Peace....
KT
-----Original Message-----
From: Mohammad Rosadi <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Thursday, April 29, 1999 11:17 AM
Subject: Re: Bukalah matamu wahai BUKAN pendukung Mega (Toleransi Ummat
Islam !)


>Erwin wrote:
>
>============================diapussssssssss===========================
>
>Dan jujur saja, konsep negara Islam (walaupun mau digembar-gemborkan
>menghormati perbedaan), tentu saja mencemaskan orang-orang di luar
>Islam/minoritas.
>
>===============================diapussssssssssss======================
>
>Menghormati dan bersikap baik thd non-muslim merupakan salah satu
>perintah Allah swt (ajaran Islam) yang HARUS ditaati oleh setiap
>muslim yang benar-benar beriman..., jadi TIDAK PERLU lagi digembar-
>gemborkan. Kecemasan yang anda sebutkan tsb sangat tidak beralasan dan
>tidak lebih merupakan warisan dari pemerintah ORBA dulu ,yang
>semestinya sudah harus dihilangkan.
>
>Kalo anda mau belajar ttg sejarah panjang ummat Islam (mulai zaman
>Rasulullah saw dan sahabatnya hingga massa kini), maka Insya Allah
>anda akan menemukan banyak FAKTA sejarah yg tidak terbantahkan ttg
>penghormatan dan penghargaan kaum muslimin yg sedemikian besarnya thd
>hak-hak non-muslim.., suatu penghormatan HAM yg mungkin belum ada
>bandingnya sampai saat ini.
>
>
>Berikut saya postingkan suatu tulisan menarik di majalah Sabili ttg
>bukti sejarah toleransi kaum muslimin yg begitu tinggi thd umat
>non-muslim. Semoga dapat membuka mata dan pikiran kita dalam memahami
>Islam sebagai rahmatan lil alaminn (rahmat bagi seluruh alam semesta).
>
>======================================================================
>
>SABILI: Non Muslim di Tengah Masyarakat lslam
>
>
>Sejarah kekuasaan Islam, telah membuktikan kedamaian dan ketenteraman
>hakiki. Mayoritas Islam yang menguasai pentas kekuasaan, justeru
>memberi kedamaian dalam masyarakat plural dan heterogen.
>
>Dalam masyarakat lslami, tidak pernah ada vonis negatif bagi semua
>unsur masyarakat lain yang memeluk agama non Islam.  Hubungan sesama
>warga negara, sepenuhnya ditegakkan di atas asas toleransi, keadilan,
>kebajikan dan kasih sayang.
>
>lnformasi objektif tentang perlakuan minoritas non muslim oleh
>masyarakat Islam, dijelaskan oleh Will Durant, seorang orientalis,
>dalam bukunya History of Civilization.  "Di masa pemerintah Bani
>Umayah, kaum Nasrani, Zoroaster, Yahudi dan Shabi'i menikmati
>toleransi amat tinggi yang tidak dapat kita jumpai bandingannya di
>negara-negara Kristen.  Mereka benar-benar bebas menyelengarakan
>aktivitas keagamaan.  Kaum Kristen tetap menguasai gereja dan biara,
>dan tidak diwajibkan lebih daripada mengenakanpakaian dengan warna
>tertentu, serta membayar pajak setiap pribadi yang jumlahnya
>disesuaikan kadar penghasilannya.
>
>Pajak ini dikenakan atas orang-orang non muslim yang masih muda dan
>berfisik sehat.  Sedangkan kaum pendeta, wanita serta anak anak yang
>belu akil baligh, hamba sahaya, orang-orang lanjut usia, lemah, buta
>dan miskin, tidak ada kewajiban pajak.
>
>Sebagai gantinya, mereka yang telah menyetorkan pajak itu dibebaskan
>dari kewajiban militer.  Artinya, pemerintah Islam menjamin keamanan
>mereka, dari serangan musuh.  Kelompok non muslim yang tergolong dalam
>ahlu dzimmah (terikat dengan perjanjian dengan kaum muslimin), juga
>tidak dikenakan membayar zakat sebesar 2,5 % pertahun, sebagaimana
>kewajiban kaum muslimin.  Kesaksian mereka tidak diterima di depan
>pengadilan, namun mereka menikmati pemerintahan otonomi yang tunduk
>pada pemimpin-pemimpin, peradilan dan perundangan mereka sendiri."
>
>Dr. Kharbuti, yang banyak merujuk pada buku sejarah tulisan kaum
>orientalis rnenyebutkan, "Banyak tokoh besar yang lahir dari kalangan
>non muslim pada masa pemerintahan Abbasiyah.  Contohnya, Bakhtaisyu
>bin Gabriel.  Bakhtaisyu'adalah nama keluarga beragama Nasrani dari
>Syiria, yang menjadi dokter pribadi Khalifah Abu Ja'far A]-Mansur.
>Khalifah sangat percaya padanya.  "Siapa saja yang memerlukan sesuatu
>hendaknya menyampaikannya kepada Gabriel, sebab aku akan meluluskan
>apa saja yang diminta dariku." Gaji bulanannya, sebanyak 10.000
>dirham.  Sejumlah warga non muslim oleh Harun Al Rasyid diberi
>pensiunan 1000 dinar sebulannya, plus hadiah 20.000 dirham setiap
>tahun.
>
>Para penulis Islam tidak berat sebelah terhadap berbagai kelebihan
>yang memang dimiliki kaum non muslim.  Mereka memberi gelar Hunain bin
>lshak sebagai Kepala dokter di zamannya.  Bakhtaisyu bin Gabriel hidup
>di bawah kesayangan dan perhatian khalifah AI-Mutawakkil yang hampir
>menyamai sang Khalifah sendiri dalam pakaian, cara hidup.
>
>Ketika dokter khalifah yang bernama Salmawaih dalam kondisi
>sakit,-Khalifah AI-Mu'tashim mengutus putranya untuk menjenguknya.
>Dan ketika akhirnya ia meninggal dunia, khalifah memerintahkan agar
>jenazahnya dibawa ke istana kemudian diselenggarakan upacara
>peruibadatan kaum Nasrani, dengan lilin dan dupa.
>
>Yunanna bin Masawaih melayani beberapa khalifah Bani Abbas sejak Harun
>A]-Rasyid, sampai Mutawakkil.  Selama itu, ia tidak pernah absen makan
>bersama mereka.  Para khalifah pun tidak mulai makan kecuali setelah
>kehadiran Yunanna. Karenanya, hubungan Yunanna dengan Mutawakkil
>sangat akrab.  Tidak ada keseganan sedikitpun antara mereka.
>
>Banyak pula di kalangan ahiu dzimmah yang berhasil menjadi tokoh
>terkenal di bidang sastra dan seni.  Sejarawan Torton menulis,
>"Hubungan-hubungan antara orang-orang Arab dengan penduduk
>negeri-negeri yang telah mereka bebaskan, di bidang sastra dan seni,
>amat baik, beriandaskan sikap saling menyayangi.  Banyak orang non
>muslim yang bekerja di jawatan pemerintahan, baik sebagai insinyur
>atau karyawan biasa.
>
>Banyak pula non muslim yang menimba ilmu dari para tokoh dan fuqaha
>kaum muslimin.  Sebut saja Hunain bin lshak, tokoh Kristen yang
>belajar pada tokoh sastra muslim, Khalil bin Ahmad dan Sibawaeh.
>Hunain pun kemudian tumbuh menjadi tokoh ahli bahasa Arab.  Yahya bin
>Adi bin Humaid, tokoh penting ilmu manthiq beragama Kristen, juga
>berguru pada Farabi.  Tsabit bin Hurrah belajar pada Ali bin Walid
>hingga menjadi tokoh terkenal di bidang seni tulis dan sastra. Contoh
>tentang toleransi kaum Abasiyah terhadap ahlu dzimmah, diuraikan
>oleh sejarawan Torton. la menulis, "Ibrahim bin Hilal boleh dijadikan
>contoh bagakimana orang ahiu dzimmah dapat meraih jabatan tertinggi
>negara. la memegang tugas penting hingga memperoleh pujian para
>penyair. lzzud Daulah Bakhtiar bin Muizzud Daulah AI-Buwaihi, pernah
>menawarkan pada lbrahim jabatan Perdana Menteri jika saja ia mau
>memeluk agama Islam.  Tapi tawaran itu ditolak.  Antara
>lbrahim dan Sahib lsmail bin Abbad sering melakukan surat menyurat,
>serta tukar menukar hadiah, kendati mereka berbeda agama.
>
>Torton bahkan mengakui, toleransi yang diberikan para penguasa muslim
>luar biasa kepada ahlu dzimmah.  Banyak gereja dan biara baru yang
>dibangun di kota-kota Arab.  Tak ada kantor pemerintahan di manapun
>tidak pernah kosong dari pegawai Nasrani dan Yahudi.  Mereka bahkan,
>seringkaii mereka duduk di jabatan penting dalam struktur
>pemerintahan. Tingkat kesejahtaraan mereka, bisa dikatakan setara
>dengan para tokoh pemimpin muslim.
>
>Demikianiah gambaran singkat mengenai perlakuan non muslim oleh
>masyarakat Islam pada masa pemerintahan khilafah Islam.  Bila kita
>merenunginya, betapa toleransi umat Islam terhadap non muslim itu Dan
>ini membuktikan bahwa Islam sebagai rahmatan lil alamin adalah bukan
>isapan jempol.  Tapi bila kita tengok sekarang, khususnya perakuan non
>muslim pada umat Islam yang kebetulan mayoritas di suatu negara atau
>daerah, keadaannya bertolak belakang.  Di Bosnia, Kosova, Kashmir,
>bahkan di negeri kita sendiri di Ambon, keadaan kaum muslimin
>tertindas.  Darah kaum muslimin seperti hewan. Lronis.
>
>lchsan Solichuddin
>
>SABILI NO. 20 TH.  VI 21 APRIL 1999/ 5 MUHARRAM 1420
>www.sabili.co.id (artikel ini discan, bukan dari website)
>
>
>
>
>______________________________________________________
>Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com

Kirim email ke