Tolong dibaca aturan di footer dibawah
--------------------------------------

http://www.mediaind o.co.id/

Jum'at, 03 November 2006
EDITORIAL
Buatan China Telan Indonesia

INDONESIA mulai kewalahan. Kewalahan, tak mampu lagi membendung produk
buatan China. Rentangnya pun semakin lebar, dari jepitan rambut, boneka,
pakaian, televisi, motor, sampai mobil.

Barang berlabel *made in* China itu tidak hanya ditemukan di mal.

Di Pasar Tanah Abang, Jakarta, misalnya, sekitar 90% barang-barang tekstil
dan sandang-jadi berasal dari China. Pedagang asongan pun mulai menjajakan
barang-barang buatan China.

Mestinya, banjir produk itu membuat China tersenyum karena bandul neraca
perdagangan akan condong ke 'Negeri Tirai Bambu' itu. Faktanya, Indonesia
yang tersenyum karena berdasarkan data Departemen Perdagangan, Indonesia
meraih surplus perdagangan sebesar US$800 juta selama Januari-Juni 2006.
Dugaan penyelundupan besar-besaran barang asal China tidak bisa dielakkan
lagi.

Memang, banjir produk murah dari China luar biasa. Negara maju seperti Eropa
dan Amerika Serikat juga dibuat pusing. Bedanya, negara maju mempunyai
kekuatan posisi tawar bahkan senjata pemaksa. Amerika Serikat, misalnya,
pada Maret lalu mengeluarkan sistem kuota untuk produk tekstil China. Negara
adidaya itu malah tidak malu-malu menekan China menaikkan nilai tukar yuan
dengan tujuan membuat produk dari China menjadi lebih mahal.

Indonesia tidak mempunyai senjata pamungkas untuk membendung produk asal
China. Posisi tawar lemah. Hanya satu cara yang bisa dilakukan pemerintah,
yakni memberantas penyelundupan. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di
Jakarta, kemarin, mengatakan pemerintah akan berusaha mengantisipasi
pengaruh tingginya volume impor produk dari China ke pasar domestik dengan
menindak produk impor ilegal.

Penyelundupan ke dan dari Indonesia memang sudah menjadi legenda. Proses itu
berlangsung malah jauh sebelum negara ini ada. Jadi, jangan pura-pura kaget
jika produk murah dari China dapat melenggang begitu saja memasuki pasar
Indonesia.

Penyelundupan itu dilakukan dengan berbagai cara mulai dengan manipulasi
administrasi maupun melalui pelabuhan-pelabuhan kecil di sepanjang Sumatra.
Penyelundupan ini sebenarnya sudah diketahui aparat. Namun, mereka tidak
pernah tegas menindak. Harus dikatakan, aparat bea dan cukai sebagai palang
pintu sudah tidak bisa diandalkan.

Panjangnya pantai yang harus diawasi sering dijadikan kambing hitam
penyelundupan. Anehnya, Malaysia dan Jepang juga mempunyai wilayah pantai
luas, tetapi hanya sedikit produk-produk selundupan dan barang-barang palsu
dari China yang bisa masuk.

Sudah waktunya bagi pemerintah untuk memberi perhatian kepada pengamanan
wilayah pantai yang selama ini diduga tempat masuknya barang selundupan. Tak
kalah penting, mengawasi lebih keras pelabuhan besar maupun kecil, yang
menjadi pintu masuk penyelundupan dengan melenggang kangkung. Pada saat
bersamaan pemerintah pun harus melakukan reformasi birokrasi, khususnya
aparat kepabeanan. Selama aparat Bea dan Cukai masih bermental korup,
sepanjang itu pula pemberantasan penyelundupan hanya pepesan kosong.

Pemerintah pun perlu menggelorakan kecintaan rakyat atas produk dalam
negeri. Perlu dikampanyekan secara nasional bahwa barang selundupan itu
sebagai musuh bersama.

Lebih penting lagi, para pengusaha dalam negeri harus mulai memikirkan
strategi untuk berkompetisi sehingga barang yang sama dari luar negeri dapat
dikalahkan produk buatan sendiri, di negeri sendiri. Sebab, bagi konsumen,
harga murah dengan mutu terjamin selalu menjadi pilihan.

[Non-text portions of this message have been removed]


_. 
__,_._,___

--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi 
keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email, DITOLAK atau DIMODERASI oleh system, jika:
1. Email ukuran besar dari >100KB.
2. Email dengan attachment.
3. Email dikirim untuk banyak penerima.
================================================

Kirim email ke