yang aktif maupun non
aktif, hutan-hutan banyak ditebangi, ini penyebab
erosi besar-besaran terhadap tanah yang rentan akan
banjir, begitupun sampah-sampah dibuang sembarangan,
penyebab polusi udara, sarang penyakit, dan
sebagainya.

Kalau kita melihat gempa, tiada satu makhlukpun dapat
mencegah, kalau sang lahar akan keluar
mengepul-ngepul, kalau angin puting beliung, gempa
dahsyat menghantam. Tak ada seorang manusiapun dapat
menghalanginya, bila Allah sudah katakan " Jadi..maka
jadilah ia"" Hancur..maka hancurlah ia".

Namun saja letak geografis yang rentan bencana alam
ini, kalau kita yakini dengan penuh keimanan kepada
Allah Ta'ala, akan firmanNya : " Jikalau sekiranya
penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa, pastilah
kami akan menimpakan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami,
maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya". (Q.S
Al A'raf 96)

Kita yakin, percaya, beriman dan bertaqwa, niscaya
Allah akan menjaga hambaNya dari bencana. Betapa
banyaknya disana anak-anak bayi, balita masih belum
baligh, para orang tua, jompo, manusia tidak berdaya,
tidak mungkin Allah menyiksa yang tidak berdosa. Kasih
dan Cinta Allah sangat tinggi, tiada yang melebihi
cintaNya.

Kenapa harus begitu, karena kita yakin Rahmat Allah
lebih besar dan lebih luas, serta lebih tinggi dari
siksaNya. Namun siksa Allah amat pedih bagi mereka
yang ingkar.


Andaikan saja, yang hidup, tidak mengambil i'tibar
dari segala kejadian yang ada, apalagi kejadian itu
ada didepan mata kita, didekat kita disaudara kita
dikampung halaman kita, MasyaAllah, Lahaula
walaaquwwata illaabillahilaliyyil adziim kemanakah
mata diletak, hati disimpan, telinga ditebarkan. 

Semoga kita tidak termasuk golongan yang memiliki
mata, namun tidak melihat(buta), memiliki hati namun
tak bisa memahami, memiliki telinga, namun pekak,
sebagaimana firman Allah Ta'ala :" Dan sesuangguhnya
kami jadikan (isi neraka jahannam), kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka memiliki hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah, mereka
mempunyai mata, namun tidak dipergunakannya untuk
melihat(tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah),
mereka memiliki telinga, namun tidak dipergunakannya
untuk mendengar ayat-ayat Allah, mereka itu seperti
binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi, mereka
itulah orang-orang yang lalai"(Q.S Al A'raf 179).

Kita lihat zaman sekarang, jangankan mendengarkan,
melihat, memahami ayat-ayat Allah, yang berawalan "
me", berarti disana ada upaya dari diri sendiri, ada
yang membacakan kepadanya dengan arti kata dibacakan,
didengarkan, diberi pemahaman kedapadanya. Dengan
berawalah "di", berarti usaha orang lain untuk memberi
pemahaman, melihatkan dan mendengarkan kepadanya akan
ayat-ayat Allah, diacuhkannya, dicuekinya, bahkan tak
jarang diejek, diangap remeh, dan dilarangnya manusia
untuk menampilkan ayat-ayat Allah, dengan beribu
alasan yang dikemukakan. Tak jarang celaan, makian dan
lain sebagainya akan terlontar dari mulut orang
semacam ini, hanya karena dibacakan, didengarkan
difahami tadi. 

Kalau sudah begini apa yang akan terjadi? Jangan
salahkan Allah, jangan kita katakan, akh..tidak ini
bencana alam biasa saja koq, apakah Allah melakukan
sesuatu main-main, tanpa hikmah dibelakangnya? jangan
salahkan para ulamanya, jangan salahkan siapa-siapa.
Salahkan diri sendiri. Cobalah kita bersama merenung
dalam hal ini. Seperti kata seorang pujangga syai'r,
yang dilantunkan oleh seorang penyanyi : " Salah
siapa..ini salah siapa,..dosa siapa..ini dosa
siapa..?.

Lantas apa yang harus diperbuat manusia yang hidup
untuk saat ini? Buat dirinya hendaklah ia menjadikan
ini semua i'tibar, bahan renungan, jangan sekali-kali
kita ingkar pada Allah dan ayat-ayatNya, ayat-ayat
Allah cukup banyak, mencakup hubungan pada Allah dan
hubungan sesama manusia, berupa amanah, janji,
silaturrahmi, kasih sayang, perhatian yang tulus.

Sementara buat tertimpa musibah, kita mendo'akannya
dan membantunya berupa bantuan moril, maupun
spiritual, memberikan ia semangat hidup, bantu
materialnya, mereka sangat membutuhkan saat-saat
seperti ini. Lupakanlah, apakah itu atas dosa
/kesalahan mereka, perbuatan mereka. Yang berlalu itu,
biarkanlah ia berlal, yang penting masa yang akan
dating, kita merubah kearah yang lebih baik lagi,
jadikan semua itu pelajaran.

Kita juga manusia tidak terlepas dari kesalahan dan
dosa, kita sendiri banyak kekurangan. Bukan berarti
yang tidak tertimpa musibah adalah orang-orang yang
bersih dan suci, terlepas dari noda dan dosa. Manusia
itu dihadapan Allah bagaikan debu diatas pasir,
bagaikan setitik air dilautan lepas, belum berarti
apa-apa, jangan terbiasa menghitung lumbung padi orang
lain, tetapi biasakanlah menghitung lumbung padi diri
sendiri. 

Tak perlu menghitung kesalahan dan dosa orang lain,
yang penting dihitung salah dan dosa sendiri, tak
perlu menghitung urusan pribadi orang lain, hitung
saja urusan pribadi diri sendiri, mungkin itu jauh
lebih baik bagi diri kita sendiri dan sekitar kita.
Cukuplah banyak memperhatikan urusan orang lain, untuk
sekedar memberikannya kebaikan dan pemahaman yang
bermanfaat buat dirinya. 

Karena Rasulullah berpesan : " Sebaik-baik manusia
adalah yang banyak menfaatnya buat manusia lainnya.
Dan sebaik-baik manusia adalah mereka yang
meninggalkan apa yang tidak ada urusan dia
didalamnya". 

Allahu Ta'ala A'lam. Perbanyak maaf.

Wassalamu'alaikum. Cairo 1 Juni 2006. Rahima. 


 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=========================================================

Kirim email ke